20. Strangeness

2.3K 275 12
                                    

Sedari tadi, perut gadis berambut acak itu terus berbunyi nyaring. Tidak membiarkan barang semenitpun waktu agar pemiliknya dapat beristirahat tenang setelah menyelesaikan beberapa hal penting yang menyangkut acara perpisahan untuk kelas XII yang akan diadakan dalam jangka waktu beberapa hari lagi.

Analia menghembuskan napasnya berat. Seberat matanya yang selalu ingin mengatup rapat. Meskipun begitu, ia tetap saja memaksa diri berjalan gontai menuju dapur dan kemudian membuka lemari penyimpanan makanan.

Setelah melihat-lihat sejenak, Analia tak merasa satupun makanan instan yang berada di lemarinya dapat menggugah seleranya. Alhasil, sang gadis pun beralih pada kulkas berwarna putih yang berada pada sudut dapur.

Senyuman kecil akhirnya timbul setelah tangannya meraih beberapa potong brownies yang tersaji di atas piring. Kebiasaan aneh selalu menyimpan brownies dalam kulkas memang tak dapat lagi Analia hilangkan dari dirinya.

Setelah menaruh sepiring brownies di atas meja makan, Analia kembali membuka lemari pendingin. Berniat untuk mencari minuman cocok untuk ia konsumsi ditemani dengan brownies cokelatnya.

Lagi-lagi kebiasaan Analia minum ataupun memakan makanan dingin di malam hari tidak dapat ia elak dari dirinya.

Saat kedua bola matanya asik menggeledah isi lemari es yang 70% kosong melompong, mata Analia kemudian tertumbuk pada dua buah gelas plastik berisikan carian berwarna cokelat dan ungu yang telah habis kurang lebih seperempatnya.

Kali ini mata gadis itu tak lagi terantuk-antuk berat. Ia berganti menghela napas. Entah apa artinya hal itu. Yang jelas, detik berikutnya, Analia mengambil kedua gelas plastik dan membawanya di balkon rumah. Kemudian menaruhnya di atas meja kecil yang terletak di sana. Lalu bergantian membawa brownies dingin ke balkon dan meletakkannya di tempat yang sama.

"Dia udah tidur belum yah?"

Mesem-mesem sendiri, Analia meluangkan waktu untuk membenahi diri sekedarnya lalu segera berlari masuk ke kamar dan kembali lagi ke balkon untuk mengambil ponsel. Mengetik sebuah pesan dengan cepat yang ditujukan pada sang tetangga pemilik bubble tea rasa taro.

Analia Andries : udah tidur?

Hanya butuh waktu lima detik hingga balasan kemudian muncul.

Aldefian F. : belum. Ada masalah apaan An?

Dikirimi balasan pesan dengan secepat kilat saja membuat Analia jadi melayang-layang ke angkasa. Dia benar-benar hilang kewarasan. Sampai-sampai Analia lupa bahwa ia harus membalas pesan Aldefian terlebih dahulu sebelum melambung terlalu tinggi.

Aldefian F. : Aha! Gue tau!

Aldefian F. : Lo pasti kangen kan sama gue? Trus sekarang pasti nyari-nyari gue di balkon.

Aldefian F. : Ngaku!

Senyuman berangsur pudar, tergantikan oleh gembungan pada kedua pipi Analia. Kesal.

Mengapa Aldefian bisa tahu kalau ia kini sedang mencari-carinya di balkon rumah?

Analia Andries : jangan ge-er

Aldefian F. : wehehe, maap-maap. Canda doang. Btw, emangnya ada apaan lo chat gue malem-malem? Untung gue belum tidur.

Analia Andries : gak papa sih. Lo lagi ada di rumah?

Aldefian F. : nggak. Gue lagi di apartemen nyokap.

Analia Andries : oh, gitu. Ya udah deh, night.

Oh My NeighbourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang