Chapter 7

3K 104 0
                                    

Dikamar yg megah seseorang gadis yg khawatir menunggu suaminya kembali.

Duduk ditepi ranjang bangun kembali mundar - mandir lalu duduk lagi.

"Bagaimana keadaan diluar?" Ia menanyakan dirinya sendiri bangun melihat jendela besar menatap penuh teliti apa yg terjadi diluar.

Cklek...
Terdengar orang membuka pintu. hati Marsha kini tenang karna suaminya baik - baik saja. Namun , sekarang hatinya menambah gelisah.

"E-endral k-kau m-mau ap-apa?" Tanya Marsha takut.

"Hanya ingin bermain main saja"jawab Endreal mendekati Marsha memanjangkan kukunya.

"Ja-jangan mendekat!" Tolak Marsha takut semakin lama Endreal semakin maju dan Marsha semakin mundur hingga terpojok.

"Kenapa?" Endreal memasang wajah polosnya yg keji.

"Ku-ku mohon"
"Sayang sekali...aku tidak bisa"
"Ke-kenapa?"
"KARNA KAU!!! KAU SUDAH MENGGANTIKANKU MENJADI RATU DISINI!!!! KINI KAU TANYA KENAPA!? KARNA KAU CINTAKU BERTEPUK SEBELAH TANGAN!!"
Bentak Endreal yg membuat Marsha makin takut.

Marsha kini menunduk takut menatap Endreal. Endreal menangkap wajah Marsha. Marsha mulai menangis.

"Jangan menangis... aku tak akan membunuhmu lagi pula kau tak akan MATI!!" Endreal menekan kalimat terakhir.

"Hanya saja aku ingin membuatmu celaka? Bagaimana tidak begitu keji bukan?" Tanya Endreal tersenyum sinis.Marsha memejamkan matanya. Endreal membelai pipi Marsha yg mulus menancapkan kukunya yg telah memanjang dipipi Marsha.

Crats...

Darah manis keluar dari pipi Marsha. Endreal melepaskan jari - jarinya dan bangun.

Tangan Endreal yg berlumuran darah. Mengecupnya" darahmu enak sekali!" Ujar Endreal.

Tanpa Endreal sadari Marsha membuka kelopak matanya sekarang mata Marsha berbeda dari biasanya.

Matanya memperlihatkan kemarahan dan kekesalan. Ia bangun dari duduknya berdiri tegak seperti bukan Marsha biasanya.

Rambutnya yg tadi berwarna hitam menjadi merah darah. Wajahnya terlihat enteng. Tidak merasakan rasa sakit dipipinya.

"Kau kenapa menjijikan"
Marsha meremehkan Endreal.

"Bagaimana kau? Ba-bagaimana?"
"Kau ini"
"Kau begitu menjijikan dasar gila... penyihir!"
"JANGAN MEREMEHKANKU!!!"
"Berani membentakku... kau lupa aku ini siapa?"
"Ra-ratu"

Endreal tertegun sebentar ketika aura kegelapan terasa mengelilingi mereka.

"Apa kau takut?"
"Ti-tidak!"
"Oh kau ini berani ya.....?"
"...."
"Berani menantang? sekarang kau tak dapat bicara lagikan?"

Endreal tak dapat bicara lagi Marsha maju selangkah demi selangkah secara otomatis Endreal memojok. Hingga punggungnya menempel tembok.

Disamping Endreal terdapat cermin yg lebar Endreal yg sekarang terduduk bingung apa yg dilakukan Marsha yaitu memecahkan cermin itu.

"Kalau kau dengan kuku bagaimana kalau aku menggunakan pecahan cermin ini... walaupun agak tidak adil sih..?" Marsha mengambil pecahan cermin.

Pelan tapi pasti Marsha membuat lukisan ditempat wajah cantik Endreal dengan warna darah hitam.

"Bagaimana cantik bukan?"
"Akh..hiks..hiks.."
"Jangan menangis aku saja tak menangis dasar cengeng!" Ejek Marsha.

Aneh bukan? Seorang putri raja menangis?.

Marsha menusukan pecahan cermin itu kelengan Endreal keluar darah hitam kembali hingga terlihat tembus.

Endreal akhirnya pingsan tak sadarkan diri jari - jari Marsha terkena sedikit darah Endreal Marsha menatap jijik.

My Husband Is LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang