Yuki's Pov
Setelah menyelesaikan semua proses administrasi di rumah sakit, aku dan Akira berjalan ke tempat parkir. Tapi sebenarnya apa yang akan Akira lakukan di sini?
"Kenapa kita kesini Akira?" Tanyaku pada Akira saking penasarannya
"Tentu saja ambil mobil Yuki.... "
"Mobil? Mobil siapa?"
"Tentu saja mobilku.. memangnya mobil siapa lagi?"
"Kita baru pindah ke sini.. dan kau sudah punya mobil? Ba.....
"Ini mobilku.. " kata Akira memotong pembicaraanku.
Ini cewek lama-lama tambah nyebelin deh, seingatku dia dulu tidak begini..
"Kenapa bengong? Mau masuk tidak? Ooo... atau kau mau masuk lagi ke rumah sakit?" Tanya Akira dari dalam mobilnya.
"Iya.. iya..." jawabku sambil membuka pintu mobilnya lalu menutupnya dengan sedikit keras
"Heh.. bisa hancur mobilku.. ini mobil baru tau.. "
"Kau pasti merengek lagi pada ayahmu"
"Iya.. memangnya kenapa? Lagipula aku merengek pada ayahku bukan pada ayahmu kan?"
"Seperti biasa kau selalu mementingkan dirimu sendiri, lagipula kita disini cuma 1 semester"
"Aku kan tidak seperti kau.. lagipula mobilnya juga untuk kebutuhanku belanja atau jalan-jalan"
"...................."
Aku menyerah meladeni anak ini! Sejak dulu setiap kami berdebat, itu tidak akan pernah berakhir kecuali kami dipisahkan. Anehnya, hal itu tidak pernah membuat kami berkelahi kecuali masalah yang satu itu...
Akira's Pov
Setelah sekian lama akhirnya aku bisa mengobrol dan berdebat dengan Yuki. Aku senang mengetahui bahwa dia masih ingat nomor hpku dan juga karena aku orang satu-satunya yang dihubunginya saat seperti ini. Tentu saja aku langsung datang kemari tanpa memberitahu siapapun termasuk Sakura. Kalau Sakura datang Yuki pasti akan pulang dengannya.
Yuki bilang dia tidak mau jadi sainganku, karena itu namanya tidak ada dalam daftar Mahasiswi baru padahal aku senang jadi saingannya. Aku tidak pernah peduli siapa yang menang karena bermain dengannya lagi sudah cukup bagiku. Ngomong-ngomong sepertinya dia bahkan mengubah penampilannya. Yuki yang sekarang bukan lagi Yuki si gadis populer di Jepang.
"Akira STOP.. !!! " kata Yuki mengagetkanku
"Ada apa sih?" Kataku kesal sambil menunjukkan wajah marah
Tapi aku tidak benar-benar marah, sejak dulu Yuki suka sekali berteriak begitu kalau melihat sesuatu yang disukainya.
"Kita mampir dulu di toko itu" Menunjuk sebuah toko pakaian
"Sejak kapan kau mau belanja di toko kecil begitu?" Tanyaku penasaran, karena selama ini semua pakaian dan barang-barang Yuki adalah barang-barang branded dengan merek yang harganya selangit atau dipesan langsung sama desainer terkenal
"Sejak hari ini... aku hanya punya beberapa baju begini.. " Menunjuk baju yang dipakainya
"Kenapa juga pakai baju begitu? Keluargamu tidak bangkrut kan?"
"Tentu saja tidak! Aku pakai supaya tidak terlalu menonjol di kampus nanti"
"Aku yakin ibumu sudah mengisi kopermu dengan pakaian-pakaian bagus. Ibumu pasti kecewa kalau tau kau tidak memakainya"
"Makanya... jangan bilang-bilang ibuku!!"
Yuki langsung masuk ke dalam toko meninggalkan aku yang masih memarkirkan mobil. Alasan Yuki takut aku mengadukan hal tadi ke ibunya karena aku sangat akrab dengan ibunya bahkan meskipun aku dan Yuki sudah tidak seakrab dulu, tapi aku masih sering main ke rumahnya begitupun sebaliknya. Ibu Yuki dulunya adalah seorang model terkenal di Amerika tapi sudah berhenti semenjak menikah. Karena itu ibunya selalu mengatur apapun yang dipakai Yuki.
Aku masuk ke dalam toko dan melihat Yuki sudah di depan meja kasir sambil tersenyum padaku, itu anak selalu tersenyum begitu setiap butuh sesuatu...
"Ada apa?"
"Pinjam uangmu dong.. "
"Yuki.... kau yakin keluargamu tidak bangkrut??"
"Tentu saja... dompetku yang hilang"
"Bukan hilang... pasti kau menaruhnya sembarangan lagi"
"Mungkin saja.. sepertinya aku butuh kau lagi di asrama"
"Lagi??"
"Iya. Untuk mencari dompetku. Sejak kecil kau yang selalu menemukan barangku yang hilang"
"Itu kan karena kau selalu ceroboh"
"Benar juga... " sambil tersenyum dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal
"Nih.. jangan lupa dikembalikan ya" sambil memberikan kartu ATM
"Makasih Akira.. Akan langsung kukembalikan begitu dompetku ketemu.. ngomong-ngomong belanja berdua denganmu begini serasa reunian ya.. "
"............................."
Benar juga... sudah lama aku tidak pergi berdua dengannya!
Kami pergi meninggalkan toko setelah Yuki selesai belanja. Aku membawakan belanjaannya karena takut lukanya tambah parah. Dokter di rumah sakit mengijinkan Yuki pulang dengan syarat tidak boleh terlalu banyak berjalan karena takutnya lukanya akan tambah parah tapi tadi dia malah berlari masuk ke toko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuki
Teen FictionBagaimana jika kehidupan aslimu tertukar dengan seorang cowok super nyebelin yang selalu mengerjaimu? Apa yang akan terjadi jika kau tau yang sebenarnya saat hatimu sudah mulai menyukai pria itu??