Part 7

43 10 7
                                    

                          ↘↙↘↙↘↙↘↙

Setelah sholat subuh, Aila menuruni tangga dengan hati-hati dan berjalan ke ruang keluarga untuk menonton televisi. "Ngapain kamu di sini Ai?" tanya Isfan yang baru saja selesai sholat. "Mau nyuci baju Fan di depan televisi" jawab Aila yang sedikit ketus.

Isfan menghampiri Aila dan mengusap kepala Aila. "Dasar, kebelakang rumah yuk" ajak Isfan, dan Aila memutar bola matanya. "Hmm ayukk" Aila berjalan terlebih dahulu menggunakan tongkatnya, tidak sampai lima menit, mereka sampai di taman belakang rumah dan duduk di bangku panjang yang ada di sana.

Isfan menaruh kepalanya di bahu Aila. "Sampe kapan ya kita kaya gini Ai?" tanya Isfan. Aila melirik sekilas ke arah Isfan. "Sampai kita jadi kakek nenek pun, kita bakalan tetep kaya gini Fan, kamu itu sahabat aku dan kakak aku, jadi gak akan ada yang berubah" balas Aila lembut dengan senyum yang mengembang dan sesekali mengelus kepala Isfan yang bersender di bahunya.

"Bisakah perasahan seorang sahabat dan kakak yang ada di diri kamu Ai, berubah menjadi perasaan Cinta?.
Aku mengharapkan itu"

"Ayo kita masuk ke dalem, kamu kan harus siap-siap berangkat ke rumah sakit" ucap Aila yang menjauhkan kepala Isfan dari bahunya. "Iya tuan putri yang bawel" ujar Isfan yang mencubit pipi Aila gemas. Aila yang merasa pipinya sakit karna ulah Isfan, Aila bersiap ingin melempar Isfan dengan sendal, tapi Isfan keburu pergi menjauh.

                        ☘☘☘☘

Two Months Later

Aila baru saja keluar dari ruang sidang. Wajah cerah dan bahagia yang terpancar dari wajahnya. "Gimana La sidangnya?" tanya Fera yang sangat antusias. "Lancar" ucap Aila dengan bangga dan memeluk kedua sahabatnya.

"Congratulations, my little baby" ucap Lena dengan bahagia. "Gimana kalo kita rayain dengan acara makan bareng, kita ajak Isfan, kak Uta sama kak Risha" Fera mengeluarkan idenya, dan Lena pun langsung mengangguk setuju. "Aku yang nelfon kak Uta, kamu yang nelfon Isfan, oke Fer" suruh Lena, dan keduanya langsung mengeluarkan handphone.

Aila menggelengkan kepala melihat kedua sahabatnya yang sangat antusias merayakan sidang Aila. Aila yang tidak mau di buat ribet sama kedua sahabatnya ini memutuskan berjalan terĺebih dulu.

Lena dan Fera berlari ke arah Aila. "La, mereka bisa, cuss ke restaurant biasa yuk, aku juga udah boking tempat barusan" Aila melotot mendengar ucapan Lena. "Cepet banget boking tempatnya, terus yang bayar nanti siapa?" tanya Aila dengan nada sedikit membentak. "Kamu" jawab Lena dan Fera kompak, sebelum berlari ke arah mobil Lena.

                      ☘☘☘☘

Aila, Lena dan Fera sampai lebih dulu di restaurant. Mereka pun udah memesan banyak makanan tanpa menunggu yang lain. "Hai semua" sapa Risha yang baru sampai dengan Uta. "Selamat ya Aila, sidang kamu hari ini lancar" Risha memberikan selamat ke Aila.

Uta tersenyum ke arah Aila. "Selamat ya Aila" Uta mengacak rambut Aila. "Gimana kalo kita serbu aja makanannya?" usul Lena dengan mata yang berbinar melihat makanan banyak. "Yaudah makan aja." Aila mempersilahkan mereka semua makan.

Aila Pov

Aku gak suka liat apa yang aku lihat sekarang, kak Uta mesra-mesraan dengan kak Risha. Oh come on, I'm really jealous, kalian gak pernah ngebayangin kan, kalo cinta pertama kalian bermesraan sama pasangannya di depan mata kita sendiri, I'm broken hearted.

Aila VarishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang