rindu

1.9K 290 29
                                    

Lisa sedang membersihkan halaman depan rumahnya, di rumah ia tetaplah anak baik yang mampu mengerjakan apa saja. Bukan idol terkenal, takkan ada yang mampu mengubah itu.

Gadis itu menoleh, begitu mendengar suara pagar rumahnya didorong. Ia mendapati seorang pemuda tengah berdiri canggung di sana.

Tak ada suara.

Hingga Lisa menghela napas, memutuskan lebih dulu berbicara. "Kenapa, Bam?"

"Ehm, ini.... disuruh Mami ngantar ini," Bambam mengangkat kantung plastik besar berwarna hitam. "Katanya buat bahan barbeque nanti."

Lisa lantas ke pintu rumah. "Langsung dalam aja," gadis itu kembali menyapu halaman rumah.

Membiarkan si pemuda berlalu masuk ke dalam. Tak perlu ditemani bukan? Lagipula mereka sudah saling hafal seluk beluk rumah masing-masing.

Bambam mendesah berat, ia masuk setelah sebelumnya memberi salam. Melewati ruang tamu rumah, penuh dengan foto Lalisa Manoban. Ke ruang keluarga, lebih banyak lagi foto gadis itu.

Nyaris setiap sudut rumah dipenuhi foto gadis kebanggaan keluarga itu, rasanya Bambam telah bersalah. Pernah membuat anak gadis kebanggan keluarga itu dirundung kesedihan.

"Uncle," sapa Bambam kala bertemu Ayah Lisa yang berkebangsaan Swiss itu.

Pria dengan tinggi menjulang yang tengah sibuk mengecek kulkas itu menoleh dan tersenyum. "Hi, how are you?"

"Fine, how about you?" Bambam kembali bertanya, sambil diangsurkannya kantung plastik. "Ah, by the way my mom sent this."

"As you see, I'm fine," jawab Ayah Lisa. "Itu dagin untuk barbeque nanti, right?"

Bambam mengangguk, seiring dengan Ayah Lisa yang memasukkan daging ke dalam kulkas. "Okay, thank you, Son."

Ada senyum mengembang kala mendengar kata son terucap dari mulut Ayah Lisa. "Anytime, Uncle."

Pemuda itu segera pamit pada Ayah Lisa, berhubung ia masih harus ke rumah pamannya yang berada dekat dengan kediaman Lisa.

Bambam melangkah, langkah-langkah yang lalu terhenti saat ia berpapasan dengan Lisa di ruang tamu. Gadis itu benar-benar sederhana dengan celana jeans pendek dan kaus garis-garis berwarna pink.

"Udah selesai?" tanya Lisa.

"Ah iya. Ini mau balik," jawab Bambam sebiasa mungkin.

Lisa mengangguk-angguk. "Oke, hati-hati ya."

Kini giliran Bambam yang mengangguk, baru saja keduanya akan berjalan. Bambam sudah meraih tangan Lisa lebih dulu, menahan langkah gadis itu.

Ia menatap lembut pada gadis di depannya itu. "I'm so sorry, Lis."

Hening tercipta.

Cukup lama.

Sampai akhirnya senyuman lembut muncul pada wajah Lisa, senyuman yang entah sejak kapan tak Bambam lihat. Gadis itu mengangguk pelan, "saya udah maafin kamu sejak lama."

Tak bisa dibohongi, bahwa perasaan lega menyelimuti hati Bambam. Namun tetap saja ada yang mengganjal, bagaimana kesimpulan dari semua ini?

Sampai akhirnya pemuda itu mendekat, memeluk Lisa. "Kangen itu spontan, tapi rindu itu berat."

Lisa terdiam, tak tahu harus membalas pelukan itu atau tidak. Ia lantas bertanya. "Jadi?"

"Saya rindu," sahut Bambam.

***









.

Eaaaaaaak
Gimana nih? Wkwkwk
Btw, udah mau deket end loh ini cerita heheheheheh

Btw ada yang ngikutin mixnine gak? Gila gilaaaaaa episode 9 kemarin hyunsuk ampe nangis-nangis, taewoon abangnya zico latihan ampe muntah-muntah woooy!

Acara survival yang w ikutin cuma WIN, M&M, sama mixnine ini deh 😂 stray kids w ngikutin setengah doang  😂

Dari Bambam, Untuk LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang