Chapter 9

2.3K 82 0
                                    

Sesudah merias wajah cantik seorang gadis para pelayan menyiapkan makanan untuknya, menaruh nampan dimeja kecil sebelah ranjang.

"Dimakan Ratu" ucap salah satu pelayan gadis itu melangkah mendekati jendela besar yang tirainya terbuka terlihat cuaca yang mulai gelap yang artinya sudah petang.

"Taruh saja disitu...dan terima kasih" ucap Marsha tidak menoleh.
"Ngomong - ngomong dimana Angga maksudku Raja kalian?"

"Tadi kami melihat Raja sedang berada diruang kerja" balas pelayan satunya.

Tak ada jawaban dari Marsha pelayan itu menunduk lalu pergi. Setelah pelayan tadi pergi Marsha menoleh tak ada siapa pun sembari tersenyum dan berlari kecil keluar dari kamar menuju ruang kerja Angga walaupun Marsha harus bertanya kepada pelayan setiap perjalanannya.

Tok.....tok.....tok....
Sebuah ketukan pintu dari ruang kerja Angga. Angga yang sedang membaca sesuatu menjadi terganggu ia paling tidak suka jika ada yang mengganggunya apa lagi jika tidak ada urusan yang sangat penting.

"Sudah kubilang jangan mengangguku!" ucapan Angga terpotong tatkala ia melihat Marsha yang agak kaget dengan bentakan Angga.

Baru kali ini ia di bentak. "Marsha?" panggil Angga. Angga bangkit dari duduknya menghampiri Marsha yang masih berdiri di ambang pintu. "Maafkan aku" ucap Angga bersalah kepada Marsha. "Untuk apa?" Tanya Marsha polos. "Karena tadi aku -" ucapan Angga terpotong lagi karena Marsha menutup mulutnya dengan satu jari telunjuk.

"Justru aku yang minta maaf seharusnya aku tidak mengganggumu karena urusan kerajaan" ucap Marsha menurunkan satu jarinya sendiri. Angga yang mendengar ucapan Marsha hanya tersenyum dan mengelus kepala Marsha.

Raja disini terjadi peperangan kecil dari kerajaan Varen,  Insius, Farylia- ucap Emily di pikiran.

Baiklah nanti aku akan datang- balas Angga. Marsha yang melihat wajah Angga mulai panik pun bertanya. "Ada apa?" Tanya Marsha. "Tidak ada hanya ada urusan penting nanti aku akan kembali" ucap Angga pergi meninggalkan Marsha di ruang kerja.

"Ada apa?" Gumam Marsha.

Di koridor istana Angga melewati seorang wanita pelayan. Pelayan itu membungkuk sebentar.

"Tolong jaga Ratu!" Ucap Angga kepada seorang wanita pelayan, pelayan itu mengangguk pelan. Angga kembali pergi.

____________________________

Di hutan Hewars Angga terkejut dengan keadaan sekitarnya. Emily yang sedang menghabisi prajurit tentara Varen dengan bela diri dan bantuan dari kekuatannya. Di sisi lain Farel, dan Evant sedang membakar prajurit Farylia. Di lain tempat Raka di bantu pelayannya Yeriz melawan prajurit Insius. Sementara Feries, Luth dan Erik melawan Raja - Raja dari clan Varen, Insius dan Farylia.

Angga memilih untuk membantu Feries dan yang lainnya.

Saat Angga ingin mendekati seseorang datang dengan cepat mengenai tubuh Angga. Angga yang tidak melihat pun mundur kebelakang.

Bruk.....
Suara tubuh Angga dengan tubuh seseorang yang datang secara tiba - tiba.
Dan ternyata adalah....
Endreal Zalxia Uriaz.

"Oh...Angga maksudku Raja dari kerajaan Altaric, apa kabar? Aku senang kau datang"

Angga menoleh ke arah suara yang memanggilnya barusan. Detik berikutnya ia kaget dan kembali seperti semula. Wajahnya kini menjadi seperti dulu sebelum adanya Marsha di kehidupan Angga.

Aura menyeramkan kembali yang sudah lama tidak di perlihatkan yaitu Aura Pembunuh yang kejam. Sifat dulu dingin, ucapan yang pedas sangat menusuk hati.

Endreal yang sudah tau hanya menelan ludahnya agak takut tapi, ia tetap kokoh untuk membuat Angga kembali padanya.

"Oh auranya kembali setelah 511 tahun lamanya." Ucap Endreal lantang dan enteng.

"Karna mu orang tuaku sudah tiada!" Bentak Angga. "Bukan salahku?" Ucap Endreal dengan tampang sok polos.

Dengan emosi yang meluap - luap ia tidak dapat berpikir jernih lagi. Peperangan ini sengaja karna Endreal dan kerajaan lainnya kerajaan Altaric sudah masuk jebakan.

Emily dan yang lainnya tidak melihat rajanya sedang lengah. Orang kepercayaan Endreal yaitu Liam seorang prajurit yang handal dalam bermain pedang diam - diam sudah berada di belakang Angga dengan cepat Angga menepis pedang yang hampir menusuk pinggangnya itu. Membuat luka di lengan Angga yang mulus.

"Tidak secepat itu," ucap Angga sembari tersenyum miring dan dengan wajah tenang.

Semakin lama semakin para prajurit kerajaan Varen, Farylia dan Insius habis. Para Raja dari kerajaan masing - masing mulai bergetar takut. Para Raja hanya memikirkan bagaimana membalas dendam dan tidak memikirkan apa pun.

Kerajaan Insius, Varen dan Farylia mulai mundur. Begitu dengan Endreal dan Liam.

"Mundur!!!" Teriak Endreal dipatuhi oleh clan lainnya.

Emily dan lainnya tersenyum puas. lalu menghampiri Rajanya.

"Apa anda baik?" Tanya Emily khawatir. "Aku tidak apa" jawab Angga tegas. Nyali Emily, Evant, Farel dan Raka menjadi ciut setelah orang di depannya menjadi DEVIL kembali.

"Ayo kita kembali!" Tegas Angga.
Diikuti pengawalnya.

__________________________

Marsha duduk santai di bebatuan air terjun yang sejuk menenggelamkan kakinya. "Sejuk sekali" gumam Marsha.

Seseorang dari belakang berjongkok menyesuaikan tubuh gadis di depannya. "Apa kau senang?" 

Marsha tampak kaget seseorang dengan dekatnya di telinga Marsha. saat Marsha menoleh....
Orang tadi tak sengaja mencium pipi kanan Marsha.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Marsha kepada seorang pria. Pria itu memajukan bibirnya. "Seharusnya aku yang bertanya," jawabnya kesal.

"Ayo bangun" ujar pria tadi. Marsha menurut. "Apa yang sedang kau lakukan?" Tanyanya. "Tenanglah Angga, aku hanya mencari udara sejuk."ucap Marsha tenang. "Ini sudah larut malam..."ucap Angga melihat langit lalu menatap mata Marsha lagi.

Marsha hanya mengangguk berjalan hingga mereka sampai dikamar mereka berdua. Namun, Angga memilih untuk tidur di kamar lain.

"Apa kau tidak tidur?" Tanya Marsha setelah duduk di pinggir ranjang.
Angga hanya menggeleng.

"Aku beritahu besok adalah hari kita masuk sekolah kembali!" Ucap Angga memperingati.

"Bagaimana dengan Emily dan lainnya? Tadi kau kemana saja?" Tanya Marsha berkali kali. Angga menggeleng pelan. "Apakah aku harus menjawab pertanyaanmu selalu?". Marsha terlihat cengengesan.

"Selamat tidur" ucap Angga setelah mencium kening Marsha sekilas. Marsha merebahkan dirinya di atas ranjang sementara Angga duduk di tepi ranjang. Marsha tersenyum dengan pipi yang merona. Tak lama mata Marsha terpejam.

Angga pergi dari kamar Marsha setelah memastikan Marsha tertidur. Di luar Emily, Raka, Evant dan Farel sudah menunggu.

"Kita keruang kerja ku saja" ucap Angga pergi melewati Emily dan yang lain tanpa menoleh.

Mereka berjalan dengan santai di setiap jalan mereka bertemu dengan pelayan,para pelayan membungkuk hormat.

_____________________________________

Vote and coment ya...
Jangan lupa!
Maaf kalo tambah gj partnya...
Secepatnya update deh ya....
Terima kasih!!!
See you next chapter...😊
Gak sempet edit jd maaf klo byk typo dimana mana!
Oke nantikan chapter selanjutnya..
Good bye...
😇🐰🍨🏡💡

My Husband Is LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang