18. Mengambil Hati

2.6K 131 0
                                    

"Emang bener bener gila ya lo gue rasa,"

Vania dan Difa mengerutkan dahi mendengar pernyataan Farah barusan.

Difa menyahut seraya merapikan rambutnya yang terkena angin "Lo yang lo maksud itu siapa Far? Yang jelas dong ah"

Farah melirik Vania yang dengan cepat Vania mengalihkan wajahnya ke arah lain, yang pasti tidak bertatap muka dengan Farah.

"Tuh si bogel temen lo,"

"Bogel?"

Vania yang tidak terima di panggil bogel pun melotot. Ia sudah tahu pasti Farah gondok padanya karena kemarin setelah usai pertandingan, Vania menarik tangan Farah keluar dari arena lapangan menuju cafe dekat sekolah, dengan embel-embel traktir, Farah antusias memesan banyak makanan dan minuman.

Namun, setelah Farah keluar dari kamar mandi ia tidak mendapati sosok Vania. Yang ia pastikan Vania kabur, dan alhasil ia sendiri lah yang membayar semua pesanannya. Ia jadi menyesal memesan sebanyak itu jika ujung-ujungnya dirinya lah yang membayarnya. Mana lagi stok cat kuku, vitamin rambut, lip blamnya habis pula!

Bohong Vania "Ya cowo gue kan udah jemput, yaudah langsung cus aja lah daripada kena omelin cowo gue,"

Farah melirik tajam teringat satu hal "Bukannya dua hari yang lalu lo putus?"

Mampus gue lupa, yakali gue jujur kalo nolongin Derlan, yang ada Farah makin sensi nyeramain Difa, sorry sorry to say gue kan lebih pro Derlan-Difa, batin Vania

Difa menoleh pada Vania yang sedang mengibas-ngibaskan rambutnya "Kan kemarin lo-"

Ucapan Difa terpotong kala Vania menggenggam erat tangan Difa "Anu-ng gue baru aja jadian lagi hah iya itu"

Difa makin di buat bingung.

Kemarin kan Vania di rooftop jadi saksi Derlan tembak menembak gue? Ngapain bohong sih? Batin Difa.

Seakan Difa tidak mau memperkeruh suasana, ia diam saja. Ingatkan Difa jika nanti ia akan menanyakan alasan Vania mengapa ia berbohong.

Ketiganya menuju lorong loker untuk mengambil buku paket. Setelah sampai, Difa merogohkan tangannya di saku mengambil kunci. Ia membuka lokernya dan tercengang.
Sekotak rainbow cake di hadapannya.

Farah dan Vania heboh saling melempar pertanyaan mengenai siapa yang memberikan cake itu dengan cuma-cuma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Farah dan Vania heboh saling melempar pertanyaan mengenai siapa yang memberikan cake itu dengan cuma-cuma.

Difa mengambil rainbow cake itu, di berikannya cake itu ke tangan Vania yang langsung di coleknya krimnya ke dalam mulutnya.

Farah berdecak "Yah sableng make di colek"

Namun tak urung Farah juga ikut melakukan apa yang di lakukan Vania "Dih ngikut juga kan lo, btw siapa ya yang berbaik hati ngasih beginian?"

Regret [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang