Part 6

77 30 52
                                    

Lena dan Fera menuntun Aila menuju ruang dosen. "Kamu ada hubungan apa sih La sama Isfan?" tanya Fera yang sedikit ragu untuk bertanya ke Aila.

"Isfan? dia temen aku dari kecil, dari aku baru lahir ampe sekarang kita deket banget, mungkin karena dia lebih tua, jadi dia lebih ngejagain aku, kenapa sih emang?" tanya Aila santai.

"Yailah La, kamu gak peka banget sih sama Fera, dia itu naksir sama Isfan" celetuk Lena. "Apaan sih Len, boong La, jangan dengerin dia" elak Fera, dengan saltingnya.

"Kalo suka sama Isfan juga gakpapa, dia dokter yang baik, walaupun sedikit ngeselin, aku masuk dulu ya" setelah sampai depan ruang dosen, Aila pun masuk ke dalam. Sedangkan Lena dan Fera menunggu di depan ruang dosen.

"Len, jaga dong kalo punya mulut, kalo Aila mikirnya beneran gimana?" tanya Fera dengan kesal. "Kenapa emang kalo Aila mikirnya beneran? toh itu kan bagus buat kamu Fer" ujar Lena. "Iya sih" jawab Fera dengan singkat.

Karna sudah lama Fera menyukai Isfan, munyakai dalam diam. Fera selalu curi-curi pandang saat berkumpul dengan Isfan dan Aila. Walau terkadang dia suka sangat cemburu dengan kedekatan Isfan dan Aila. Karna menurut Fera, perhatian Isfan ke Aila terlalu berlebihan.

                           ☘☘☘

Isfan pov

Aku nungguin Aila di kantin, sebenernya sih gak tega ngeliat Aila jalan pincang, tapi mau gimana lagi dia kekeh banget buat ke kampus.

"Hai Fan" sapa kak Uta yang baru aja sampe kayanya. "Ngapain kesini kak, tumben banget?" tanyaku karena kak Uta emang gak pernah ke kampus. Dia dulu sempet jadi dosen di sini, tapi dia mutusin keluar untuk melanjutkan bisnisnya.

"Mau ketemu Aila, oya kamu gak ngampus, atau ke Rumah Sakit?" sama kaya apa yang aku fikirin, pasti dia ke sini nyari Aila. Dia ga tau apa, gara-gara dia Aila terluka.

"Dosen lagi gak masuk, terus jadwal praktek aku nanti siang, oya gimana acara lamarannya?" Tanyaku santai sambil sesekali mainin handphone. Ya sebenernya aku tau, kalau acara lamarannya pasti sukses banget, dan itu berkat Aila Varisha.

Terlihat dia tersenyum bahagia. "Sukses, Aila emang paling bisa deh, Risha juga suka banget" kak Risha pasti suka dan Aila yang sakit hati.

"Kakak ngapain di sini?" tanya Fera yang baru aja datang. "Mau ketemu Aila, lohh kaki kamu kenapa Aila?" tanya kak Uta yang keliatan sangat khawatir, entah dia beneran khawatir atau enggak.

Aila berjalan ke arah ku, dan dia memegang lenganku. "Aku gak papa, cuma jatuh dari tangga, untung ada dokter Isfan" berusaha tersenyum, itu yang di lakuin Aila sekarang.

"Udah selesai kan? Kita pulang sekarang ya?" tanyaku yang langsung merangkul Aila. "Udah, kak Uta, Fera, Lena, aku langsung pulang ya". Pamitnya dengan senyum yang mengembang di wajah cantiknya.

"Aku yang nganterin kamu, Aila pulang sama aku Fan" dia minta izin ke aku? bukan, maksa tepatnya, dia maksa buat nganterin Aila pulang.

Isfan pov off

"Gak usah kak, kita kan gak searah, lagi juga rumah aku sama Isfan sebelahan" jawab Aila spontan, karna kalau dia di dekat Uta, perasaannya semakin tidak karuan.

Tapi tiba-tiba Uta menggengdong Aila. "Aku yang nganter kamu pulang, semuanya balik dulu ya" Uta pamitan dan berjalan sambil menggendong Aila.

"Turunin dong kak malu di liatin orang, lagian juga aku gak enak sama kak Risha, nanti dia bisa salah paham kalo ngeliat kakak gendong aku" ujar Aila yang sedikit memohon agar di turunin dari gendongan Uta.

"Percaya sama aku, Risha gak akan pernah salah paham" Uta meyakinkan Aila, dan benar saja, mereka menjadi tontonan anak kampus saat Uta melewati koridor untuk menuju parkiran. Mantan dosen yang terkenal sangat tampan, kini menggendong Aila ala bidal styles.

Aila VarishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang