Bag 2 Pertemuan

300 34 0
                                    

20 Tahun Kemudian

Cantik, muda dan cerdas. Kesan ini terlihat pada Yuki Harazuku, seorang gadis blasteran asal Jepang yang termasuk dalam 5 mahasiswa pertukaran antara Amerika dan Jepang.

Ke lima mahasiswa tersebut akan belajar di Amerika selama 1 semester. Tiga mahasiswa tampak tidak senang dengan kehadiran Yuki diantara mereka. Sementara 1 mahasiswa lagi terlihat sangat peduli pada yuki.

"Yuki..."

"Ya?? Ada apa Sakura??" Tanya Yuki pada seorang gadis yang sudah terlihat kesal padanya

"Bagaimana bisa kau terus membiarkan mereka memperlakukanmu begitu?"

"Sudahlah.. biarkan saja mereka. Mereka itu hanya iri padaku"

"Ya.. ya.. lagipula siapa juga yang tidak akan iri pada gadis sempurna sepertimu"

"Sempurna itu hanya milik.....

"Tuhan.. benarkan??" sambung Sakura

"Kuharap nanti ada mahasiswa tampan di kampus itu.."

"Mulai lagi... Inilah yang tidak disukai Akira darimu. Kau selalu mendapatkan perhatian dari pria-pria tampan yang menjadi incarannya. Kuharap kali ini kau tidak cari masalah dengannya"

"Hmmm..."

"Berjanjilah padaku Yuki.. Ingat, Ibumu sudah memintaku untuk menjagamu. Kumohon, kali ini dengarkan aku"

"Ya, Ibu"

"I... Ibu.. ? Sejak kapan aku jadi ibumu... Yu..." Sakura hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat punggung Yuki yang semakin jauh darinya. "untung saja kau bukan anakku.."

Yuki menoleh kebelakang setelah lumayan jauh. "Sakura.. sampai kapan kau mau berdiri di situ?"

Sakura akhirnya sadar bahwa bukan hanya Yuki yang meninggalkannya tapi juga ke tiga orang lainnya.

***

KRIIIIING !!!
"Yuki... ? Yuki... bangun, mau sampai kapan kau tidur?" Panggil Sakura didepan sebuah pintu kamar bercat biru yang berhiaskan gambar Doraemon. Tidak mendapat jawaban dari dalam kamar, Sakura langsung memutar kenop pintu dan membukanya. Si pemilik kamar masih tergolek nyaman di kasur dengan berselimutkan selimut biru tebal.

Sakura mendekati kasur dan menarik selimut yang membungkus tubuh Yuki. Hal itu sontak membuat Yuki terbangun. Matanya yang sipit dan berwarna hitam terbelalak kaget.

"Apa yang kau lakukan dikamarku sepagi ini Sakura?"

"Apa? Kau lupa atau pura-pura lupa?"

"Memangnya ada apa sih?"

"Ini hari pertama kita dikampus sebagai mahasiswa pertukaran, dan kau bahkan baru bangun dari tidurmu?"

"Hah.. kau benar.. aku lupa.."

"Sudahlah... aku mau pergi ke kampus duluan, aku tidak mau terlambat di hari pertama. Kau tidak apa-apa kan kalau berangkat sendiri?"

"Tentu saja.. memangnya aku ini anak dibawah umur yang mau berangkat kesekolah sendiri?? Umurku sekarang sudah 20 tahun dan kau masih tidak bisa membiarkanku sendiri? Wah... kau lebih parah dari ibuku.."

"Kau tau yuki? Aku bersyukur karena aku bukan ibumu... " Sakurapun pergi meninggalkan yuki

***

Bunyi shower terdengar di kamar mandi salah satu kamar asrama wanita. Beberapa menit kemudian showernya sudah tidak terdengar lagi. Seorang gadis cantik dengan rambut panjang terurai keluar dari dalam kamar mandi.

Gadis itu sudah terlihat sangat cantik. Kulitnya putih bersih bahkan hampir seputih salju, mungkin itulah salah satu alasan kedua orang tuanya memberinya nama Yuki.

Yuki mendekati kopernya, pakaiannya memang belum dimasukkan ke dalam lemari alasannya karena Yuki terlalu malas untuk memindahkan pakaian yang menurutnya sedikit itu. Dia membuka koper dan mengambil sebuah jeans berwarna hitam dan kemeja putih juga sebuah kacamata besar dengan lensa bening.

Setelah semua persiapannya selesai, Yuki menatap dirinya di cermin. Seorang gadis yang tampak seperti kutu buku dengan rambut yang dikuncir dua berdiri di depan cermin sambil tersenyum. Anehnya gadis itu terlihat sepertinya.

Ok, aku sudah siap untuk berangkat! Tapi... apa ini benar-benar aku? Rasanya aku jadi jelek sekali.. Tapi dengan begini aku tidak akan jadi saingan Akira dan Sakura tidak akan marah- marah padaku. Semangat Yuki.. ini demi Sakura dan Ibu...

Sepertinya aku harus jalan kaki untuk sampai di Aula, kenapa salah satu kampus terpopuler di Amerika ini tidak menyediakan sebuah bis? Matahari sangat terik lebih baik aku gunakan tasku untuk menghalangi sedikit sinarnya dari wajahku.

Dengan harapan untuk sampai ke Aula secepat mungkin aku sedikit berlari karena sebenarnya aku sudah terlambat. Harapanku benar-benar sirna dalam sekejap karena sekarang ketika aku membuka mataku aku sudah terbaring di sebuah rumah sakit. Kulihat tanganku, disana tampak selang infus. "Sebenarnya aku kenapa?"

"Kau sudah sadar? Syukurlah.. tadi kau disambar mobil tapi sekarang tenang.. kondisimu baik-baik saja" kata seorang perawat yang berdiri disampingku

Mobil? Ah.. benar.. aku ingat! Tadi karena berlari sambil menutup sedikit wajahku dengan tas aku tidak melihat ada mobil yang mendekat.. tapi

"Heh.. kutu buku.. akhirnya kamu bangun juga.." Teriak seorang cowok tampan kepadaku

Ngomong-ngomong apa aku masih hidup? Apa dia malaikat? Ya tuhan.. dia tampan sekali.. ini pertama kalinya aku tertarik dengan seorang cowok selain kakakku dan cowok yang sudah menolak cintaku dua tahun lalu.

"Heh...Hellow.. " sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku "Apa kamu jadi budeg? Atau kamu memang budeg ya?"

"A.. apa.. aku budeg?"

"Ya.. karena kau sudah bangun, jadi langsung saja.. ini... " melampar sebuah kertas kecil ke arahku

"Apa ini?" Tanyaku bingung

"Itu adalah nota perbaikan mobilku"

"Mobil? Tu.. tunggu.. aku adalah korbannya, kenapa aku yang harus bayar perbaikan mobilnya?

"Heh.. kutu buku... aku tidak akan menabrakmu kalau kau tidak tiba-tiba melintas di depanku.."

"Tapi.. aku punya alasan untuk itu.. tapi ini juga salahmu seharusnya kau tidak membawa mobil dengan kecepatan tinggi saat di kampus.

"Terserah kau... atau lebih baik kalau kita bawa kasus ini sampai ke pengadilan.

"O.K"

"Baiklah.. kita lihat siapa yang akan menang. Kau atau aku? Tapi kalau aku menang kau harus bayar 3 kali lipat dari jumlah seharusnya"

"Dan kalau aku yang menang... Kau harus menuruti 3 permintaanku"

"Baiklah.." Pergi menjauh meninggalkan ruangan

Ternyata di dunia ini tidak ada yang sempurna, buktinya cowok super tampan itu tidak punya sopan santun sedikitpun. Kupikir kehidupanku di kampus selama setengah tahun bisa menyenangkan dan jauh dari masalah., tapi.. kenyataannya adalah sebaliknya!

YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang