#SEMBILAN BELAS

17.6K 605 26
                                    

"Kamu sumber kebahagiaanku saat ini. Kamu selalu memberi aku kebahagiaan tanpa harus aku meminta."

Sejak hari kemarin adalah hari yang paling buruk untuk Alina karena bertemu lagi dengan laki-laki yang sudah Alina hindari bertahun-tahun, kemudian datang lagi.

Membuat Alina penuh dengan rasa risau hari ini, semua perasaan campur aduk di hatinya. Karena laki-laki itu meminta Alina untuk menemuinya di sore hari nanti.

Alina benar-benar bingung, ia sudah berpikir berkali-kali sejak tadi malam dan belum menemukan solusinya. Apakah ia harus memenuhi permintaan Raka untuk datang ke pantai tempat kemarin mereka bertemu agar Raka tidak datang ke Villa lalu menceritakan semuanya kepada Ditto dan Raline. Atau kah ia harus diam, tidak memenuhi permintaan Raka karena ia juga takut, bagaimana menceritakan kepada Ditto jika Ditto tahu kalau dirinya pergi menemui Raka.

Entahlah, yang jelas Alina tahu kalau Raka adalah orang nekad yang bakal berani menceritakan apapun yang menyangkut Alina kepada Ditto, bahkan mungkin kepada Raline walaupun Raline adalah orang yang dicintainya saat ini.

Saat ini ia berada di halaman belakang Villa yang langsung menghadap ke kolam renang, duduk di ayunan berukuran lumayan besar yang cukup untuk dua orang sambil memainkan ponsel tapi dengan pikiran melayang jauh.

"Heyyyy Bayi," Ucap Ditto yang datang tiba-tiba sambil mencubit hidung Alina.

Alina yang langsung memasang raut wajah kanget, dengan dilanjut dengan raut wajah bete.

"Apaan sih Dit, ngagetin aja." Katanya dengan bibir yang dimajukan dan alis dikerutkan.

Ditto hanya tersenyum dengan menunjukkan giginya.

"Lagi ngapain ?" Tanya Ditto seraya melihat layar ponsel Alina.

"Ini lagi..." Jawab Alina terbata-bata, "lagi nonton vlog youtube." Sambungnya.

Ditto tersenyum jaim, "Oh sekarang kalau nonton vlog youtube itu di instagram ya ?"

Alina mengerutkan dahinya sebelum kemudian melihat layar ponsel pintarnya yang masih menyala dan menampilkan aplikasi instagram.

Ia tersenyum malu.

Dan Ditto ketawa puas, "Kamu itu gak pinter bohong Al," Ucapnya samar menahan tawa.

Alina masih tersenyum malu.

"Emang kamu kenapa ?" Tanya Ditto, kali ini wajahnya menampilkan raut serius.

Alina menggeleng.

"Al," Ucap Ditto sambil menggarahkan pundak Alina agar menghadap kepadanya, "Aku ngerasa ada yang beda sama kamu semenjak kamu datang ke pernikahannya Mba Nisa. Ada apa ?" Katanya lagi.

Alina terdiam.

"Enggak Dit, aku baik-baik aja." Alina berkata seraya menatap Ditto lekat-lekat, dan berusaha tersenyum sebisanya.

Angin pagi menjadi teman mereka saat ini. Sejuk, tapi lebih tepatnya... dingin.

Ditto mengangguk, ia mencoba menghargai ucapan Alina, meskipun ia benar-benar merasa ada sesuatu yang berbeda keluar dari rona wajah dan sikap Alina.

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang