Aku sampai di apartemenmu cukup sebentar. Jarak antar taman dengan apartemen memang dekat. Derap langkahku mengisi kesunyian di koridor lengang apartemen. Meski yakin dirimu tak ada di apartemen--karena ini masih jam kerja. Namun entah kenapa ada satu harapan kecil kamu berada di sini.
Karena memori itu bisa saja kembali padamu juga. Bukan hanya pada James.
Tebakanku benar.
"Peter!" panggilku begitu melihatmu berdiri terdiam di depan pintu. Jantungku berdetak sangat cepat.
Kalau dia ingat, apa kita masih bersama? Seperti dulu?
Kau menengok ke arahku. Raut wajah penuh sedih itu berubah menjadi takut. Dengan sekuat tenaga, kamu berlari menghindariku. Seolah aku ini virus yang patut dijauhi.
"Peter! Kau ingat semuanya 'kan?" tanyaku di antara jarak yang memisahkan kita.
Tubuhmu berbalik ke hadapanku, berjalan mundur. "Menjauh, Analise. Kalau tidak, semua berulang. Kutukan itu berulang."
"Apa maksudmu?"
"Erica bilang padaku. Sebelum dia memblok ingatan. Kutukan akan berulang kalau kau mendekat padaku. Menjauh, Analise. Aku tidak mau melihatmu menjadi boneka lagi. Aku tidak mau memberimu nama Angel lagi. Aku tidak mau kehilangan kamu, lagi."
"Tapi, Peter!"
"Aku hanya ingin kau tau, bahwa dimanapun kau berada nantinya. Kamu bahagia."
Lalu, aku tidak mengejarmu lagi. Aku hanya berdiri diam.
Dan kau hilang, dari hidupku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours
Teen FictionKau tahu ketika aku beranjak tidur yang terakhir kali kupikirkan siapa? Kamu. Kau tahu ketika aku bangun dari tidur yang pertama kali kuingat siapa? Kamu. Namun aku tahu kau sama sekali tidak mengingat atau memikirkanku. Mengapa? Karena aku hanya ba...