meet and great

3.1K 456 92
                                    

We used to shine so bright together, but now we are strangers.” - At Gwanghwamun by Kyuhyun.




Dua pasang mata itu tak sengaja bersiborok, hingga sang gadis mengalihkan pandangannya lebih dulu. Tiga minggu tak pernah berkomunikasi, membuat segalanya terasa begitu canggung.

Juga ia tak kuat untuk menatap lama wajah pemuda itu, ada terlalu banyak rasa yang tak bisa ia ungkapkan. Kecewa adalah salah satunya.

"Lisa."

"Kak Jisoo," tak dihiraukannya panggilan dari sang pemuda, ia malah menatap Jisoo. "Aku gak bisa lama-lama nemenin kakak di sini, lagian ada Kak Jinyoung sama Kak Doyoung juga kan?"

Jisoo menatap tak percaya, Lisa baru saja datang ke gedung SBS. Ini kali pertama gadis itu datang, setelah sebelum-sebelumnya hanya Jennie yang datang berkunjung.

"Lisa," sekali lagi, sang pemuda memanggil.

"Semangat buat rekaman selanjutnya kak!" Lisa mengepalkan tangan ke udara, memberi semangat pada Jisoo. Kepalan semangat yang jelas-jelas terlihat begitu hampa.

Bambam, menghela napas panjang saat melihat gadis itu mulai berjalan pergi. "Lalisa Manoban!"

Jinyoung yang berada di sebelah Bambam, menahan lengan pemuda itu. Sedang Lisa mengehentikan langkah, lantas berbalik ke belakang.

"Halo," ujar Lisa datar, tatapannya matanya kosong. Dilanjutkan sapaan dagar. "Teman kecilku."

Usai melambaikan tangan pelan, Lisa melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Pergi begitu saja.

Bambam terpekur di tempat, menatap bagaimana punggung gadis itu lenyap di ambang pintu. Binar matanya jelas menampakkan kepedihan mendalam.

"Maaf, aku nyusul Lisa dulu," Jisoo berujar, setelahnya ia ikut pergi.

Lambaian tangan, sapaan, segalanya terasa begitu menyakitkan. Bagaimana gadis itu bisa menyapa tanpa senyuman, memunculkan sesak di hati.

Sekaligus sapaan itu, seakan-akan mereka benar-benar dua yang canggung. Seakan tak pernah baru bertemu, setelah sekian lama menjadi orang asing. Ataukah sekaranglah mereka akan menjadi asing?

Tepukan di punggung, membuat Bambam menoleh. Menatap Jinyoung yang tengah menatapnya prihatin.

"Kak...."

Jinyoung tersenyum simpul, masih dengan menepuk punggung Bambam. Pemuda itu berkata. "Mungkin dia masih gak bisa ketemu kamu."

"Sesalah itukah aku sama dia, Kak?" Bambam menatap nanar. "Apa aku gak bisa dapat kesempatan kedua?"

Tepukan Jinyoung berhenti, ditatapnya Bambam seakan ingin memberi pengertian. "I understand that everyone deserves a second chance, but not when it comes to cheating."

Hati Bambam mencelos usai mendengar penuturan Jinyoung, tatapannya semakin nanar sudah.

Sedang Jinyoung menghela napas berat, ia tak bermaksud untuk menambah kesedihan pemuda itu. Namun seperti begitulah pemikirannya.

"Permintaan maafku, mustahil diterima ya, Kak?" Bambam tersenyum hampa.

Pemuda itu kembali melanjutkan. "Seberat itukah? Bahkan butuh dua kali manggil nama dia, untuk dia berbalik."

Jinyoung semakin prihatin dibuatnya. "Itu memang berat, tapi bukannya kamu gak akan terbebani kalau beneran cinta kan?"

Bambam terdiam, ia sedang terlalu sakit bahkan untuk sekedar berbicara lagi. Rasanya tidak memungkinkan, tapi dia masih ingin berjuang.

Pemuda itu tersadar, kali ini bukan Lisa lagi yang akan berjuang untuknya. Melainkan ia yang berjuang untuk Lisa.

***









Thank you for the savage comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thank you for the savage comment. You really made my day wkwkwkwk 😂

Dari Bambam, Untuk LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang