Aila hanya diam saat di tarik oleh Isfan menuju pojok koridor. Lena dan Fera yang tidak sengaja melihat Isfan menarik Aila dan mereka langsung mengikuti Aila dan Isfan diam-diam.
"Semua akan baik-baik aja" ucap Isfan yang memeluk Aila, dan detik itu juga Aila menangis di dalam pelukan Isfan. "Sakit Fan, sakit banget". Ucap Aila di sela tangisannya yang semakin keras.
Isfan mengelus kepala Aila dan mencoba menenangkan wanita itu. "Iya aku tau, sabar, kamu bisa ngelewatin semua ini".
Aila melepaskan pelukannya dan menyeka air matanya kasar. "Aku ini perempuan macem apa sih Fan? Aku mengharapkan calon suami orang, aku ingin memilikinya Fan, tapi mereka berdua juga sangat berharga bagi aku, aku gak bisa bohongin diri aku sendiri kalo aku bener-bener cinta sama dia Fan".
Isfan menghapus air mata Aila dan membingkai wajahnya dengan tangannya. "Aila, kamu wanita yang hebat, kamu enggak mengharapkan dia, kamu cuma belum bisa MoveOn, ada waktunya kamu bisa ngelupain semua itu, perlahan Ai, kamu pasti bisa, jangan pernah takut, karena aku selalu ada di sisi kamu, kamu harus percaya itu".
Saat ini mereka berdua sedang bertatapan, tangan Isfan masih dengan setianya membingkai wajah Aila dan Aila perlahan juga ikut membingkai wajah Isfan. "Thanks Fan, kamu bukan hanya sahabat bagi aku, tapi kamu juga kakak yang terbaik bagi aku".
Di tempat lain, Fera sedang menahan amarahnya melihat adegan Aila dan Isfan. Sedangkan Lena mengelus bahu Fera agar Fera tidak terpancing cemburunya.
☘☘☘☘
Nasya sedang menunggu kedatangan Aila dengan gelisah, sedangkan Tania sedang bercerita ke Nasya tapi Nasya tidak memerhatikannya. "Mamah" panggil Aila. Nasya yang mendengar suara anaknya langsung mencari ke sumber suara.
"Kemana aja sih kalian? Ayo sekarang masuk, pilih baju buat nanti malem" ujar Tania dan dia memimpin masuk kedalam butik itu.
Nasya tersenyum kearah Aila dan memeluk Aila. "Mamah tau apa yang kamu rasain sayang, mungkin emang sakit, tapi mamah yakin kamu wanita yang kuat" bisik Nasya di telinga Aila.
Aila menangis mendengar ucapan mamahnya. "Mah, cuma mamah yang tau isi hati Aila, cuma mamah yang ngerti Aila" Nasya melepaskan pelukan mereka dan menggenggam kedua tangan Aila. "Karena kamu anak kandung mamah, putri mamah dan malaikat kecil mamah, Aila, kamu hidup mamah nak" Nasya sedikit berkaca-kaca mengucapkan semua itu, sedangkan Isfan hanya tersenyum melihat ketulusan kasih sayang anak dan ibunya.
"Kalian lagi ngapain disini? Ini baju untuk kalian, ayo ganti baju sekarang abis itu kita kesalon" perintah Tania, Isfan dan Aila mengambil baju dari tangan Tania dan masuk keruang ganti. "Kamu ngasih mereka baju couple ya?" tanya Nasya.
"Iyadong, adik dan kakak itu harus kompak dan serasi, siapa tau nanti jodoh kan?" ujar Tania dengan senyum kebahagiaannya. "Duh, mamahnya Aila yang satu ini dari dulu enggak pernah berubah ya kelakuannya?" ledek Nasya dan Tania hanya tertawa.
☘☘☘☘
Di tempat pesta, Risha sedang gelisah, dia terus saja berdiri di dekat pintu masuk. "Uta, kok Aila belum dateng ya? Pokonya aku gak mau mulai pesta ini kalo enggak ada Aila, karena ini juga pesta dia" oceh Risha yang sedikit memberika ancaman kearah Uta.
"Sayangku, kamu tenang dong. Fera, kamu liat Aila gak?" tanya Uta saat Fera melintas di dekatnya. "Enggak" jawab Fera dengan jutek dan berlalu pergi meninggalkan kakaknya dan Risha. Risha terus memainkan handphonenya untuk menghilangkan rasa bosennya. Risha sedikit terkejut melihat foto di nistagramnya. "Liat deh Ta, kelakuan cowok satu ini" ujar Risha sambil menunjukkan handphonenya ke arah Uta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aila Varisha
Teen FictionTak semua apa yang terlihat baik-baik saja itu berarti benar baik-baik saja, Menyimpan rasa suka bertahun-tahun itu tidak mudah, Aila mencoba memendam semuanya dan terus membuat pria yang dia sukai behagia bahkan dia membantu untuk pria itu melamar...