Ada yang mengganjal, ada yang harus diselesaikan. Dan masalah itu kini ada di depannya, sesuatuㅡlebih tepatnya seseorangㅡ itu telah di sini.
Wajah tenang gadis itu menatap penuh tanya, meski sebenarnya ia merasa sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh sang pemuda.
"Jadi, Bambam mau ngomong apa?"
Hela napas terdengar berat, Bambam menatap lurus gadis di depannya. Tersenyum canggung. "Ada yang harus diselesaikan, antara saya sama kamu."
"Tentang Lisa sama kamu, lebih tepatnya?" Mina menyunggingkan senyum tipis.
Bambam agaknya terperanjat, namun berusaha untuk tetap tenang. Mendengar nama Lisa saja sudah membuat seisi dunianya dijungkir-balikkan.
"Mina, saya sama kamu cuma sebatas teman 'kan? Sayaㅡ"
"Kenapa kamu nanya ke aku soal teman? Apa artinya selama ini kamu gak yakin soal pertemanan?" Mina memotong omongan Bambam. "Jadi, memangnya kamu anggap apa? Bukan teman atau lebih dari teman?"
"Jangan suka motong omongan orang!" ketus Bambam.
"Saya sama kamu memang cuma teman. Semua kesalahpahaman ini, kamu memang jelasin ke seluruh dunia. Tapi bisa enggak, jelasin saja ke Lisa?" lanjut Bambam.
Tak perlu penjelasan kepada seluruh dunia. Hanya perlu pada Lisa, yang merupakan dunia baginya.
Raut wajah Mina tetap tenang seperti sebelumnya, namun mata gadis itu tak menunjukkan ketenangan khasnya. Ada yang hancur, ada yang hilang.
Sesaat kemudian senyum melengkung di bibir Mina, anggukan kecil ditunjukkan pada Bambam. "Iya, Bam. Mina bakal bilang ke Lisa."
Hembusan napas lega dihela Bambam, sedikit kegundahannya perlahan terangkat. Ia tersenyum tipis pada gadis di depannya. "Thank you ya."
"Anytime, Bam."
***
Seoul mencapai suhu 14 derajat hari ini, tak pernah sepanas kampung halamannya. Namun berada di dekat gadis asing ini, membuat Lisa merasa bahwa hari ini begitu panas.
Entah panas di mana dan dari mana.
Nyatanya keberadaan gadis ituㅡbeserta tatapan datarnya membuat Lisa tak nyaman.
"Kenapa ya, Mina? Ada perlu apa sampai kita harus ketemu?" Lisa akhirnya membuka suara setelah sebelumnya yang gadis itu lakukan hanya menyesap ice coffeenya.
Senyum tipis tersungging. "Aku sama Bambam gak ada apa-apa kok."
"Oh, jadi kamu mau ngomongin itu?" tanya Lisa. "No problem, gimanapun kalian pasti dekat."
"Tapi pasti lebih dekat sama kamu," ujar Mina.
Lisa tersenyum kecil. "Ah iya, kita temenan dari kecil."
"Jadi kamu bangga lebih dulu kenal dia?" ada nada tak mengenakkan dalam pertanyaan Mina, ditambah dengan wajah tanpa ekspresinya sejak tadi.
Lisa hanya bisa menghela napas, tak mengerti jalan pikiran gadis di depannya ini. "Jadi sebenarnya maksud kamu apa ya?"
"Aku minta maaf udah bikin hubungan kamu sama Bambam jadi gak baik, bikin semua orang salah paham," jelas Mina.
Terdiam, Lisa menunggu apa lagi yang akan dikatakan oleh gadis itu. Karena ia tak mau terlalu banyak bicata di sini, rasanya ia akan jadi kesal saja nantinya jika gadis Jepang itu malah menjawabnya sinis.
"Lisa," panggil Mina.
Setelah menyesap caramel macchiatonya, Lisa menyahut pelan. "Ya?"
"Aku minta maaf," ucap Mina.
"Iya," hanya itu yang bisa Lisa katakan sebagai respon.
"Tapi aku suka sama Bambam," lanjut Mina.
Lisa terperanjat, menatap gadis di depannya dengan pandangan tak percaya. Dan rasanya, saat itu dunia berputar beratus kali lebih cepat. Membuatnya pusing, membuatnya tak tahu harus bagaimana lagi.
Tetap terdiam ataukah berusaha berjalan meski terhuyung-huyung?
***
Gue balik dooooooong! Bodo amat masih ada yang mau baca atau enggak, bodo amat gue mau dikatain labil atau apa.
Intinya w senang. Habis dinotice yang baru debut!!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pas gue komen fighting segede gaban gitu, dideket komenan gue gak ada yang komen fighting juga. Terus gak lama kemudian entah karena baca komenan atau enggak, he said "fighting!"
HUAAAAA AING DINOTICE OPPA.
LAFYU JAEWON.
AKOH FANS GARIS KERASMU SEJAK DULU DAN SEKARANG.
Sering-sering notice aku ya oppa, biar aku semangat nulis:)
+
And i wanna say thank you untuk kalian yang kemarin udah komen ngasih semangat ataupun rela aku gak usah nulis lagi dulu.
Ada sesuatu dan lain hal yang kemarin begitu mengganjal dan membuat saya jadi mutusin untuk istirahat. Dan ternyata.... saya lebih kangen nulis. Dibanding mikirin sesuatu yang sempat mengacak-ngacak dunia saya. Ehe. Lebay.