Bag 5 Penyesalan

173 25 3
                                    

Yuki's Pov

Sendiri... begitulah keadaanku sekarang, tidak ada yang bisa kuhubungi karena aku tidak hafal nomor hp siapapun. Aku juga tidak bisa kemanapun karena aku tidak tau arah untuk pulang! Dan juga tentang biaya rumah sakit, sepertinya belum di bayar pria menyebalkan itu. Aku juga kehilangan dompetku...

Jam 2 siang...
Sakura pasti mencariku! Dia pasti akan memarahiku karena aku menghilang dan juga karena namaku yang tidak di sebutkan di acara penyambutannya. Sedangkan Akira pasti senang aku tidak ada. Ngomong-ngomong soal Akira.. aku hafal nomor hpnya! Sebaiknya kuhubungi dia, aku tidak mau menginap di rumah sakit.

"Permisi suster.. apa ada telpon yang bisa saya pakai?" Tanyaku pada seorang perawat yang sedang mengganti cairan infus pasien lain

"Ada... tapi di meja perawat. Sebentar saya ambilkan kursi roda" jawab perawat tadi

"Kursi roda? Tidak usah. Saya bisa jalan!"

"Sudah., tunggu saja sebentar. Lagipula kakimu terluka"

Aku segera bangun dan turun dari tempat tidurku. Benar kata susternya, kakiku terasa sakit. Tapi ini bukan apa-apa di banding apa yang sudah kulalui selama ini.

Aku berjalan ke meja perawat digandeng oleh suster tadi, padahal aku bisa pergi sendiri! Susternya melepaskan tangannya saat aku sudah sampai di depan meja perawat. Aku mengambil telpon dan mulai mengetik nomor Akira.

"Ohayo??" Kata gadis diseberang telpon dengan suara yang sangat lembut

"Ini aku.. "

"Yu... Yuki?? Di mana kau?? Kau tidak buat masalah lagi kan??"

"Kau masih peduli padaku ya??"

"Yuki.. aku serius! Dimana kau sekarang?"

"Rumah sakit!"

"Rumah sakit? Rumah sakit mana?"

"New york-Presbyterian University Hospital of Columbia and Cornell"

"Itu sih rumah sakit kampus kita.."

"Benar!"

"Ya sudah..aku akan segera kesana"

"Ok."

2 jam kemudian Akira belum juga datang sepertinya dia tidak akan datang. Seharusnya aku tidak menelponnya..

"Wah.. siapa gadis cantik itu? Kata seorang keluarga pasien sambil bisik-bisik dengan temannya.

Aku mengikuti arah pandangan mereka dan melihat Akira. Pantas saja dia lama.. ternyata dia masih berdandan. Gadis itu tidak pernah berubah!

"Yu....ki..... kenapa kau bisa ada di sini? Dan kenapa namamu tidak disebut di acara penyambutan tadi? Lalu.. kenapa kau bisa terluka? ........ tanya Akira dengan wajah serius

"Pertama : aku disini karena terluka. Kedua : aku minta keluargaku untuk mengurus masalah mahasiswi pertukaran itu agar aku tidak jadi sainganmu. Dan ketiga : aku terluka karena di sambar mobil"

"Jadi.. kau takut ya jadi sainganku lagi??" Tanya Akira dengan nada mengejek

"Bukan takut.., tapi kasihan.. aku kasihan melihatmu yang selalu ada dibawahku makanya sekali-kali aku akan membiarkanmu berada di atas!"

"Kau pikir aku tidak bisa mengalahkanmu ya?"

"Itu bukan hanya pikiranku, tapi faktanya kau tidak pernah bisa menang dariku sejak kita kecil"

"Hah... kenapa sekarang kau bahas-bahas masa kecil? Oh.. kau merindukannya ya?"

"Rindu? Didalam mimpipun aku tidak pernah memikirkannya!!"

"Maaf.. bisa tenang sedikit? Ini rumah sakit!" Kata seorang perawat yang mendekati kami

"Maaf suster.. " kata Akira dengan nada super halus dan sok imut

"Ngomong-ngomong, apa saya bisa pulang sekarang?" Tanyaku pada perawat tadi

"Oh.. iya.. bisa... "

"Baguslah... teman saya ini akan mengurus administrasinya" kataku sambil melirik Akira

"Ha.. ha.. ha ... iya.. saya yang akan urus administrasinya"

"Ehm.. administrasinya sudah dilunasi oleh pria yang membawa anda kesini"

"Jadi.... sudah dilunasi cowok nyebelin itu? Wah.. ternyata dia punya sedikit sisi baik ya.."

"Cowok? Cowok mana sih? Apa cowoknya tampan?"

"Sangat...."

Kapan sih gadis ini bisa berubah? Apa aku salah sudah merelakan Kei padanya?? Apa seharusnya aku berusaha lebih keras lagi?

Toh sampai sekarangpun hubungan mereka belum berubah, dan parahnya lagi mereka sudah tidak pernah berkomunikasi sejak hari itu...

YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang