"Ini gak bisa di biarin Far, kita harus basmi pasukan bitch"
Lanjut Vania "Etapi dia tau dari mana sih tentang Difa yang punya cowo lain? Anak sekolah yang tau cuma kita berdua deh kayanya"
"Naitudia gue juga bingung pasukan bitch tau dari mana"
Farah menghela nafas kasar "Lagian lo embat dua duanya sih, udah gue bilang pilih satu aja, maruk banget sih"
Vania melotot "Jumila gak ngaca, Difa dua lo tujuh kali,"
Difa menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya "Ya gimana dong, gue gak bisa ngelepas Daniel gitu aja, gue udah setahun sama dia,"
Lanjutnya "Kalo ngelepas Derlan, gue udah nyaman ya sayang juga lah"
Celetuk Vania "Yang selalu ada bakal kalah sama yang sayang, apalagi ldr, lo kok betah sih ldr begitu? Gue sih ogah ya,"
"Ya namanya juga sayang"
Farah mengeluarkan pendapat yang sedari tadi ia pikirkan "Etapi mungkin gak sih kalo Daniel di sana selingkuh juga?"
Vania mengangguk antusias "Bener banget, dimana mana ya cowok tuh susah kalo di suruh ldr an begitu,"
"Masa sih?"
Difa menghela nafas lelah "Ntar deh gue pikir pikir lagi, pasti gue pilih salah satu kok"
Farah memegang bahu Difa "Inget Dif, pilih yang bisa buat lo bahagia, buat lo nyaman, buat lo aman"
Celetuk Vania "Ya kalo itu sih udah di Derlan semua kategorinya"
Farah menyentil dahi Vania "Tukang seblak gak boleh mempengaruhi ih, biarin dia pilih sendiri"
Lanjutnya "Ntar balik sekolah kita ke mall yuk, stok baju gue udah kadaluarsa,"
Difa dan Vania hanya mengangguk.
Vania menerawang "Gue kepo deh, Derlan bakal kasih apa di hari lo yang spesial ini,"
Difa mengedikkan bahu seraya tersenyum. Hari ini ulang tahunnya yang ke-16. Namun sedari pagi tadi saat menjemput, Derlan tidak mengucapkan apa-apa.
****
Bel pulang sekolah berdering lima menit yang lalu.
Farah sedang memakai tas punggungnya, Vania sedang mencatat materi di papan tulis, sedangkan Difa tengah merapikan perlengkapan tulisnya ke dalam tas."Kita ke mall dulu ya,"
Vania berdecak "Aduh jum, ini tuh kita banyak tuga-"
Vania bungkam ketika Farah memelototinya.
Ia lupa rencananya."Iya oke oke, kita ke mall, gue lupa kalo gue mau beli anu apasih namanya"
Celetuk asal Farah "Softek"
Vania membelalakkan matanya namun tak urung ia menganggukkan kepalanya "Nah iya itu softek Dif,"
Difa mengeluarkan ponselnya dari saku berniat menghubungi Derlan "Yaudah ayo buruan"
"Hall-"
"Maaf sayang aku gak bisa anter kamu balik nih,"
"Hm gak bisa ya? Emang kamu-"
Derlan memotong "Iya aku anterin Deon ini ke rumah omanya,"
"Gitu ya? Yaudah deh,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [Completed]
Teen FictionKarna gue punya komitmen buat nggak sama lo lagi -Derlan Erlanino. Please love me again, im sorry -Difa Maharani. Percaya atau tidak, sesuatu yang diawali dengan kebohongan itu tidak akan selamanya membuat bahagia. © by Virgianandaps