Angga kecil sedang duduk di taman kecil di sebuah kota yang ia tempati. Dia sedang malas di dunia Imortal dan sekarang dia berada di dunia manusia.
Dia melihat seorang gadis kecil sedang menangis. Tidak tahu kenapa Angga merasa sedih melihatnya. Angga kecil begitu terpesona melihat kecantikan gadis kecil di depannya.
Segera dia menghampiri gadis kecil itu, " kamu kenapa menangis?" Kata Angga kecil.
"A...hiks...aku...tidak tahu....hiks...dimana...orang...hiks....tuaku" tangisan gadis kecil itu semakin menjadi-jadi.
"Mari berteman namamu siapa?" Tanya Angga kecil kepada gadis kecil di depannya. Gadis kecil itu terdiam lalu tersenyum.
"Aku Marsha Hinyaru!" Riang gadis itu bernama Marsha.
"Kalau aku Angga Febryan" kata Angga kecil tersenyum menampilkan giginya yang rapi.
"Tidak usah menangis nanti akan aku bantu kamu mencari orang tuamu! Jangan menangis ya?" Hibur Angga lagi.
"Iya nggak kok"
Setelah berkeliling tanpa pengawasan. Marsha mulai menangis lagi karena tidak menemukan orang tuanya. Angga merusaha menenangkannya tapi kali ini tidak bisa dia sudah kehabisan kata-kata.
"Sudahlah Marsha."
"Ayo kita cari lagi! Kita cari di luar taman ini bagaimana?" Usul Angga kecil.
Marsha kecil mengangguk mengerti. Mereka melewati sebuah gang kecil nan gelap. Terdengar suara kegaduhan di dalamnya. Membuat Marsha kecil refleks memeluk Angga kecil di sampingnya.
"Mohon maaf tuan" kata seorang pria yang sangat di kenal Marsha kecil.
"APA TIDAK ADA MAAF BAGI KALIAN" suara anak kecil terdengar di sana dengan berteriak.
Bukk.... brak.... Sratt...
Suara kegaduhan bertambah membuat siapa yang mendengarnya akan merinding hebat dan gemetaran.
"Angga aku takut, itu suara orang tuaku" suara Marsha kecil membuat Angga kecil hatinya teriris-iris.
Tidak terdengar lagi, suara di dalam sana. Seorang anak kecil keluar dengan baju dan wajah penuh darah membawa belati di tangannya yang juga berdarah dan taring di bibirnya.
Angga kecil terbebelalak kaget. "Dia itu," Angga kecil tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. "Hey Sean!!" Teriak Angga kecil.
Merasa di panggil orang yang bernama Sean itu menoleh lalu kaget.
"Apa kedatangan ku terganggu?" Tanyanya. Sean terpesona dengan Marsha kecil yang ada di samping sang calon raja terkuat.
"Maaf rajaku, aku tidak bermaksud," kata Sean kecil sopan. Dia melihat Marsha lagi. "Dan siapa yang sedang bersamamu itu?" Lanjutnya.
Angga kecil menggeram marah. "Diam kau Sean!!" Teriak Angga kecil.
Angga kecil menyuruh Marsha kecil untuk bersembunyi di balik pohon besar. Angga kecil membuat lapisan portal penghubung dan penembus.
"Jadi raja maksudku calon raja kau akan melindungi gadis yang bersembunyi di balik pohon itu." Ejek Sean kecil.
"diam kau!!" Kata Angga kecil.
Anak kecil berumur 8 tahun itu menghilang entah kemana. Angga kecil yang masih berusia 9 tahun hanya sibuk bersiap. Gadis kecil yang ketakutan berumur 7 tahun bernama Marsha itu.
"Dimana kau brengsek!" Teriak Angga kecil lagi dan lagi. Sean kecil segera menarik lengan Marsha kecil menyuruhnya untuk ikut.
"Diam disitu atau akan ku ubah dia menjadi sama sepertiku?" Taring Sean kecil siap menusuk leher putih Marsha. Sementara Marsha kecil sudah pingsan di sana.
"Tolong jangan lakukan apapun padanya!" Wajah Angga kecil mulai khawatir.
"Jadi kau luluh karena anak gadis bodoh ini saja! Kau tidak pantas jika menjadi raja yang kuat" remeh Sean kecil.
Angga kecil tersenyum miring. Dia membaca mantra magic, turun menurun dari bibinya. Naura Zyfac. Istri dari paman Alendro.
Kaki Sean kecil tiba-tiba di ikat oleh akar. Dan tangannya, badannya jadi dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Semakin Sean bergerak semakin lama akar yang ada di tangan, kaki dan tubuhnya akan semakin melilit.
"Kau tidak bisa pergi!"
Tubuh Marsha kecil terhuyung ke bawah jatuh begitu saja hingga terdengar tulang rusuknya patah. Angga kecil melotot ketika Sean kecil melepaskan tubuh kecil itu begitu saja.
Sean kecil menghilang dari pandangan dia pergi kedua Immortal kembali. Huft Angga kecil membuang nafasnya kasar.
Dia melihat di gang yang tadi. Dia masuk di sana ada dua orang mayat dengan darah di mana-mana leher terkoyak hingga lehernya ingin putus. Benar-benar keji kau Sean batin Angga kecil.
Segera dia bereskan darah dimana-mana. Dia juga menghipnotis Marsha kecil yang akan melupakan kejadian ini. Hatinya masih tergores ketika tulang rusuk Marsha kecil patah.
Dia menghubungi tabib kerajaannya.
"Bibi!!!!"
"Ada apa? Apa kamu menangis?"
"Tolong aku di sini, tolong aku bibi...hiks....hiks"
"Bibi akan datang tunggu bibi ya? Jangan menangis"
Setelah menghubungkan bibi Zella Angga kecil merasa lega. Baru kali ini dia menangis hanya karena satu gadis kecil di depannya.
Dia tersenyum kecut, "aku akan melindungimu walaupun dengan darahku sendiri. Aku berjanji akan membawamu ke dunia ku itu. Aku berjanji!" Angga kecil memegangi hatinya yang sakit. "Kenapa ini?" Gumamnya.
Tak lama datanglah bibi Zella. "Ada apa Angga-ku?" Tanya Bibi Zella khawatir. Dia melihat seorang gadis nan cantik sedang pingsan.
"Kenapa kamu membawa gadis ini?" Tanya Bibi Zella sembari mengambil Marsha kecil yang sedang berada di paha Angga kecil.
"Dia terluka" kata Bibi Zella. "Tolong jaga dia Bi, dia baru saja kehilangan kedua orang tuanya, tolonglah jaga dia dan bilang kalau kau orang tuanya." Mohon Angga kecil.
"Tapi_"
"Tolonglah bi demi aku? Nanti bibi tinggal disini dulu ya? Tolong jaga dia baik-baik"
Bibi Zella tersenyum lalu mengangguk mengerti. Angga kecil merasa senang.
Sejak saat itu dia menyayangi Marsha kecilnya dengan senang hati dia akan mengorbankan apapun hanya untuk menolongnya. Apapun itu
"Aku pergi dulu dadah.....dadah" Angga kecil melambaikan tangan kecilnya.
_______________________________
Coment dan Vote..
Ini "masalalu" bukan "masalah lu" ngertikan...#Namiralifah#
![](https://img.wattpad.com/cover/101716665-288-k205.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Lord
FantasyKenyataan yang tidak aku ketahui, aku seorang Ratu dari kerajaan Altaric yang di ketahui Rajanya seorang Werewolf dan Ratu seorang Vampire. -Marsha Hinyaru- Aku sudah menemukanmu, dan kini aku tidak akan melepaskanmu kapan pun dan sedetik pun aku a...