"Terkadang satu hal yang tidak penting pun, seperti aku masih mengingat aroma tubuhmu itu bisa disebut kenangan."
27 Mei 2009 ...
Motor gunung berwarna hijau itu terjaga di parkiran dengan cowok yang menumpanginya sejak pulang sekolah tiga puluh menit yang lalu. Ia masih menunggu orang yang sudah berjanji akan menemuinya.
Parkiran sekolah pun sudah mulai lenggang karena hampir seluruh siswa sudah pulang.
Dari jauh Raka sudah bisa mengenali sosok mungil itu. Rambut panjangnya yang tergerai beradu dengan tas gendong besar yang seolah menenggelamkan tubuhnya.
Jam tangan Donald Bebek sangat terlihat mencolok di tangan kirinya.
Belum lagi, jaket kebesaran yang sudah dipastikan itu milik Randy yang ia pinjam tanpa izin. Namun, karena penampilannya yang seperti itu membuat dirinya mencuat di mana pun ia berada."Nunggu lama ya ?" Tanya Alina sambil menepuk pundak Raka.
"Enggak kok, tiga puluh menitan doang." Ucapnya sedikit berbohong, "Nih pake dulu helmnya." Sambungnya sambil memberikan helm kepada Alina.
Alina naik ke atas motor sambil menggunakan helm.
"Lumayan lama sih," Kata Alina, "Maaf ya hari ini aku kebagian paket dikelas."
"Gak pa-pa."
Raka menjawab singkat.
****
Perjalanan selama dua puluh menit sudah mereka tempuh, dan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.
Raka memarkirkan motornya di halaman rumah yang memiliki halaman cukup luas.
Alina membaca tulisan yang tertera di depan halaman rumah.
PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK
"Kita mau ngapain ke sini ?" Ucap Alina penasaran sambil membuka helm.
Raka menggenggam tangan kanan Alina, dan kemudian menariknya untuk berjalan.
Seketika hati Alina berdesir, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Tangan kiri Raka yang melekat kuat di tangan kanannya. Sehingga Raka seperti sedang membantu anak kecil yang akan menyebrang jalan.
Alina menoleh ke arah Raka untuk tersenyum. Tapi, Raka tidak menyadari itu.
Saat mereka berdua masuk, langsung saja mereka disambut oleh teriakan anak-anak di dalam rumah itu. Beberapa dari mereka bahkan berusaha menarik tangan Raka agar bisa bermain bersama.
"Ibu di mana ?" Tanya Raka kepada anak yang sudah remaja.
Anak itu menunjuk ke arah halaman belakang rumah.
Raka langsung beranjak menuju halaman belakang rumah yang sangat luas. Dan Alina mengikuti di arah belakang.
Alina masih kebingungan, matanya terus saja melirik ke semua arah di rumah itu. Dan pikirannya terus saja berkata-kata, 'Apakah Raka anak panti asuhan ?'
"Raka," Panggil Yuni, "Sama siapa ini ?" Sambungnya sambil melihat lekat Alina.
"Bu.." Alina bersalaman dengan Yuni.

KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI
Fiksi Remaja"Kamu akan selalu menjadi bagian terindah dalam hidupku, bahkan setelah kamu pergi dan mungkin takkan pernah kembali." "Dan aku selalu minta sama Tuhan agar kirim malaikat untuk menjaga kamu sampai Tuhan mempertemukan kita nanti." Alina, gadis polos...