Bag 23

109 12 1
                                    

Akira's Pov

Dengan tangan kiri menopang dagu di meja, jemari tanganku mengetuk-ngetuk meja kayu yang kokoh. Sekali lagi ku periksa waktu yang ditunjukkan jam tangan kesayanganku. Kurang lima menit sebelum bu Clara masuk. Yuki kemana sih? Biasanya dia selalu datang sebelum dosen masuk. Aku yakin Yuki gak masuk, mengingat tadi pagi dia sudah pergi sama Sakura. Kakaknya pasti tidak akan suka ini.

Huh... kalau ingat tadi pagi, rasanya kesal sekali. Aku malas beranjak dari kenyamanan dan kehangatan tempat tidur berikut bantal, guling, dan selimut, seandainya bukan bu Clara yang masuk hari ini.

Koridor kampus masih ramai dengan para mahasiswa yang malas duduk di kelas karena biasanya jamnya bu Clara akan sangaaaat lama.

Aku memutuskan untuk ikut berdiri di koridor. 3 menit sebelum bu Clara masuk semua mahasiswa sudah berada di dalam kelas termasuk diriku, sedangkan Yuki masih belum terlihat.

Bu Clara masuk tepat waktu tanpa membawa apapun.
"Belajar sendiri" ini adalah kata-kata yang dituliskan bu Clara di papan tulis sebelum dia duduk di kursinya. Kata-kata yang paling disukai semua murid maupun mahasiswa daripada "batal ulangan".

"Hari ini ibu ingin kalian belajar sendiri karena ibu ada urusan sebentar tapi ibu akan kembali secepatnya makanya ibu harap kalian tetap menunggu di dalam kelas" tegas bu Clara, Beliau tau betul kelakuan mahasiswanya yang pasti akan keluyuran.

" Baik bu..!" Teriak semuanya

Bu Clara berdiri dan pergi meninggalkan kelas sementara para mahasiswanya mulai berkeliaran di dalam kelas, mereka tidak berani untuk keluar dari kelas.

15 menit kemudian Yuki masuk dengan wajah kusut dan langsung duduk di tempat duduknya. Aku yang melihatnya begitu segera mendekatinya

"Kenapa kau terlambat?" Tanyaku begitu sudah berada di depannya, aku lalu duduk di kursi yang ada di depannya "Kau beruntung karena bu Clara sedang ada urusan"

"Tadi nyasar.." jawabnya singkat

"Nyasar? Bukannya tadi kau pergi sama Sakura? Kenapa bisa nyasar?"

"Tadi Sakura pergi duluan ke kampus dan aku berusaha untuk dapat tumpangan...." jawab Yuki sambil melihat ke arah Jonathan yang sedang duduk di tempat duduknya "sayangnya aku malah di tinggal"

"Seharusnya kau naik taxi saja"

"Aku lupa bawa dompet"

"Hei bukankah itu 2 mahasiswi pertukaran? Apa yang mereka lakukan disini?" Tanya seorang mahasiwa pada temannya

"Iya. Itu Chiyo dan Izumiko. Mungkin mereka kemari untuk menemui Akira" jawab temannya

"Hy. . . Tumben kalian ke sini?" Tanyaku pada kedua temanku itu

"私たちはあなたを見るためにここにいません (Kami kemari bukan untuk menemuimu)" jawab Chiyo dengan ekspresi datar. Mereka lalu berjalan ke arah Yuki

"それで、どういう意味ですか?どうしてここにいますか?(Jadi.. apa maksudmu? Kenapa kau bisa ada di sini?)" Tanya Chiyo pada Yuki

Yuki langsung berdiri dan berjalan ke luar kelas, tapi tangannya langsung di pegangi Izumiko

"なぜですか?逃げたいですか?(Kenapa? Mau kabur?)" Tanya Izumiko dingin

Yuki melepaskan pegangan tangan Izumuko dengan kasar
"私たちは外で話している (Kita bicara diluar)" kata Yuki dengan tatapan yang tidak kalah dinginnya

"あなたは恐れていますか?(Kau takut ya?)" Ejek Chiyo

"怖い?私はあなたがここで恥ずかしいことを望んでいない、私たちは屋根の上で話している (Takut? Aku tidak ingin kalian malu disini, kita bicara di atap)" jawab Yuki sebelum dia berjalan ke luar kelas

Aku menahan tangan Izumiko sebelum dia keluar

"どうしたの ? (Ada apa?)" Tanyaku penasaran

"それは大丈夫です!彼の名前が留学生のリストに載っていないのに、なぜ彼がまだここにいるのかを知りたいだけです (Tidak apa! Kami hanya ingin tau kenapa dia masih disini sementara namanya tidak ada di daftar mahasiswa pertukaran)" jawab Izumiko

" 彼に迷惑をかけないでください。あなたは彼が何をすることができるか知っていますか?(Tolong jangan buat masalah dengannya, kalian tau kan apa yang bisa dilakukannya?) Kataku mengingatkan

"はい.... (Iya...)" jawab Izumiko sebelum akhirnya meninggalkanku dan menyusul keduanya

Aku ingin menyusul ke tiga temanku itu tapi aku tau kalau Yuki tidak suka kalau aku ikut campur dalam urusannya. Dan aku juga harus menjelaskan peristiwa barusan pada teman-teman sekelasku yang sejak tadi memperhatikan kami.

"Jadi....."

"Yuki itu bisa bahasa Jepang ya?" Tanya Natasha

"Kenapa mereka mengikuti Yuki?" Tanya Nadin

"Jadi.. Yuki bisa bahasa Jepang karena dia pernah tinggal di Jepang selama beberapa tahun. Lalu Chiyo dan Izumiko mengikutinya ke kantin" jawabku

"Dari mana kau tau?" Tanya Natasha

"Kau tau kan kalau kamarnya tepat di sebelah kamar Sakura? Aku sering berkunjung ke kamar Sakura, selain itu Sakura juga dekat dengan Yuki"

"Ngomong-ngomong Chiyo dan Izumiko terlihat seperti orang yang sedang marah" kata Nadin

"Itu... mereka memang begitu ketika sedang lapar.. hahahaha"

"Sudahlah, untuk apa kalian meributkan kutu buku itu.." kata Jonathan dan itu berhasil membuat semua mahasiwa berhenti penasaran dan kembali melakukan aktifitasnya

30 menit kemudian seorang gadis masuk dan duduk di kursi yang berada tepat di samping tempat duduk Yuki, selama aku di kelas ini aku tidak pernah melihatnya. Kehadiran gadis itu membuat seisi kelas menjadi hening padahal tadinya mereka berisik.

"Siapa gadis itu?" Tanyaku pada Natasha

"Margareth, sebaiknya kau jangan mendekatinya karena dia putri seorang gangster"

"Gangster? Sepertinya Yuki memang sudah di takdirkan untuk duduk di sebelahnya"

"Maksudmu?" Tanya Natasha

"Maksudku.. syukurlah bukan aku yang duduk di situ"

"Benar juga"

5 menit kemudian Yuki juga masuk ke dalam kelas dengan wajah yang lebih kusut dari yang tadi. Aku ingin mendekatinya tapi Natasha melarangku. Aku hanya memperhatikan Yuki yang sedang bicara padanya dari tempatku duduk.

Margareth berdiri dan mulai meneriaki Yuki, dia juga menendang kursi Yuki yang berada di sebelahnya. Akhirnya aku berdiri dan menghampiri mereka.

YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang