Aila baru sampai di bandara Incheon. Dia menghirup dalam-dalam udara di Negara Korea Selatan ini, dia tersenyum sambil berjalan menarik kopernya. Aila mengedarkan pandangannya keseluruh bandara untuk mencari seseorang yang katanya akan menjemputnya. Saat melihat seorang pria membawa kertas bertulisan Narendra, Aila pun langsung menghampirinya.
"Lee biseonim?=sekertaris Lee?" tanya Aila saat berada di depan pria berwajah tampan, kulit putih dan mata yang sipit.
"Ye, Wellcome to Korea agassi= ya, selamat datang di Korea nona" ucap pria itu sambil sedikit menundukkan badannya kearah Aila, dan itu benar-benar sidikit membuat Aila canggung.
"Jangan terlalu formal sekertaris Lee, cukup panggil Aila" ujar sedikit canggung.
"Baiklah, ternyata kamu fasih juga ya bahasa Korea nya, mari ikut saya" sekertaris Lee itu mengambil koper Aila dan berjalan mendahului Aila.
"Iya dong, ga sia-sia aku selama ini les bahasa Korea" Aila membanggakan dirinya di depan sekertaris Lee. Mereka bethenti di depan mobil yang cukup mewah.
"Wahh,,, ternyata kamu hebat ya" Lee membukakan pintu mobilnya. Mereka masuk kedalam mobil dan selama di perjalanan, Aila tak henti-hentinya menebarkan senyumnya sambil melihat keadaan Korea di malam hari.
Tak membutuhkan waktu lama untuk mereka sampai di rumah keluarga Narendra. Mereka memasuki rumah itu dan betapa terkejutnya Aila saat melihat rumahnya itu. "Ini rumah kediaman hoejang-nim, besok akan datang seseorang yang biasa mengurus rumah ini". Aila sedikit melihat wajah sekertaris Lee yang terlihat cukup tampan menurutnya.
"Gamsahamnida=terimakasih, hmmm,,, Lee Boseo-nim, lusa aku akan masuk kantor dan besok aku akan kesuatu tempat, apa bisa mengantar aku kesana?" Tanya Aila, karena dia tidak akan menuruti perintah papahnya untuk berlibur, dia akan membuat perusahaan papahnya kembali berjaya. Dia memang tidak mendudukin posisi tertinggi di sana dia hanya membantu mengawasi.
"Tentu, Saya akan menyiapkan semuanya, kalo gitu saya permisi dulu" Sekertaris Lee pun pamit untuk pulang, sedangkan Aila berjalan menuju kamar yang sudah di beritau mamahnya.
Aila merebahkan badannya di atas kasur, dia tersenyum melihat kamar barunya ini, ada sedikit perbedaan dengan kamarnya yang ada di Indonesia, tapi hampir seluruhnya sama. "Ahh,,, kado dari Isfan".
Aila bangun dari tidurannya dan mendekati meja rias dan di sana ada kotak yang di beri oleh Isfan sebelum dia Take Of, senyum Aila mengembang saat membuka kotak itu perlahan. Aila kembali melebarkan senyumnya saat dia tau isi dari kotak itu.
"Ini kan, foto-foto saat aku kecil, pas wisuda dan saat acara pertunangan kak Uta" Ya,, Isfan memberika figura berupa foto kenang kenangan mereka berdua, dan di situ juga ada surat yang sengaja di tulis Isfan di belakang figura.
"Dear my little baby
Hepibesdey ya,,, sumpah aku selalu ganteng ya dari dulu. Jangan ceroboh ya baby, semoga di usia kamu yang bertambah ini, kamu makin dewasa, cantik dan makin sayang sama aku. Love you sweety".Aila menggelengkan kepalanya membaca tulisan yang Isfan tulis di belakang figura itu. "Semoga keputusan aku buat keluar dari Indonesia sudah tepat ya Fan, aku hanya benalu di antara kalian". Aila kembali menidurkan dirinya di kasur sambil memeluk figura yang berisi foto dirinya dan Isfan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aila Varisha
Teen FictionTak semua apa yang terlihat baik-baik saja itu berarti benar baik-baik saja, Menyimpan rasa suka bertahun-tahun itu tidak mudah, Aila mencoba memendam semuanya dan terus membuat pria yang dia sukai behagia bahkan dia membantu untuk pria itu melamar...