02. His Annoying Smile

9.6K 635 57
                                    

"Lo harus buat Analia jatuh cinta sama lo."

Aldefian menggeleng gelisah. Ini tantangan yang gila! Mengapa ia harus terlibat pada taruhan gila yang melibatkan perasaan seperti ini? Aldefian itu paling malas bermain-main dengan seseorang yang tidak memiliki ketertarikan padanya.

Lebih baik dia memacari Bella, gadis paling diincar di SMUnya. Ataukah Aldefian disuruh balikan dengan Freya, gadis cantik ketua cheerleaders yang baru ia putuskan kemarin. Atau apapun itu. Asalkan jangan Analia.

Aldefian sudah terkenal di seluruh penjuru kelas dalam waktu beberapa minggu. Aldefian memang tampan, apalagi ia juga memiliki tubuh tinggi yang menjadi tipe idaman para gadis di SMU Harapan Gemilang. Hal itu juga telah membuat list mantan pacarnya bertambah. Aldefian kasihan, kalau dia harus menolak perasaan gadis yang menaruh hati padanya. Makanya dia terima saja.

"Dan kalau lo gak berhasil, lo harus jadi babu kita bertiga selama tujuh hari dan nerima cintanya si Disa. Si ondel-ondel tahun baheula-nya SMU Harapan Gemilang. Gimana?"

Di atas balkon dengan pandangan yang menjurus pada langit malam, pikiran Aldefian begitu berkecamuk. Dari semua cewek yang ada di dunia, mengapa harus gadis ketus itu?

Dan bodohnya Aldefian menerima tantangan itu.

"Ah emang dasar Ms. KETUS!" Aldefian menendang tembok yang berada di dekatnya sebagai ungkapan kekesalan.

"Dasar gak waras." Aldefian langsung berbalik ketika mendengar sebuah suara menginterupsi ungkapan kemarahannya.

Kedua manik mata Aldefian membulat. Baru saja dipikirkan, gadis itu sudah berdiri di hadapannya sekarang. Menatap Aldefian dengan pandangan menelisik. Langsung saja, hal itu membuat Aldefian menjadi grogi.

"Tapi kalau lo berhasil menaklukkan hati Analia, kita bakalan make lipstick sama rok sambil nyanyi lagu cocol-cocol manjanya mimi peri di lapangan sekolah."

"Ngapain lo nendang tembok? Tugas fisika harus dikumpulin besok, kalau lo masih ngaret, lo gak bakal ikut ulangan." Analia melipat tangannya di dada. Tatapannya masih saja terlihat sangar.

Aldefian memperbaiki posisi tubuhnya menjadi berdiri tegap. Menatap Analia senetral mungkin dengan senyum kalem andalannya. "Tenang An, udah gue kerjain kok."

Tahi, gue lupa sama itu tugas!

Dalam hati Aldefian mematut dirinya karena melupakan tugas neraka itu. Detik berikutnya Analia kemudian mengangguk lalu berjalan masuk ke dalam rumah dan meninggalkan balkon.

Sebelum benar-benar pergi meninggalkan balkon, Aldefian mendapat dorongan dari cahaya Ilahi. Ide gila kemudian muncul begitu saja diotaknya saat ia dengan setengah berteriak berkata, "good night oh my neighbors!"

Entah Analia mendengarnya atau tidak. Yang jelas, Aldefian meneriakkan kalimat itu, setitik senyuman kembali muncul menghiasi ujung bibir cowok itu.

***

Hari itu masih terlalu pagi. Matahari masih mengintip malu-malu dari gedung pencakar langit.

Analia jatuh cinta pada suasana pagi ini. Sesaat sebelum berangkat ke sekolah, gadis itu selalu menyempatkan waktunya untuk berlari pagi mengelilingi sekitar kompleks. Dan setelah pulang, ia lalu bergegas ke dapur menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan kakaknya.

Analia tinggal sendiri. Tidak ada asisten rumah tangga yang membantunya menyelesaikan pekerjaan rumah. Sementara itu, ia tinggal terpisah dengan kakaknya. Walaupun Analia tahu, setiap pagi setelah ia berangkat ke sekolah, kakaknya itu pasti selalu berkunjung ke rumah dan diam-diam menyantap sarapan yang Analia masak.

Oh My NeighbourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang