Bila seluruh pesan dari Bambam kepada Lisa sampai hari ini dihitung, mungkin sudah seratus lebih pesan yang dikirimkan oleh pemuda itu. Ratusan pesan yang tak satupun terbalaskan.
Bambam:
Kenapa harus begini?
Mendesah frustrasi, Bambam melempar ponselnya asal. Ia tidak pernah merasa sefrustrasi ini sebelumnya.Batinnya terus bertanya-tanya mengapa Lisa bersikukuh untuk pergi, tanpa sedikitpun ingin menoleh padanya. Dia tahu, dialah yang bersalah. Tentang Mina, tentang kesalahan yang pernah terjadi.
Namun Bambam tahu betul, Lisa bukan tipe gadis pendendam yang takkan mau memaafkan kesalahan orang lain. Lisa tak pernah seperti itu.
Bambam lebih mengenal Lisa daripada siapapun di Korea ini.
*
Yugyeom menatap tak mengerti pada Bambam yang saat ini seakan ingin menerkamnya hidup-hidup. Putus cinta dengan Lisa sepertinya benar-benar membuatnya sedikit depresi?
"Kenapa sih?" Yugyeom menepis tangan Bambam dari lengannya.
"Ada sesuatu yang harus lo jelasin," ucap Bambam.
Alis Yugyeom bertaut. "Apa?"
"Lisa sama lo, ada apa di antara kalian berdua?" sorot mata Bambam tajam menatap Yugyeom.
Yugyeom tertawa pelan, ia mendesah tak kentara. Senyumnya tersungging, "dengar ya, gue sama Lisa cuma teman."
"Bohong," tukas Bambam.
Plak!
Tangan Yugyeom melayang memukul kepala Bambam, suasana dorm yang sepi membuat suara pukulan itu terdengar jelas. "Sorry."
"Tapi biar lo sadar aja, gue sama dia emang sebatas teman. Gue gak hobi menikung teman sendiri, Bamie."
"Terus lo bisa jelasin soal Kak Jackson?" Bambam melempar pertanyaan yang selama tiga hari ini ia pendam sendiri.
Wajah Yugyeom jelas menunjukkan ketidahtahuan soal itu, ia blank. "Kak Jackson? Gimana maksudnya?"
Giliran Bambam yang menghela napas panjang, raut sedih tercetak jelas pada wajahnya. "Tolong jelasin, kenapa Kak Jackson selalu chat sama Lisa. Kenapa Kak Jackson bisa ketemuan sama Lisa di cafe."
"Tolong jelasin Gyeom, terlalu sakit jika gue harus mengira-ngira sendiri."
Yugyeom terdiam, bagaimana bisa ia menjelaskan jika dirinya sendiri tak mengerti? Lagipula, dia tak nyaman jika harus mencampuri urusan orang lain.
"Maybe they're just a friend?" hanya itu yang bisa diucap oleh Yugyeom.
Ucapan yang dibalas dengan senyum tipis Bambam. "Awalnya gue sama Lisa juga teman."
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Bambam, Untuk Lisa
Fanfiction[Book 1: Dari Lisa, Untuk Bambam] [Book 2: Dari Bambam, Untuk Lisa] . . . Bersamamu adalah suatu kebahagian yang tak pernah terkira nilainya.