19
"Angel?"
Aku tersentak. Kututup album itu secepat mungkin dan menengok ke asal suaramu. Jantungku berdetak dengan ritme di atas normal. Perasaan bersalah menderaku begitu cepat. Aku berdiri dan menundukkan kepala, tak mau kau melihat wajahku yang memerah.
"Maaf, Peter. Aku ... aku penasaran," ungkapku pelan, kau sama sekali tidak merespon. Aku mengepalkan tangan sekuat mungkin. "Maaf."
Siapa perempuan itu? Kenapa dia ada di fotoku dan kamu? Tapi, kenapa wajahnya sangat familiar? Pertanyaan-pertanyaan lain terus menghujam kepalaku hingga rasanya sakit sekali. Aku memegang pelipis, kepalaku berputar.
"Angel, kamu oke?" tanyamu cemas.
Aku mengangguk. "Aku gak apa-apa."
"Sebaiknya kamu istirahat dulu, Ngel," ucapmu seraya menuntunku berjalan.
Seiring tiap langkah yang kulakukan, kepalaku semakin berat. Seolah ada beban di atas kepalaku.
"Peter," panggilku. Kau menoleh dan memandangku dengan pandangan bertanya. "Apa ... apa kita pernah bertemu dulu?"
Alismu tertaut, kau berhenti menuntunku. Tampak mengingat-ingat.
"Tidak, kurasa. Aku tidak pernah bertemu denganmu dulu," jawabmu dengan yakin.
Itu menjawab semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours
Teen FictionKau tahu ketika aku beranjak tidur yang terakhir kali kupikirkan siapa? Kamu. Kau tahu ketika aku bangun dari tidur yang pertama kali kuingat siapa? Kamu. Namun aku tahu kau sama sekali tidak mengingat atau memikirkanku. Mengapa? Karena aku hanya ba...