DIMH' 25

14 3 0
                                    

Lio duduk di sofa ruang tamu apartemennya sambil merenungi perkataan Diandra saat berada di McD tadi sore.

Perkataan yang dilontarkan Diandra sangat menohok hatinya, dan juga komitmennya mengenai Bianca. Benar juga, sih. Kenapa ia langsung berani menarik kesimpulan kalau Bianca tidak menyukai dirinya? Padahal ia tidak memiliki teori yang kuat untuk menjelaskan hipotesisnya. Dan apa salahnya mencari teori itu? Toh juga belum terlambat, kan?

Tivi di ruang tamu apartemen Lio menyala sejak ia mendudukkan pantatnya di sofa. Dan ia nyaris tidak mendengarkan bahkan melihat ke arah tivi yang menyala dan menampilkan acara-acara yang sangat menghibur itu.

Ia tidak memiliki cukup waktu untuk menonton tivi karena ia masih harus berkutat dengan pikirannya. Bagaimana caranya agar ia bisa membuat Bianca nyaman dengannya? Apa ada cara yang ampuh?

Aha! Lio hampir terlonjak kaget karena sebuah ide terbesit di kepalanya. Mengapa ia tidak mengirimkan pesan kepada perempuan itu?

Lio:p

Lio:p

Lio:oi

Lio mematikan layar handphonenya, lalu menghentak-hentakkan kakinya ke lantai menandakan kalau ia tak sabar menunggu balasan dari Bianca.

Handphonenya bergetar menandakan pesan masuk. Jari-jarinya langsung sibuk mengetik di sana-sini untuk melihat pesan masuk dari siapa.

Ternyata hanya pesan dari nomor iseng. Kira-kira bunyinya begini, Selamat Anda mendapatkan uang Rp 150 juta dipotong pajak.

Lio menghela nafas kecewa karena bukan pesan balasan dari Bianca yang masuk. Lagi-lagi ia mematikan layar handphonenya, dan kembali menghentak-hentakkan kakinya di lantai.

Drrt drrrt

Handphonenya kembali bergetar. Lio langsung menghidupkan kembali layar handphonenya dan melihat pesan dari siapa yang masuk ke handphonenya. Dan, ternyata pesan itu adalah pesan balasan dari Bianca.

Bianca Barbara:Whut?

Bianca Barbara:Mbb, ya. Gue baru siap mandi

Jari-jari Lio langsung mengetikkan pesan balasan untuk Bianca.

Lio:Lo besok pergi sama siapa?

Bianca Barbara:Sendiri, knp?

Lio:naik apa?

Bianca Barbara:Angkot keknya.

Lio:Bareng gue kuy

Bianca Barbara:Gue sama Sarah ternyata hehe

Lio:ywd gpp bareng gue aja

Bianca Barbara:Lah? Gue sama Sarah tuh kebo banget, entar telat lo kalo berangkat bareng kita

Lio:gapapa elah

Lio:oke besok gue jemput di rumah lo ya

Bianca Barbara:Gue nginap di apartemen Sarah

Lio:apartemennya dmn?

Bianca Barbara:Apartemen Green Hill

Lio:oh, yg deket bundaran itu ya?

Bianca Barbara:Yap. See u tomorrow :*

Lio:oke

Lio:anjas, baper w lo kirim emoticon kiss

*Read*

Tidak ada lagi pesan balasan dari Bianca. Jadi, mau tidak mau Lio mematikan layar handphonenya dan kembali ke kesibukan awal.

Deep In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang