"Apa kamu bertarung lagi?" Marsha mulai khawatir.
Angga ikut duduk di tepi kasur. "Ini?" Angga menunjuk lukanya.
"Ya?" Angguk Marsha sekenanya. "Aku tidak apa-apa" bohong Angga. "Aku tidak suka ada orang yang berbohong padaku!" Ancam Marsha.
"Jika kamu masih bohong aku tidak mau berbicara atau bertegur sapa denganmu!"
"Huh! Baiklah...baiklah..." akhirnya Angga menyerah. Dia mulai menceritakan bagaimana bisa ada luka di perut dan bahunya.
"Buka bajumu!" Perintah Marsha. "Buat apa?" Tanya Angga. "Aku akan memeriksa lukamu itu!"
Terpaksa Angga membuka bajunya itu. Di lihatnya Marsha dengan serius mengobati luka Angga. Walaupun luka itu akan tertutup tapi, lama karena tusukannya sangat dalam.
Marsha membuka perban yang menempel di tubuh pria di depannya. Marsha tertegun sebentar melihat luka Angga yang di bilang cukup besar. Tidak di bahunya.
"Ini kamu bilang tidak apa-apa?"
Marah Marsha. Muka Marsha terlihat menggemaskan jika sedang marah pikir Angga. Kekeh Angga."APA??"Marsha mulai menaikan nada kesal. Angga mencubit pipi Marsha saking gemasnya membuat Marsha meringis sakit.
"Sudah!" Marsha selesai mengobati Angga. Angga memakai kembali pakaiannya itu. "Lebih baik kamu tidur!!"
Marsha mengangguk memang setelah menunggu suaminya pulang. Dia belum tidur sama sekali. Marsha menidurkan dirinya di depannya masih ada Angga yang belum tidur di sebelahnya.
"Kamu tidak tidur?" Tanya Marsha. "Tidak masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan"
Marsha bangun lalu mendekat kearah Angga dan.... mencium pipi Angga cepat. Langsung saja dia pura-pura tidur membelakangi Angga.
Yang di cium hanya melongo atau cengo tidak percaya untuk yang ke berapa kalinya.
_____________________
Sampailah Angga di kerajaannya sendiri. Banyak pelayan yang ia lewati dan banyak yang mengatakan salam.
Angga sampai di depan pintu besar berwarna hitam di hiasi warna putih. Pintu itu pintu aula.
Di sana sudah ada Alendro'paman Angga'
"Maaf aku sedikit ada urusan sebentar, jadi apa maksud paman datang ke sini?" Kata Angga to the point.
"Paman hanya mengatakan, apa kamu setuju kalau kerajaan paman di wariskan kepadamu?"
"Asal paman tidak keberatan, di sini aku juga banyak urusan. Belum lagi Marsha yang menjadi incaran para kerajaan lain. Aku takut nanti identitasnya ketahuan."
Alendro terbelalak kaget, apa benar yang di ucapkan Angga benar atau malah bercanda. "Apa benar ucapanmu?"
"Eh, apa aku bilang semuanya?" Angga mulai kebingungan sendiri. Alendro mengangguk kecil.
"Ya sudah, gara-gara mulutku ini yang tidak bisa jaga rahasia. Bodohnya diriku ini!!" Angga merutuki dirinya.
"Marsha?" Tanya Alendro.
Angga menghela nafas lalu menyandarkan punggungnya di kursinya. "Dia istriku" Angga mengecilkan suaranya.
Alendro tambah melongo hampir saja jika dia tidak sadar mungkin harga dirinya akan turun karena ketahuan menganga.
"Paman!" Angga membuyarkan lamunan Alendro. "Eh...apa?...kenapa?...dimana?" Gigau paman Alendro.
"Maksudmu Marsha yang," ucapan Alendro terputus mengingat nama yang di ucapkan Angga. "Ya Marsha istriku yang pernah mati itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Lord
FantasyKenyataan yang tidak aku ketahui, aku seorang Ratu dari kerajaan Altaric yang di ketahui Rajanya seorang Werewolf dan Ratu seorang Vampire. -Marsha Hinyaru- Aku sudah menemukanmu, dan kini aku tidak akan melepaskanmu kapan pun dan sedetik pun aku a...