Author P.O.V"Hoaamm.... Eh? Lho? Kemana idiot itu?" Tanya Akane pada dirinya sendiri saat melihat tidak ada Ryo disampingnya.
Akane memutuskan untuk bangun lalu berjalan kebawah. Dilihatnya Ryo yang sedang berbicara dengan orang ditelepon.
"Aku sudah bilang, aku tidak mau! Lagipula, aku sudah menikah! Apa kau tidak tahu itu?!" Kata Ryo dengan nada yang tinggi. Akane yang mendengar itu langsung bersembunyi dan menguping.
Ryo memijat keningnya, sangat terlihat kalau dia sedang kesal, "Ugh, mau bagaimana pun aku tidak akan melepas Akane. Jika kau berniat untuk mencelakakan Akane, akan kubalas kau" katanya lalu memutuskan panggilannya. Ryo mendudukkan dirinya dengan kasar, geraman kecil keluar dari mulutnya.
Akane terdiam sebentar. Banyak yang ingin ditanyakannya, tapi ditahannya karena dia melihat Ryo yang sangat frustasi. Akane menarik nafas lalu mengeluarkannya, dia pun berjalan mendekati Ryo.
"Ryo, ohayou" katanya.
"Akane? Ohayou. Kukira kau masih tidur" Ryo langsung mengubah raut wajahnya. Berusaha agar tidak terlihat seperti orang yang banyak pikiran.
"Aku baru saja bangun. Kau mau apa untuk sarapan?"
"Terserah mu saja"
"Baiklah. Omurice saja"
Akane pun berjalan menuju dapur. Dia mulai mengambil bahan-bahan yang diperlukan. Ia masih kepikiran tentang kejadian tadi sampai-sampai tangannya tergores pisau.
"I-ittai...!" Akane langsung memberhentikan kegiatannya lalu melihat jari yang terluka. Darah keluar dari jarinya itu. Ryo mendengar Akane yang meringis. Dia pun berjalan mendekati Akane.
"Akane, ada apa?"
Akane hanya bisa nyengir, "Tadi jariku tergores pisau," katanya lalu tertawa hambar.
"Sudah kubilang, hati-hati..." Ryo mengambil tangan Akane yang berdarah lalu menghisap darahnya. Semburat tipis terlihat di wajah Akane. Ryo pun mengambil plester lalu menempelkannya diluka Akane.
"Nah, masih sakit?" Tanya Ryo.
"Sudah tidak lagi. Arigatou"
Skip~
"Ryo, Okaa-san menyuruh kita untuk datang ke istana. Katanya mau makan malam bersama" kata Akane seraya menonton televisi.
"Eh? Shina-san?" Akane hanya mengangguk sebagai balasan.
"Lalu, katanya harus memakai gaun dan tuxedo" lanjut Akane.
"He? Benarkah? Memangnya siapa saja yang datang?"
"Ada pesta untuk ulang tahun pernikahan Okaa-san dan Otou-san"
"Hoo.... Yasudah, sekarang kita siap-siap dulu baru berangkat"
Mereka berdua pun memasuki kamar lalu mengambil gaun dan tuxedo masing-masing. Akane memilih gaun berwarna merah selutut tanpa lengan. Dia memakai jaket pendek berwarna hitam dan pita yang disematkan dirambutnya yang berwarna hitam, flat shoes berwarna merah dengan pita kecil berwarna hitam. Sebagai tambahan, dia memakai dompet berukuran sedang yang berwarna hitam dan merah.
Sedangkan Ryo, dia memakai kemeja berwarna putih dan jas berwarna hitam yang senada dengan celana dan sepatunya.
Mereka berdua pun pergi ke Kumonikkou, atau lebih tepatnya kerajaan Kurosaki Akai. Saat sampai, mereka melihat para pelayan yang sedang sibuk mendekorasi ballroom dan menyiapkan makanan. Akane dan Ryo berjalan menghampiri Ryuunosuke dan Shina yang sedang berada ditengah-tengah ballroom, mengontrol pestanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Suki? Kirai?
RomanceSeorang gadis dingin nan cantik itu dipertemukan dengan pemuda pintar dan tampan. Dari awal sang gadis melihat pemuda ini, dia sudah berpikiran kalau tidak akan mungkin ia jatuh cinta pada pemuda itu. Ditambah lagi dengan konflik yang selalu terjadi...