Dibalik senja, ada cerita kita berdua.26 Mei 2009 ...
Awan-awan tidak terlalu terlihat menggulung hari ini. Maka yang terlihat hanya hamparan langit biru dengan matahari yang perlahan mulai menurun.
Sementara itu, seorang gadis turun terburu-buru dari angkot. Di tangan kanan menjinjing kotak berisikan perlengkapan alat lukis, sementara tangan kanannya membawa kanvas dan kuas berukuran lumayan besar.
Tak lama, semuanya sudah siap, kanvas sudah dipasang, cat air pun sudah tersedia.
Namun, mata Alina tidak berhenti melirik ke kanan dan kiri seperti mencari sesuatu. Tangannya meraba ke dalam Sling Bag yang terpasang dipundak mencari kuas yang tadi ia bawa, namun tetap saja barang itu tidak ditemukan.
"Perasaan tadi udah gue bawa deh," Kata Alina seperti sedang berbicara kepada diri sendiri, "Masa iya jatoh di angkot." Sambungnya.
Alina tidak berhenti mencari kuas lukisnya. Ia berdiri dan mencari kuas itu, siapa tahu tadi jatuh. Dan matanya terus fokus ke arah bawah.
puk...
Ada seseorang yang menepuk pundaknya.
Alina langsung memutar badannya ke arah orang itu.
"Nyari ini ?" Ucap Pria yang dilehernya melingkar tali kamera.
"I.. iya Kak." Ucap Alina gugup.
Ternyata, pria itu adalah Raka. Cowok yang akhir-akhir ini selalu hadir disetiap detik hidup Alina.
Alina mengambil kuas itu dari tangan Raka. Dan melangkahkan kaki untuk kembali ke tempat ia akan melukis.
"Sama-sama." Ucap Raka memberi kode.
Alina memberhentikan langkahnya. Lalu menengok ke arah Raka.
"Eh iya, makasih Kak." Ucap Alina sambil tersenyum geli.
Raka hanya tersenyum lalu mengangguk.
****
Kanvas putih kosong itu kini sudah setengah terisi dengan warna yang membentuk pemandangan taman saat itu. Saat akan senja lebih tepatnya.
Alina menarik nafas.
"Gue selesaiin besok aja kali ya."
Ia membereskan semua alat lukisnya. Dan kemudian beranjak untuk pulang.
Seperti biasa, tubuhnya yang mungil selalu saja kerepotan membawa alat-alat lukis yang banyak dan ribet.
"Mau gue bantu ?" Kata Raka yang datang dari arah belakang.
"Gak usah!" Jawab Alina ketus.
"Mau aja deh ya. Gak usah ngebantah." Ucap Raka, "Sini gue bawain!" Raka mengambil kotak alat-alat lukis itu dengan paksa dari tangan Alina.
Alina mendengus.
"Duduk dulu disana ya." Kata Raka sambil menunjuk ke bangku taman.
Alina hanya menjawab dengan anggukan.
"Lo tunggu disini."
Tak lama, Raka datang dengan membawa dua cup eskrim, dan memberikannya kepada Alina.
"Oh iya, by the way kita itu belum kenalan ya ?" Ucap Raka membuka pembicaraan, "Gue Raka.. Raka Nugraha.."

KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI
Teen Fiction"Kamu akan selalu menjadi bagian terindah dalam hidupku, bahkan setelah kamu pergi dan mungkin takkan pernah kembali." "Dan aku selalu minta sama Tuhan agar kirim malaikat untuk menjaga kamu sampai Tuhan mempertemukan kita nanti." Alina, gadis polos...