#DUA BELAS

16.6K 603 2
                                    

20 Juni 2009 ...

Jam istirahat kedua baru dimulai, Raka tidak seperti biasanya, ia tidak ikut bersama Dani dan yang lain untuk nongkrong di kantin sehabis sholat dzuhur.

Ia hanya ikut ke mesjid untuk sholat lalu kembali ke kelasnya.

Suasana kelas saat istirahat kedua memang sunyi dan sepi hanya ada tersisa beberapa murid, sebagiannya lagi memilih untuk ke kantin atau sibuk bergosip di lorong sekolah.

Raka memutuskan untuk keluar kelas yang berada di lantai dua.

"Eh Raka, gimana kabar hubungan lo sama cewek aneh itu ?" Ucap Satria yang tiba-tiba saja sudah berdiri di sampingnya.

"Heh! Jaga ya omongan lo, dia gak seaneh kayak apa yang lo pikirin!" Emosi Raka keluar, nada bicaranya pun tinggi.

Sementara Satria membalasnya dengan tenang.
"Kok lo sensi sih ?" Katanya, "Apa jangan-jangan lo udah jatuh cinta beneran lagi sama dia." Sambungnya.

"Berisik lo!" Jawab Raka dengan nada suara yang dikecilkan.

"Oh iya, gue sih cuma mau ngingetin lo aja kalau waktu lo tinggal satu minggu lagi buat mutusin Alina!" Satria dengan santainya menepuk pundak Raka kemudian pergi begitu saja.

Raka mengambil nafas panjang, dan kemudian menghembuskannya.

Ucapan Satria barusan terus terputar-putar di pikirannya.
Entah kenapa, ada sesuatu yang ganjil ketika Satria mengucapkan kalimat itu. Entah kenapa, Raka merasakan bahwa ia benar-benar tak siap untuk itu.
Harusnya, Raka senang, harusnya Raka bahagia karena taruhannya dengan Satria akan berakhir sebentar lagi.
Tapi, mengapa Raka merasa terbebani dengan ini semua, mengapa Raka merasa bahwa ia tak sanggup melepaskan Alina.

Raka menyandarkan badannya ke pilar. Mencoba agar ucapan Satria tidak akan berputar terus menerus dalam ingatannya.

"Happy Birthday..." Ucap Seseorang yang tanpa Raka sadari sudah ada di sampingnya.

Perempuan itu adalah Alina, ia menyodorkan kotak kado untuk hadiah ulang tahun Raka.

"Makasih Rein," Kata Raka tersenyum.

Dalam hati Raka berkata ; Lo orang pertama yang tahu ulang tahun gue tanpa gue kasih tahu.

"Semoga Kakak suka ya," Katanya.

"Kok lo masih panggil gue kakak sih, panggil gue Raka please!"

"Oke, Raka." Ucapnya sambil tersenyum.

Raka membuka kotak berukuran lumayan besar tanpa bungkus kado itu. Saat dibuka terlihat kartu ucapan bertuliskan 'Selamat Ulang Tahun ke 18 Raka Nugraha'.

Raka mengambil kertas polos tanpa coretan sedikit pun. Namun, Raka membalik kertas itu. Dan ditemukan wajahnya yang tergambar di sana. Goresan pensil yang Alina buat menjadi sebuah sketsa.

Raka tersenyum.

"Mirip kan ?" Tanya Alina penuh harapan.

"Enggak ah!" Jawab Raka menolak.

Alina mengerutkan dahinya. Apanya yang tidak mirip ? jelas-jelas sketsa ini sudah Alina kerjakan dengan sebaik mungkin agar mirip dengan Raka.

"Enggak mirip, lebih ganteng yang asli." Timpal Raka.

Alina cemberut.

Raka tertawa melihat ekspresi Alina saat itu. Sudah lama Raka tidak terlihat tertawa lepas seperti saat itu. Sudah lama Raka tidak menemukan hal yang membuatnya bahagia.

Sekarang Raka paham betul, mengapa  ia merasa terbebani dengan waktu taruhan yang semakin mendekat.

Raka paham sekarang, sekarang hatinya jatuh pada wanita yang tak pernah ia duga. Alina Reinisa



~~~~~~~~~~~~~~~~

Hallo Genks! Gimana ya cara Raka nyelsaiin masalahnya dengan Satria, dan gimana juga kelanjutan hubungannya dengan Alina ? Tunggu Bab berikutnya ya untuk jawabannya.

Jangan lupa tinggalin Vote kalian, dan comment juga dibawah.

Terimakasih~

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang