RE 6: Secret

326 55 12
                                    

Erza membelalakan matanya saat sosok Aya berada di hadapannya. Ditambah kresek jinjingannya yang telah jatuh ke lantai terlebih dulu.

"Sial."

Aya yang masih mematung membuat Erza mengembuskan napasnya kasar. Ia menyerah. Ia tak peduli mau dianggap siluman sekalipun.

"Za," panggil Aya.

"Ga usah bawel," kata Erza, "gue percaya sama lo."

Entah kenapa hal itu dengan lugasnya ia lontarkan. Jujur, itu penjelmaan rasa takutnya. Ia terlalu takut akan hal-hal yang kemungkinan akan terjadi―nanti.

Hening.

Sampai suara gelak tawa Aya pecah dari mulutnya. Ayolah, apa ada yang lucu dengan semua ini?! Semua ini bahkan membuatnya ketakutan.

"Ahahahaha, sumpah ini ngakak, Za!" seru Aya tanpa menghentikan tawanya. "Makanya jangan suka asal ngomong, rasain ngejilat ludah sendiri."

Erza masih diam. Ia tak paham dengan apa yang dimaksud Aya barusan. Sungguh, menjilat ludah sendiri? Memangnya ia pernah berkata apa?

"Kalo Tante Len ada pasti dia ketawa juga," katanya membuat Erza semakin tidak paham.

"Maksud lo apaan, sih?" tanya Erza pada akhirnya.

"Ngaku aja, Za," kata Aya, "lo suka nge-wibu juga, kan? Itu sampe cosu. Mana kayaknya costume mahal, keliatan asli sumpah."

Penjelasan Aya membuat Erza terdiam. Hell, ia kira ini cosu?! Sebodoh itukah mata seorang Sayaka Anastasia sampai-sampai mengira ini palsu.

"Ya," panggil Erza.

"Hn?"

"Kalo gue bilang ini asli gimana?"

"Gak lucu anjir," balas Aya, "lo udah nggak zaman ngidap chuunibyou, ah, karena lo SMA mungkin sebutannya jadi kotounibyou atau koukounibyou."

Erza mengembuskan napasnya kembali. Lebih kasar dari sebelum-sebelumnya. Ia mengatakan hal yang sia-sia pada gadis itu. Toh, dirinyapun tak percaya pada awalnya. Apa lagi orang lain. Terlebih seorang Aya. Dan kenapa ... ia bisa secepat itu percaya padanya. Mengatakan hal yang harusnya ia tutupi.

"Awalnya gue juga nggak percaya," kata Erza. Tanpa sadar menunjukkan punggungnya pada Aya. "Tapi, lo bisa liat ini asli atau palsu."

Aya terdiam. Kemudian menyentuh punggung itu perlahan. Hatinya berontak seketika. Ia ... ia tidak berbohong. Pikirannya mendadak terbang pada mimpi itu. Pada tempat itu. Pada sesuatu yang tak sepenuhnya ia ingat.

Tentang dirinya yang ternyata bukan manusia. Tentang kehidupan ke dua―dua sosok―malaikat yang salah satunya adalah dirinya. Tentang pelanggaran yang mereka berdua lakukan. Lalu Erza ... jangan bilang kalau Erza adalah sosok itu. Jangan bilang kalau Erza adalah....

"Flash?"

Aya segera mengenyahkan pikiran itu. Menggelengkan kepalanya sekeras mungkin. Tidak mungkin, Erza tidak mungkin orang itu. Sikapnya terlalu jauh. Sangatlah jauh. Ia tahu itu meski tak mengingat segalanya. Apalagi tentang sosok Flash yang sebenarnya adalah cinta pertamanya.

Tanpa ia sadari, sisi lain pikirannya berusaha mengenyahkan kenyataan. Kenyataan bahwa malaikat yang bereinkarnasi bersamanya, yang kemungkinan berumur sama dengannya hanya satu. Hanya dia. Hanya mereka berdua yang terlibat dalam tragedi benang merah itu.

Nggak mungkin, batin Aya.

"Ya," panggil Erza membuat gadis itu mengerjapkan matanya, "lo takut, ya?"

Love Life a Reincarnation Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang