help

2.9K 464 128
                                    

Forever Young (16)

Mina: kakak-kakak got7 ada di dorm gak?

Mina: aduh ini anak twice pada gaada semua di dorm

Mina: listrik mati 😢

Mina: takut

Mina: help me, please

Keenam lelaki di dalam kebetulan sedang duduk di ruang tengah dorm itu saling tatap, jelas soal Mina yang ribut di grup berisikan member Twice dan GOT7 itu.

Youngjae yang paling baik hati, sedang pulang ke rumah. Takkan ada yang sukarela menolong duluan selain pemuda itu.

"Jack, bantuin sana," celetuk Jaebum.

"Gak, ini filmnya lagi seru, gue belum sempat nonton waktu itu," Jackson tak sedikitpun beralih dari laptop, sibuk streaming.

Jaebum beralih menatap Jinyoung, yang langsung dibalas dengan tangan mengacungkan sebundel naskah drama yang baru diterimanya.

"Kak Jaebum aja sih yang bantuin sana," celetuk Yugyeom. "Jangan nyuruh-nyuruh aja bisanya."

Di tengah aksi saling tolak mereka, Bambam tiba-tiba berdiri dan melengos menuju pintu.

"Mau ke mana lo?"

Tangan pemuda itu tertahan di pintu saat Mark bertanya. Bambam menghela nalas. "Mau ke Mina."

"Hah?"

Jackson yang sibuk dengan film, kini menatap Bambam dengan mulut terbuka lebar. Tak jauh beda dengan Yugyeom.

"Ih! Berduaan lo sama cewek, gue laporin ke Lisa ya!" ancam Yugyeom yang memang sudah menjadi teman dekat Lisa sejak mereka berkolaborasi di tim street dance beberapa waktu lalu.

Pemuda di ambang pintu itu mendelik, seolah tak peduli. Ia membuka pintu dan berlalu begitu saja, tak menghiraukan ancaman-ancaman yang terus Yugyeom teriakan.

***

Ini masih pagi, namun Yugyeom sudah dipusingkan dengan ponselnya yang baru saja ia reset ulang. Sibuk memindai kontak-kontak yang harus ia masukkan kembali.

"Aish!"

Yugyeom menggeram kesal sambil menatap ponselnya, seakan ingin menelan benda canggih itu. Ia beralih menatap Jackson, yang sedang melahap oatmeal di depannya.

"Kak, pinjam handphone," pinta Yugyeom.

Jackson mendelik, lalu menggeleng tegas.

Melihat itu, Yugyeom mengerucutkan bibit sebal. Matanya menatap memohon. "Cuma buat mau ngirim aplikasi, kok!"

"Handphone punya yang lain aja sana," tolak Jackson.

Yugyeom berdiri, menghentak-hentakkan kaki kesal lalu pergi entah ke mana. Tak berapa lama kemudian ia kembali ke hadapan Jackson, dengan membawa ponsel berwarna biru tua.

"Nyuri handphone siapa lo?"

"Punya Bambam, orangnya lagi mandi," sahut Yugyeom.

Selain karena Bambam sedang mandi, satu-satunya ponsel yang ia ketahui pola kuncinya hanyalah ponsel Bambam.

Pemuda itu menggerakkan jari, membentuk pola serupa huruf L di layar ponsel itu. Sejurus kemudian sudah sibuk dengan aplikasi yang ingin dikirimnya.

Tak memakan waktu lama, urusan Yugyeom telah selesai. Pemuda itu menengok ke kiri dan kanan, sedetik kemudian cengirannya muncul.

Lihat galeri Bambam, gak dosa 'kan? Hehehe.

Pemuda itu benar-benar membuka galeri di ponsel tersebut, ada beberapa folder di sana. Folder yang ia namai masing-masingnya.

Family.

GOT7.

Lalice.

"Wiiih! Foto Lisa sampai 279 gini," Yugyeom kelepasan memekik.

Mengundang perhatian Jackson di depannya. "Salah satu alasan gue gak mau minjemin handphone adalah ... lo suka ngebongkar apa-apa di sana!"

Yugyeom memeletkan lidah tak peduli, lanjut menjelajahi isi galeri. Matanya menangkap folder SNOW yang berada di bagian terbawah.

"Suka banget foto pakai ginian, heran," meski protes tetap saja dibukanya folder itu.

Mata pemuda itu membelalak sempurna kala melihat satu foto di dalam sana. Bukan, bukan foto naked atau sejenisnya. Namun, ini sukses membuatnya merasa seakan tak ada oksigen lagi di muka bumi.

"Kak," panggil Yugyeom ke Jackson.

"Apa lagi sih?!" alis Jackson bertaut di tengah, kesal.

"Pernah foto sama anak TWICE?"

Jackson mendelik saat mendengar pertanyaan yang baginya absurd itu. "Ya menurut lo? Hello, kita seagensi!"

Yugyeom meringis gelisah. "Pernah foto di gelap-gelapan?"

"Heh! Lo pikir gue orang mesum apa!" bantah Jackson. "Masih waras gue, ya kali mau deketin mereka. Yang ada gue dipotong sama bos besar!"

"Kak...."

Wajah Yugyeom memucat, tangannya yang memegang ponsel Bambam bergerak mendekatkan ponsel itu ke wajah Jackson.

Jackson mengerjap tak percaya, melihat apa yang ada di hadapannya. Pemuda itu berdesis, "mati."

***





Dari Bambam, Untuk LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang