DIMH' 08

56 14 2
                                    

Pelajaran olahraga sudah berakhir. Sebagian murid XII IPS 1 kembali ke kelasnya, dan sebagian lagi masih menetap di lapangan.

Bianca dan Sarah memilih untuk menetap di lapangan, dan duduk di bawah bayang-bayang pohon agar tidak terkena teriknya sinar matahari.

"Eh, Sar." gumam Bianca.

Sarah menoleh dari ponsel yang ia pegang, "whuut?" tanyanya.

Bianca membenarkan posisi duduknya. "Tadi gue dilabrak sama si Dinda." ujarnya to the point.

Sarah terkejut mendengarnya, "serius lo?"

Bianca mengangguk. "Ia, tapi gue gak kaya' di novel-novel gitu."

"Emangnya kenapa dengan novel?" tanya Sarah.

"Kalo di novel 'kan pas dilabrak cuma diem aja, gak ngelawan. Kalo gue tadi, gue lawan." balas Bianca.

Sarah terperanjat kaget, "serius? Lo ngelawan si Dinda cabe?" tanya Sarah memastikan dengan volume suara yang lebih pelan.

Bianca mengangguk mantap. "Ya ialah. Masa gue cuma diam aja, gue tuh bukan kaya' tokoh di novel, yang misalnya dilabrak gak ngelawan." ujar Bianca mengulangi perkataannya beberapa saat yang lalu.

"Ya, bagus deh. Biar dia gak semena-mena lagi sama orang lain." celetuk Sarah.

Hampir seluruh murid di SMA Global membenci Dinda dan kedua temannya. Karena mereka bertiga sangat sering sekali mem-bully murid lain, dan anehnya tidak ada yang melawan saat di-bully oleh mereka.

"Terus lo tau gak dia nyuruh gue apa?"

Sarah menggeleng, "apa?"

"Dia nyuruh gue buat jauhin Lio. Aneh banget kan." ujar Bianca.

"Lah, emangnya kenapa kalo lo dekat sama Lio? Kan kalian cuma temenan." balas Sarah.

Hati Bianca serasa diremuk hingga hancur saat mendengar kalimat terakhir Sarah. Dadanya perih, bukan perih karena tersayat benda tajam. Bianca memang menyadari kalau ia memang memiliki perasaan dengan Lio, perasaan khusus antara perempuan dan laki-laki, yang sering disebut Cinta.

"I-ia sih." bibir Bianca terkatup rapat setelah mengatakan itu. Ia bingung. Bingung karena mencintai dua laki-laki. Di satu sisi, dia sangat mencintai Boby yang notabane-nya adalah pacarnya sendiri. Dan di sisi lain, dia juga mencintai Lio yang tidak memiliki hubungan apapun dengannya.

"Eh, balik ke kelas yuk, gerah banget nih." ajak Sarah. Lalu berdiri dari duduknya dan melangkah ke kelasnya. Bianca berdiri, lalu mengikuti langkah Sarah.

D I M H

Lio berjalan gontai di belakang gedung sekolah. Ia bingung ingin kemana untuk melampiaskan kekesalan yang ia pendam sejak tadi. Ia merasa seperti kehilangan separuh jiwanya saat mendengar dan menyaksikan kalau Boby dan Bianca kembali menjalin hubungan khusus.

Ia menendang batu-batu kecil yang berada di depan kakinya. Lio membuang nafasnya kasar, lalu mengerang kesal.

"Lo kenapa?" tiba-tiba seorang murid perempuan datang menghampiri Lio.

Lio menoleh ke sumber suara. "Gak pa-pa." jawabnya dingin.

Murid perempuan itu tertawa pelan, "alibi yang bagus."

"Mau apa lo?" tanya Lio dingin.

"Bosen di kelas." jawab murid perempuan itu.

Deep In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang