Happy Reading Guys!. . .
_________________________________
"Aku pulang-" Marsha menganga, "ada apa kalian berkumpul? Apa ada yang aku lewatkan?"
Mereka semua berkumpul di ruang keluarga, persis seperti satu keluarga sedang rapat. Angga, Emily, Zeroun, Agra, Achazia dan Evant tengah duduk.
"Tidak ada" tegas Angga.
"Yasudah"
Marsha berlenggang pergi ke atas ke kamarnya, memberikan makanan untuk Kiki peliharaannya.
"Kiki!"
Kelinci itu menoleh menatap majikannya, "aku membawa makanan untukmu, kau mau?"
Marsha turun kembali, mengambil mangkuk kecil. "Masih ngumpul?" Gumamnya.
Memang benar mereka -Angga, Emily, Agra, Zeroun, Achazia, Evant- masih membicarakan sesuatu.
Marsha kembali ke kamar, memberi makan Kiki. Kiki makan dengan lahap duduk di atas ranjang Marsha.
****************
"Jadi apa yang mengundang kami ke sini?" Tanya Angga membuka percakapan.
"Ratu, dia mempunyai peliharaan. Ku tanya dari mana dia jawab dari taman kerajaan. Jadi kukira peliharaannya..."
"Tunggu, peliharaan apa?" Tanya Agra.
"Kelinci," jawab Emily.
"Mungkin itu bukan hewan biasa, mungkin itu hewan dari kerajaan lain. Ku dengar kerajaan Sihir mempunyai peliharaan tapi aku tidak tahu hewan apa yang di pelihara?"
"Akan aku uji peliharaan nanti," Evant, dia ahli dalam pelajaran Laboratorium dan Kimia. Jadi, jangan heran jika dia banyak membuat percobaan.
"Kami akan mengurus Laboratorium kerajaan" Achazia angkat bicara, ia juga sering membantu Evant membuat percobaan.
"Anda hanya perlu melihatnya nanti," saran Zeroun kepada Angga.
"Aku akan mengambil peliharaan Ratu secara diam-diam, kalian tenang saja" Emily mempunyai ide baik.
"Terimakasih kalian sudah datang, aku hanya ingin bicara itu saja" pembicaraan mereka berakhir.
"Mn...Raja aku ingin membicarakan sesuatu, tentang Ratu juga." Saat yang lain ingin pergi Emily mencegah Angga agar mau bicara berdua dengannya.
"Ya? Apa?"
"Akhir-akhir ini, Ratu sering sedih kesal. Saya rasa Ratu kesepian, karena sering di tinggal anda."
"Aku juga merasa seperti itu, setiap aku bertanya padanya dia sepertinya marah atau kesal"
"Jadi, saya harap anda sering bersamanya. Luka di perutnya belum sepenuhnya sembuh"
"Aku akan lebih sering bersamanya, kau jaga kakak. Sekarang dia ada di kerajaan"
*****************************
"Arghh...sa-kit se-kali" keluh Recca kesakitan memegangi kepalanya yang selalu sakit hampir setiap harinya ketika Angga mencoba mengingat masalalunya.
Recca berjalan gontai ke arah apa saja agar ia bisa berpegangan sesuatu. Bayangan-bayangan masalalunya terbayang terus-menerus.
Recca duduk di tepi ranjang yang mewah di kamarnya, ia lebih memilih tidur mungkin rasa sakit di kepalanya akan hilang.
"Kakak!" Panggil anak kecil tampan menghampiri kakak satu-satunya membawa selembar kertas.
"Ada apa?" Tanya kakaknya lembut. "Aku menggambar keluarga kita, lihat!" Anak kecil itu memberikan selembar kertas yang tadi ia bawa.
"Bagus! Kau pintar sekali, gambarmu bagus" puji sang kakak ialah Mariana atau Recca.
"Apa kakak suka? Aku akan menggambarnya lagi, jika kakak mau?" Tanya anak kecil pria itu sumringah anak kecil itu ialah Angga.
"Kakak suka! Tapi jangan menggambar lagi!" Tegas sang kakak Mariana.
"Kenapa?" Sedih Angga kecil.
"Nanti aku takut kau kelelahan, nanti aku takut kau sakit! Siapa yang bisa menggangguku kalau begitu?"
"Aku sayang kakak!"
"Kakak lebih sayang kepadamu!"
"Mimpi a-apa itu?"
"A-aku mempunyai adik? Tapi siapa adik itu? Aku tidak mengerti? A-aneh"
Bayangan berbeda muncul kembali di benak Recca.
"Tidak! Kakak!"
"Bayangan itu lagi? Mimpi yang menyeramkan," gumam Recca membayangkannya saja sudah membuatnya ngeri.
"Aku melindungi seseorang yang sangat aku sayang? Hingga aku jatuh ke jurang? Pria yang memanggilku kakak! Dia mirip...." Recca mencoba mengingat-ingat wajah yang ada di bayangan otaknya.
"Raja yang di sini, Raja....Angga. Apa itu kakak? Aku tidak tahu apa maksud kakak itu? Raja memanggilku dengan sebutan kakak?"
Tok....tok....tok....
Recca bergegas membuka pintu besar di depannya. Untunglah rasa sakit kepala sudah hilang pikirnya.
"Ya?"
"Saya di sini di minta Raja untuk menjaga Putri" sopan Emily. "Kebetulan, ayo masuk!"
"Kebetulan? Maksud anda apa ya?"
"Apa kau tahu maksud kakak itu? Aku tidak tahu" tanya Recca memasang muka polos.
Emily tertawa kecil, "memangnya apa?" Tanya Emily.
"Aku hanya berpimpi,"
"Bermimpi apa?"
"Aku bermimpi, kalau aku ini seorang kakak bagi anak kecil pria yang selalu menyebutku kakak"
"Biar saya beritahu, anda memang seorang kakak bagi adik yang bernama Angga, Angga itu Raja di sini. Maksud saya itu anda kakak dari Raja Angga."
"Kakak itu apa?"
"Kakak itu sebutan yang lebih tua dari orang yang memanggilnya kakak. Kakak itu orang yang lebih tua dari orang yang tidak di sebut kakak,"
"Oh begitu, aku mengerti"
"Saya pergi, tuan putri." Izin Emily.
"Silahkan" Recca tersenyum hangat.
{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}
Anjirr bentar lagi tamat lho, ntah sad atau happy tergantung authornya...
Banyak-kin Votenya ya biar tamatnya happy.. klo dikit mungkin sad 80% yak...
Kalo mau tau........itu rahasia tidak ada yang boleh tahu lho..🙆👅👍
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Lord
FantasyKenyataan yang tidak aku ketahui, aku seorang Ratu dari kerajaan Altaric yang di ketahui Rajanya seorang Werewolf dan Ratu seorang Vampire. -Marsha Hinyaru- Aku sudah menemukanmu, dan kini aku tidak akan melepaskanmu kapan pun dan sedetik pun aku a...