Chapter 3

102 4 0
                                    


Akane P.O.V

"Aku tidak mau melakukannya! Kenapa tidak orang lain saja yang melakukannya!?" Kataku.

"Tapi kau harus menjadi maid, kalau tidak para pelanggan tidak akan ada yang mau datang. Kau adalah gadis tercantik yang ada disekolah ini, Miyazaki-san" jelas Eri.

"Tapi, masih ada Miho-chan, Haruna-chan dan Aoi-chan. Kenapa tidak mereka saja yang menjadi maidnya? Mereka juga cantik" kataku.

"Mereka memang sudah menjadi maid dan kita kekurangan satu orang" kata Eri.

"Argh, baiklah. Serahkan baju maidnya" kataku sambil memberikan tanganku, tanda meminta baju maidnya. Eri pun memberiku baju maid itu, aku langsung mengambilnya dan pergi keruang ganti dengan kesal.

Ya, hari ini adalah festival budaya. Kelas kami membuat cafe dan aku harus menjadi salah satu maidnya. Aku berusaha keras untuk menolak tapi Eri selalu memaksaku untuk menjadi maid.

Setelah beberapa lama kemudian, aku keluar dari ruang ganti,

"Hey, aku tidak tahu kalau aku harus memakai kuping dan ekor kucing ini" kataku.

"Iya, itu karena cafe kita bertema hewan. Kau dapat bagian kucing, Aoi-chan​ rubah, Haruna-chan​ beruang, Miho-chan kelinci" jelas Eri.

"Baju maid ini terlalu memalukan" gumamku kesal.

Tiba-tiba, Aoi, Miho dan Haruna berjalan mendekatiku dan mereka sudah memakai baju maidnya.

"Waah, Akane-chan, kau imut sekali saat memakai baju itu" puji Haruna.

"Terima kasih, tapi aku tidak senang memakai baju ini" kataku.

"Hey, bukan hanya kau saja yang tidak senang. Kami juga" kata Aoi.

"Benar kata Aoi-chan" timpal Miho.

"Iya deh, yang penting kita semua merasakan hal yang sama" kataku.

Tak lama kemudian, Ryo datang menghampiriku.

"Akane-chan, aku tidak tau kalau orang yang dingin sepertimu bisa memakai baju maid" kata Ryo lalu tertawa terbahak-bahak.

"He-hey! Apa maksudmu!? Aku dipaksa untuk memakai ini!"kataku dengan semburat merah tipis diwajahku.

"Walaupun begitu, kau tetap imut memakai baju maid itu" kata Ryo seraya mengusap air matanya karena terlalu banyak tertawa.

Wajahku memanas, "Hu-huh, walaupun sudah dipuji, aku tetap tidak senang. Selain itu, kau menjadi butler, ya?" Kataku.

"Iya... oh ya, cafenya sudah mau mulai. Sebaiknya kalian semua bergegas ketempat masing-masing" kata Ryo.

"Ha'i" kata kami berempat serempak.

Aku bertugas sebagai maid yang membagikan pamflet bersama Miho. Aoi dan Haruna berada dicafe.

Aku ditugaskan untuk membagikan pamflet karena bisa memikat pelanggan. Itu kata Eri.

"Silahkan kunjungi cafe kami" kataku sambil memberikan pamflet. Miho juga melakukan hal yang sama. Kebanyakan, laki-laki yang mendekati kami dan mengambil pamfletnya.

"Hey," kata seseorang sambil memegang pundakku. Refleks aku langsung berbalik.

"R-ryo-kun?!"

"Kenapa reaksimu seperti itu? Apa kau tidak suka jika aku ada disini?" Tanya Ryo.

"Bukan itu, aku hanya kaget..."

"Hee~ jadi kau suka kalau aku ada disini ya?"

Wajahku memanas "Urusai, baka Ryo!"

Suki? Kirai?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang