Part 2

98 47 70
                                    

Setelah teman-temannya pergi, Aila langsung masuk kamar dan menonton Drama Korea tanpa subtitle, itulah kebiasaan Aila kalau sedang di rumah. Bahkan dia bisa seharian penuh berdiam di kamar untuk menonton drama Korea. Dia bukan Kpop Lovers, tapi dia sangat suka drama Korea.

Isfan masuk kedalam rumah Aila tanpa permisi, mungkin karena sudah terbiasa dia bolak balik rumah Aila. "Haiii,,,,,, Bik Ina, Ailanya ada enggak? atau, dia lagi keluar sama temennya?" tanya Isfan ke seorang asisten rumah tangga Aila.

"Ada ko di kamarnya, mau bibik panggilin?" tanya balik bik Ina sambil menaruh sapu yang ada di tangannya dan hendak menaiki tangga.

"Enggak usah bik, biar Isfan aja yang ke kamar Aila, Isfan kan enggak mau ngerepotin bibik yang cantik ini" ledek Isfan yang membuat bik Ina tersenyum. Isfan tidak pernah memandang status, menurut dia ya semua manusia itu sama di mata Tuhan. Jadi untuk apa kita malu berteman dengan asisten rumah tangga atau yang lainnya.

"Den Isfan mah ngeledek wae" Isfan sering sekali ngeledekin bik Ina, karena mereka sudah kenal dari Aila kecil. Bahkan Aila dan Isfan sering mengerjai Bik Ina.

Isfan membuka pintu kamar Aila, terlihat Aila sedang serius menonton film di laptopnya, bahkan dia tidak menyadari kalau Isfan sudah berada di dalam kamarnya dan sedang memerhatikannya. "Pasti seru ya punya kakak laki-laki" ucap Aila sambil memerhatikan film dengan tangan yang menjadi tumpuan untuk dagunya.

"Emang aku gak seru?" Isfan yang secara tiba-tiba bicara membuat Aila terkejut dan hampir saja dia berteriak. "Hehhh dokter gadungan, bikin kaget aja sih, sana pergi, aku lagi enggak mau di ganggu, dasar pengrusuh" usir Aila sambil mendorong tubuh Isfan yang gagah dan cukup tinggi kalau berdampingan dengan Aila.

"Santai dong anak kecil, oya kata tante Nasya, pak Tarno supir kamu itu lagi mudik, jadi kalau mau pergi sama aku, dan berhubung kamu belum ahli banget nyetirnya jadi kamu gak boleh bawa mobil" ujar Isfan dengan senyum kemenangannya. Terlihat jelas perubahan raut wajah Aila menjadi kesal dan marah.

Aila langsung nenutup telinga saat Isfan mulai bicara. "Huuwwaaa,,,, Mamah,,,, Kenapa mamah tega ngejerumusin aku sama dokter gadungan ini" rengek Aila sambil menutup laptop, mengambil tas kecil dan keluar kamarnya. Bahkan dia meninggalkan Isfan yang terlihat bingung dengan tingkah Aila.

Isfan mengikuti Aila dari belakang dan masih terus memerhatikan tingkahnya. "Kamu mau kemana Ai, mau pergi naik ojek atau naik Taxi?" ledek Isfan saat melihat Aila keluar rumahnya. Saat sudah sampai di depan mobil, Aila berbalik badan ke arah Isfan. Dengan dagu yang terangkat dan tangan yang berada di pinggangnya.

"Kan kamu supir aku, ya pergi sama kamu lah, cepetan pak supir, jangan lelet" oceh Aila sambil memasuki mobil dan memasang earphone ke telinganya.

"Makin hari makin ngeselin aja nih anak kecil, tapi aku suka" Isfan memasuki mobilnya dengan senyum mengembang di wajahnya. "Lama" ucap Aila, tapi tidak melihat ke arah Isfan sama sekali.

Isfan memajukan wajahnya mendekat ke wajah Aila, bahkan hidung mereka hampir bersentuhan. "Ngegemesin banget sih. Boleh aku cium ga?" Aila membulatkan matanya dan langsung menghantam kening Isfan dengan kepalanya.

"Aww,,,, sumpah sadis banget sih kamu Ai?" ringis Isfan, dia merasakan keningnya yang sakit karna ulah Aila. "Biarin, makanya jadi orang jangan ngeselin. Cepet jalan".

Isfan langsung menancap gasnya dengan cepat, dan dia tidak memperdulikan Aila yang sedang teriak-teriak di sampingnya untuk memperlambat laju mobil.

                                  ☘☘☘

Uta dan Fera sedang memilih beberapa boneka Teddy Bear, dan Uta terpanah dengan boneka berwarna coklat. "Gak kaya anak kecil ya? Ko cuma beliin kak Risha boneka doang sih?" tanya Fera yang melihat kakak nya senyum-senyum melihat boneka di tangannya.

Aila VarishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang