Chapter 16

1.7K 58 0
                                    

  Mereka saling memarahi, wajah merona di pipi Marsha belum juga hilang karena ekspresi Angga yang mesum. Untungnya Marsha tidak bangun dari baknya jika tidak sudahlah tubuh polosnya akan terlihat.

"Pergi gak?!!" Teriak Marsha udah berkali-kali dia usir Angga tapi Angga tetap kokoh diam di sana. Kini Angga sedang berdiri dengan pakaian bangsawannya basah karena Marsha.

"Angga?!"

"Ada apa paman?"

"Kemari paman ingin bicara sesuatu"

"Apakah penting?"

"Menurutmu tidak terlalu penting ya sudah, tidak apa"

"Eh, iya paman, aku segera!"

Angga harus berhenti bermain dengan Marsha yang tadi seru. Huft gak seru lagi deh paman bicaranya mendadak pikir Angga.

"Kali ini kau bebas nona!" Goda Angga. "Akhirnya" gumam Marsha. "Tadi bilang apa?" Tanya Angga sok tidak dengar.

"Eh, tidak sana huss pergi jauh" usir Marsha lagi. "Ntar kangen lagi?" Goda Angga lagi.

"PERGI!!!" Teriak Marsha. Angga lalu menghilang cepat sebelum terkena cipratan air Marsha.

"Good bye!!"

"Hufftt...." Marsha membuang nafasnya kasar. "Dasar bodoh" umpatnya.

Setelah selesai acara rendamannya terganggu oleh suaminya. Jadi dia putuskan untuk selesai.

"Apa anda sudah selesai ratu?" Tanya salah seorang pelayan wanita muda. "Sudah" sahut Marsha dari dalam kamar mandi.

Marsha sudah siap dengan gaunnya berwarna ungu dan pink di tambah pita di belakang telinga.

Marsha sudah siap dengan gaunnya berwarna ungu dan pink di tambah pita di belakang telinga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marsha~

"Dimana Rajamu?" Tanya Marsha kepada seorang pelayan. "Sedang berbicara dengan tuan Alendro yang mulia" sopan pelayan tersebut.

"Siapa namamu?" Tanya Marsha kepada salah seorang pelayan wanita muda. "Aurora ratu" ucap pelayan wanita yang bernama Velinda.

"Apa sudah selesai?"

"Sudah yang mulia"

"Bisa kau bicara biasa saja? Aku muag dengan kata embel-embel itu. Menjengkelkan"

Velinda tersenyum. "Tidak yang mulia, itu tugas kami menyebut kalian seperti itu. Karena kami harus menghormati raja dan ratu kami" jelas Velinda lembut.

"Aku pergi dulu,"

Marsha bangun dia sedikit kesulitan dengan gaunnya dan selendang pink. "Tidak adakah yang lebih baik dari gaun ini?" Gumam Marsha.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sebuah mansion berdiri megah bak istana. Dengan warna hitam menunjukkan elegant mansion itu.

My Husband Is LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang