Chapter 15

53 2 0
                                    


Author P.O.V

Ruangan yang tidak terbatas dan berwarna putih, itulah tempat Akane berada sekarang. Akane berusaha lari tetapi tidak ada jalan keluar sama sekali. Tiba-tiba, ada cahaya yang terang dan menyilaukan. Akane pun hanya bisa menyipitkan matanya. Tak lama kemudian, seperti ada layar didepan Akane.

Dilayar itu menunjukkan seorang wanita bersurai hitam manis yang sedang menggendong bayi perempuan ditangannya, disebelah wanita itu ada seorang pria yang bersurai hitam kecoklatan yang sedang memainkan pipi bayi itu.

Tiba-tiba, ada seorang yang berjubah hitam datang dan membawa pedang panjang. Wanita dan pria itu terkejut, pria itu menyuruh wanita itu untuk membawa bayinya ketempat yang aman. Wanita itu mengangguk lalu pergi. Pria itu memakai kekuatan apinya untuk melawan pria berjubah hitam tersebut. Pria berjubah hitam itu pun mengeluarkan petir yang besar. Pertarungan pun berlangsung dengan sengit antara pengguna api dan pengguna petir.

Sedangkan, keadaan wanita yang membawa bayi ini sedang terburu-buru untuk pergi kebumi. Wanita tersebut mengibaskan sayap putihnya lalu terbang menuju bumi.

Dia pun mendarat didepan rumah orang yang tidak diketahuinya. Dia menaruh bayi itu lalu menaruh secarik kertas diatas bayi itu. Dikertas itu tertulis 'Akane'. Bayi itu pun menangis karena ditaruh didepan pintu rumah orang. Wanita itu tidak tega dan akhirnya, dia memeluk bayinya dan mencium kening bayi itu untuk terakhir kalinya. Dia kembali menaruh bayi itu dan pergi menjauh.

Bayi itu menangis terus menerus dan membuat pemilik rumah itu keluar. Seorang wanita yang sedang menggendong bayi laki-laki pun keluar. Dia melihat ada bayi mungil yang sedang menangis didepan rumahnya. Dengan cepat, dia memanggil suaminya. Suaminya pun keluar dan terkejut, dia mengambil bayi perempuan itu dan menggendongnya. Kertas yang berada diatas bayi itu terjatuh. Wanita itu melihat kertas itu. Dan, akhirnya, mereka menamai bayi perempuan itu dengan nama Akane.

Akane terbangun tiba-tiba dan terduduk. Dia kaget saat melihat mimpinya.

"A-aku... Bukan anak kandung...?" Gumam Akane. "A-aku juga bukan.... Manusia? Lalu aku ini apa?" Sambungnya. Akane memeluk lututnya dan menenggelamkan kepalanya dilututnya.

"Mimpi itu terasa sangat nyata..." Gumam Akane.

Akane pun turun dari kasurnya untuk mandi dan bersiap-siap pergi jalan-jalan bersama temannya.

Akane memakai kemeja kotak-kotak berwarna hitam dan merah. Lalu, dia memakai jeans panjang. Dia juga memakai sneakers hitam.

Akane pun turun dari tangga dan berjalan menuju ruang makan untuk sarapan.

"Ohayou, Akane" sapa Ayane. Akane hanya terdiam dan memandangi ibunya. Ayane agak bingung karena tidak biasanya anaknya seperti itu.

"Ohayou" jawab Akane pelan seraya duduk dimeja makan. Ayane yang mendengar itu semakin bingung.

"Akane? Doushite? Apa kau demam?" Tanya Ayane seraya mendekati Akane lalu menaruh punggung tangannya dikening Akane.

"Daijoubu, Kaa-san" kata Akane seraya menunjukkan fake smilenya.

Ayane masih khawatir, dia pun menaruh sandwich yang tadi ia buat didepan Akane. Akane mengambil sandwich itu lalu memakannya.

"Ah, Akane, tumben kau bangun pagi dihari Sabtu" kata Haru yang muncul tiba-tiba lalu duduk disamping Akane.

"Aku ada janji jalan-jalan dengan teman-temanku" kata Akane.

"Kenapa kau? Suntuk banget" kata Haru bingung.

"Aku tidak apa-apa" kata Akane lalu melahap sandwichnya.

"Aku sudah selesai" kata Akane lalu berdiri dan mengambil tas selempangnya.

Suki? Kirai?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang