Letta, Angel dan Gia mendudukan diri mereka di bangku yang disediakan di belakang sekolah. Mereka sedang memikirkan bagaimana caranya agar Letta bisa mendapatkan Derlan.
Angel mengerutkan kening tanda berpikir keras "Kalo dari pengalaman gue ya Let, tipe cowok kayak Derlan tuh harus di lembutin, pasti luluh"
Gia mengangguk - anggukan kepalanya tanda setuju dengan perkataan Angel "bener banget tuh. Lo jangan nampakin kalo lo tuh demen sama dia"
Lanjut Gia "ya supaya dia tuh apa ya bahasanya, ya supaya dia penasaran sama lo"
Letta mendengus "Nggak nampakin gimana orang gue kalo ketemu dia aja bawaannya pengen meluk mulu"
Angel memutar bola matanya "Nah ini nih, yang bikin Derlan ogah sama lo. Ya gue tau kelakuan kita ini emang bitch ya, cuma ya jangan berlebihan Let, kali kali dong mereka yang ngejer"
Letta menoleh "Yang suka sama dia nggak cuma gue, kalo gue ngga agresif atau ngebasmi siapapun cewek yang deket sama dia, gimana dia mau ngelirik gue? Gue harus menonjol di hadapan dia, kalo nggak dengan cara agresif ya gue bakal susah dapetin dia, "
Angel menaikan sebelah alisnya "Sejak kapan lo jadi pesimis gini buat dapetin cowok? Mana Letta yang gue kenal ngelakuin apa aja yang dia mau?"
Lanjut Angel "Lo mau tau sesuatu yang jujur nggak?"
"Apaan?"
"Kalo lo terlalu nunjukin lo suka dia, dia mandang lo itu kayak cewek murah yang dengan gampangnya nunjukin perasaannya, serius gue"
Gia mengangguk setuju "Main pake otak Let, gak peduli berapa banyak yang naksir dia, jaman sekarang labrak labrakan udah gak seru asal lo tau"
Letta mengangguk paham. Selama Derlan tidak menggandeng perempuan lain, itu tidak masalah pikir Letta.
Cara mainnya pake otak, oke batin Letta.
****
Suasana kantin SMA Tri Sakti begitu ramai. Banyak siswa siswi berdesak - desakan untuk memesan makanan, juga teriakan siswi kala cogan lewat.
Difa, Farah dan Vania duduk di meja paling pojok, banyak siswi yang melihat iri pada Difa. Tetapi Difa tidak mau ambil pusing, ia mengabaikan tatapan itu.
Ia mengedarkan matanya ke sekeliling kantin dan berhenti pada satu objek.Derlan juga menatapnya sambil memberikan senyuman tipis, membuat Difa memutuskan kontak mata mereka.
Noval yang sedari tadi melihat gerak - gerik Derlan pun menepuk bahunya pelan "Samperin, jangan cuma mantengin sambil mesam mesem"
Derlan gelagapan "ck sok tau lo"
Sejak kejadian meminjamkan seragam, entah kenapa Derlan penasaran pada Difa.
Noval yang gemas akhirnya mendorong punggung Derlan mendekati meja Difa "Kabar kabar kalo udeh jadian ye, good luck" Noval ngacungkan jempolnya di depan dadanya.
Mau tak mau Derlan pun berdiri di samping meja Difa dan berdeham "ekhem, gue boleh gabung nggak?"
Farah memutar kepalanya dengan gerakan slow motion dan mulut terbuka yang isinya mie ayam, terkejut karena Derlan yang notabenya siswa ganteng bin keren ingin bergabung di mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [Completed]
Teen FictionKarna gue punya komitmen buat nggak sama lo lagi -Derlan Erlanino. Please love me again, im sorry -Difa Maharani. Percaya atau tidak, sesuatu yang diawali dengan kebohongan itu tidak akan selamanya membuat bahagia. © by Virgianandaps