Isfan memasuki rumahnya, hari ini dia terlihat lelah bahkan jas dokternya lupa dia buka. "Assalamualaikum mamah ku yang cantik, kok jam segini belum tidur, ayah mana?" tanya Isfan yang melihat Tania sedang membuat minuman di dapur.
"Waalaikumsalam, duhh dokter ganteng cape banget kayanya, ayah lagi mandi, kamu udah makan belum, mau mamah panasin makanannya?"
"Enggak usah mah, oiya Aila kemana mah, kok tumben tuh anak anteng" tanya Isfan sambil clingak clinguk mencari Aila.
Biasanya Aila selalu berada di dekat Tania, tapi kali ini berbeda. Bahkan sejak siang Isfan sangat sulit menghubungi perempuan itu.
Tania memberikan gelas berisi susu putih ke Isfan "Kasih Aila Fan, dari sore loh dia enggak keluar kamar, mana kamarnya dia kedap suara lagi, kan mamah jadi enggak tau dia lagi ngapain" terdengar kekhawatiran dari suara Tania.
Ya, karna semua kamar di rumah ini kedap suara. Entah apa motif Ridwan membuat kamar mereka kedap suara. Isfan mengerutkan keningnya saat tau Aila belum keluar kamar dari sore, perasaannya makin tidak karuan mendengar tentang Aila.
"Yaudah mamah tenang aja ya, oiya nitip jas Isfan ya mah" setelah menaruh jasnya di meja, Isfanpun berjalan menaiki tangga menuju kamar Aila.
Sesampai di depan kamar Aila, Isfan langsung membuka pintu tersebut yang ternyata tidak terkunci, dan saat pintu itu terbuka terdengar suara musik yang sangat keras, terlihat juga Aila yang sedang meliukkan badannya mengikuti ritme musik, dia ngedance dengan baju yang basah karena keringatnya.
"Stop Ai, minum dulu susunya" ucap Isfan yang meninggikan suaranya karena suara musik mengalahkan suaranya. "Keluar Fan, aku lagi enggak mau di ganggu" ucap Aila jutek sambil terus ngedance.
Isfan merasa ada yang tidak beres dengan sikap Aila, Aila hanya gila ngedance kalau dia sedang ada masalah. "Kamu kenapa sih Aila?" teriak Isfan, dan Aila menepis gelas susu yang ada di tangan Isfan hingga jatuh dan menimbulkan pecahan beling yang berserakan.
Aila mematikan musiknya dan kembali berdiri di depan Isfan. "Kan aku udah bilang keluar Isfan, aku lagi enggak mau di ganggu, kamu ngerti itu enggak sih" Aila membentak Isfan dengan muka yang merah karena marah. "Kamu kenapa sih Ai?" ucap Isfan khawatir sambil mengelus kepala Aila.
Dia tau, kalau wanita yang ada di hadapannya ini pasti sedang ada masalah. Aila menepis tangan Isfan yang ada di kepalanya. "Kalo gitu aku yang keluar dari sini" Aila keluar kamar dengan menginjak pecahan beling yang berserakan di kamarnya.
Saat Aila menuruni anak tangga dia bertemu Tania dan Wisnu. "Kamu kenapa sayang?" tanya Tania khawatir. "I'm fine" jawab Aila singkat sambil terus berjalan menuruni tangga.
Isfan melihat darah dari kamar Aila dan darah itu menuju luar kamar. "Darah, berarti kaki Aila" saat sadar kalau kaki Aila terluka, Isfan langsung berlari menyusul Aila. Bahkan dia mengabaikan panggilan mamahnya saat melewati kedua orang tuanya.
"Mereka kenapa sih yah, terus ini darah dari mana?" panik Tania yang melihat banyak bercak darah di lantai. "Sabar mah, ayo kita samperin mereka" jawab Wisnu sambil merangkul istrinya berjalan mengikuti Isfan.
Isfan menarik tangan Aila dan memeluknya. Tapi Aila terus saja berontak agar dia terlepas dari pelukan Isfan. "Aku tau kamu lagi terluka, ada aku Ai disini" Aila berhenti berontak dan memeluk Isfan sambil menangis.
"Hiks hiks,,, aku enggak papa Fan, aku gak terluka" ujar Aila di sela tangisannya. Tania dan Wisnu yang melihat Aila menangis semakin khawatir. Karna Aila sangat jarang menangis, bahkan tidak pernah menangis.
"Fan, Aila kenapa, kenapa dia nangis?" tanya Tania dan Isfan hanya meng isyaratkan untuk mereka tidak bertanya dulu. "Kaki Aila berdarah?" ucap Wisnu yang melihat darah terus keluar dari kaki Aila.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aila Varisha
Novela JuvenilTak semua apa yang terlihat baik-baik saja itu berarti benar baik-baik saja, Menyimpan rasa suka bertahun-tahun itu tidak mudah, Aila mencoba memendam semuanya dan terus membuat pria yang dia sukai behagia bahkan dia membantu untuk pria itu melamar...