#DUA PULUH

16.1K 606 17
                                    


"Gue kehilangan lo tepat saat gue udah sadar kalau gue jatuh cinta sama lo."



Hampir setengah jam, Raka masih setia menunggu kedatangan Alina seraya menikmati pemandangan pantai menuju senja sambil duduk di kursi dengan meja yang di atasnya terdapat payung besar penutup karena kedai itu berada di luar ruangan atau Outdoor.

Angin sore meniupkan rambutnya yang sedikit berantakan karena tidak memakai gel rambut atau pomade sama sekali, begitulah Raka ia tidak pernah nyaman jika rambutnya kaku.

Hamparan langit luas dan deburan ombak menjadi temannya saat ini, karena kedai itu lumayan sepi, bahkan mungkin hanya ada beberapa pelanggan.

****

Setelah meminta izin baik-baik kepada Ditto, akhirnya Alina bisa pergi keluar. Gina dan Amel mengantarnya menggunakan mobil sewaan mereka selama di Bali.

Beberapa menit di perjalanan akhirnya mobil Avanza itu sampai di tempat tujuan. Gina mengarahkan mobilnya ke samping jalan.

Alina masih diam, ia tidak bergerak untuk keluar dari mobil.

"Kenapa ?" Tanya Gina.

Alina menggeleng.

"Gue gak siap." Kata Alina singkat.

Amel yang duduk di belakang memajukan badanya.

"Kalau lo udah gak ada rasa sama dia ya biasa aja lah Al, gak usah nervous gitu." Gumam Amel.

Alina menarik nafas, lalu menghembuskannya. Mencoba menenangkan diri.

"Oke." Ucap Alina percaya diri.

Kemudian ia bergegas turun dari mobil.

"Good luck." Teriak Amel.

"Tapi kalau ada apa-apa langsung hubungi gue yak." Teriak Gina.

****

Alina berjalan terus menyulusuri pantai yang sama dengan kemarin. Matanya berputar mencari sosok yang akan ia temui, dari satu sudut ke sudut yang lainnya.

Hingga akhirnya Raka melambaikan tangannya ke Alina.

Alina menghampiri Raka dengan gerak lambat. Kemudian ia berdiri di depan Raka yang masih duduk di tempat tadi.

"Duduk." Perintah Raka kepada Alina seraya matanya menuju ke kursi kosong di depannya.

Alina menuruti ucapan Raka.

Senyuman manis terlukis di wajah Raka saat ini. Lalu Raka menyampingkan kelapa muda tadi agar tidak menghalangi.

"Mau dipesenin gak ?" Tanya Raka. Maksudnya adalah apakah Alina mau kelapa muda seperti yang ia minum atau tidak.

Alina menggeleng.

"Gak usah. Makasih." Katanya dengan nada datar.

Raka membenarkan posisi duduknya agar lebih merenah.

"Lo belum ngejawab ucapan gue kemarin," Ucap Raka memecah keheningan, "Apa kabar ?"

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang