"Buka pelan-pelan.." dokter memberi instruksi untuk danta membuka matanya.
Mata danta berkedip sangat pelan, aku, mama, papa, dan om danta ada di ruangan itu. Aku sudah menceritakan segalanya pada keluargaku, begitu juga dengan cintaku yang tak berkurang.
"Masih blur?" Dokter melambai-lambaikan tangannya di depan mata danta.
"Om.." ia menatap wajah omnya dalam-dalam.
"Tante.. om.." bergilir dengan wajah kedua orang tuaku.
Jantungku masih berdegup kencang, pandangan danta masih tak terfokus padaku.
"Ayo lihat aku danta.. lihat aku.."
Ia berdiri dengan tangan meraba-raba. Apa oprasinya gagal? Hatiku semakin cemas saat dia melewatiku tapi tak melihatku..
"Sayaaangggggg.." ia tiba-tiba memelukku dari belakang.
Deg! Danta bisa melihatku?
"Ka-kamu udah bisa ngeliat aku? Kamu bisa ngeliat aku kan?" Danta hanya mengangguk mendengar pertanyaanku.
"Yayyyyy dantaaaa!!"
Aku langsung meloncat kepelukannya, aku benar-benar bahagia sekarang. Entah aku tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, tapi kebahagiaanku benar-benar tak bisa ku gambarkan. Aku sangat mencintai lelaki ini.
"Tapi setidaknya istirahatlah sehari sebelum pulang kerumah." Tambah dokter yang merawat danta.
"Iya danta, kami akan mengurus semua proses kepulanganmu."
Semua orang meninggalkan ruangan danta untuk mengurus kepulangannya. Aku masih setia dengan senyum bahagiaku, dan air mata yang sudah bersandar di pelupuk mataku.
"Hei, kenapa nangis?" Danta menyeka air mataku dengan tangan kanannya.
"Aku bahagia aja. Aku gak nyangka kita bakal bisa bareng-bareng lagi."
Danta menarik tubuhku kepelukannya, tangannya menjewer telingaku kanan dan kiri.
"Anak nakal. Aku udah bilang kan aku bakal perjuangin kamu, kenapa kamu malah ninggalin aku?"
"Maaf sayang. Aku....."
"Maafnya pake cium aja, mulai hari ini sampe nanti kita nikah, hukumanmu cium aku 100 kalo setiap hari.." ia masih memelukku erat.
"Pelukanmu gak enak sekarang, badanmu kecil." Tambahnya.
"Dantaaaa!!"
Ia tertawa terbahak-bahak, sungguh ini adalah hal yang paling aku rindukan dalam hidupku. Bisa mengulang semua kemesraan dengan danta, semoga tuhan tak merenggut bahagiaku sekali lagi.
****
"Om, danta bisa minta tolong? Mumpung semua orang disini." Danta membuka obrolan ketika semua orang kembali ke ruangannya.
"Apa danta? Selagi om bisa, om pasti tolong."
"Lamarin alexis buat danta om, danta janji gak akan ngerepotin om lagi setelah itu. Danta bakal kerja keras buat hidupin calon istri danta."
Ia memandangku, tangannya menggenggam tanganku erat, aku melihat mata mereka satu persatu. Mama dan papa saling merangku, senyum menghias wajah mereka semua. Ada yang ingin keluar dari hatiku, perasaan yang membuatku ingin melompati seisi cakrawala.
"Tanya dulu sama alexis, emang dia mau kamu lamar? Jangan kepedean dulu dan.." ledek omnya.
"Lex, kamu mau kan aku lamar? Gitu ya om nanyanya?"
Seisi ruangan tertawa cekikikan, aku menerawang kilas balik hidupku, danta yang manis yang selalu melindungiku, menjadi penolong pertamaku saat aku kehilangan sosok ara. Danta yang terus menjagaku, lelaki ini tak pernah menyakitiku, akulah yang selalu takut menyakiti orang disekitarnya, yang pada akhirnya menjadi alasanku meninggalkannya bertahun-tahun, tapi cintanya tetap terjaga untukku.
"Alexis. Will you marry me?'
Kalimat yang tak pernah terbayangkan dalam benakku sebelumnya, danta mengucapkan itu padaku. Danta mencium tanganku sambil terus menunggu jawaban dariku.
"Ayo jawab lexis.." ia benar-benar tak sabaran.
"Yes." Air mata bahagia menetes dari wajahku.
Danta memelukku erat, semua orang bertepuk tangan, termasuk dokter dan suster yang baru saja mengontrol keadaan danta. Aku tersenyum bahagia. Danta melingkarkan tangannya ke pinggangku.
"Aku gak denger. Apa jawabannya?"
"YES! DANTA YES!"
Aku memeluk danta erat, airmataku turun beriring dengan senyuman. Semua orang bahagia, aku yakin itu. Aku dan danta akan melanjutkan mimpi kami yang tertunda, menikah dan membuat keluarga kecil yang bahagia. Dengan anak-anak yang sefamous dirinya tapi tidak boleh segendut aku, apa kamu masih mengingat janji kita danta? Aku memetik buah dari kesabaranku, buah dari perjuanganku. Semuanya menjadi milikku sekarang, danta dan juga cintanya.
"Tuhan, apa aku terlalu berprasangka buruk padamu sebelumnya? Ku kira semua bahagiaku akan kau tarik hanya dalam beberapa saat, termyata tidak, bahagiaku hanya kau simpan rapi untuk waktu yang tepat. Waktu dimana kami cukup dewasa untuk memgambil keputusan yang lebih baik, waktu dimana kami bisa saling memertahankan satu sama lain. Kebahagiaan dimana senyum dan sakit tetap menjadi cinta yang menyatukan aku dengannya. Terimakasih tuhan telah menciptakan danta untukku, dengan segala kekuranganku, engkau memberikan danta yang selalu melengkapiku."
"Makasih sayang." Danta menggenggam tanganku erat.
"Sama-sama sayang. Makasih buat semua perjuangannya. I'm proud of you."
Aku tersenyum bahagia mendapati segalanya indah..
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta untuk Danta
Storie d'amoreJatuh cinta? Bukankah hal yang wajar? Tapi bagaimana dengan orang yang jatuh cinta untuk pertama kali? Lalu berfikir bahwa cinta yang ia miliki benar-benar salah? Perjalanan alexis begitu terjal untuk membahagiakan danta, meski harus membagi cintany...