7. Vania vs Farah

3.6K 174 4
                                    

Jam pelajaran keempat membuat kelas 10 IPS 3 bosan sebosan bosannya. Di depan, Bu Rumi yang selaku guru Bahasa Indonesia menjelaskan materi panjang kali lebar kali tinggi.

Derlan, ia tidur di bangku paling pojok. Deon? Ia sedang menonton video iya iya di ponselnya dengan di tutupi oleh buku yang di berdirikan. Jika di liat dari depan, ia seperti sedang membaca buku. Vano? Ia sedang sibuk merapikan rambutnya dengan pomade. Bermodal kaca dan sisir yang ia pinjam dari Sisil. Noval? Ia yang paling waras di antara keempatnya. Ia mendengarkan penjelasan Bu Rumi namun sesekali matanya merem melek merem melek.

"Mungkin ada yang ingin kalian tanyakan anak - anak?"

Noval mengacungkan tangannya.

"Ya, silahkan Noval"

Noval bertanya dengan tampang polosnya "Jam pelajaran ibu kapan selesainya?"

Mendengar pertanyaan polos Noval itu pun membuat seisi kelas tertawa.

"Bego anjir frontal amat lo Val"

"Gue suka gaya lo man"

"Gue yang bandel aja nggak berani tuh ngomong begitu"

"Wah parah sob"

Bu Rumi mengambil penggaris kayu panjang lalu di pukulkan di mejanya "DIAM SEMUANYA!!! DAN KAMU NOVAL, KELUAR SEKARANG JUGA"

Noval berdiri dari bangkunya "yes akhirnya" gumam Noval.

****

Vania mencolek colek bahu Difa "Gimana? Lo iyain ajakannya?"

Difa menggeleng "Gue belum jawab sih lebih tepatnya"

Vania berdecak "ck sableng lo, kesempatan di sia siain"

Farah menoleh "Lo berdua ngomongin siapa sih?"

Difa ragu menjawab "Derlan----"

Vania memotong ucapan Difa "Derlan ngajakin Difa jalan"

Farah melotot "Hah? Demi apa Difaaa? Yaampun yatuhan tampar gue tampar"

Plakk

Vania menampar Farah "Anjir sakit bego!?"

"Ya lo sendiri yang minta, jangan nyalain gue lah"

Farah mengabaikan Vania "Ntar deh, terus lo jawab gimana Dif? Lo iyain?"

"Ya gue bilang aja liat ntar, soalnya gue juga gatau mau apa nggak, menurut lo gimana?"

Farah menatap Difa sambil bersidekap dada "Kenapa nggak langsung lo tolak aja ajakannya?"

Vania melotot "Heh sengklek lo ya!? Ini Derlan gitu loh Derlaan. Omaygat, setau gue jarang jarang dia ngajakin cewe jalan"

Difa diam dengan pikiran yang bercabang-cabang.

Lanjut Farah "Gue disini ngomong sebagai sahabat lo ya Dif, bukan sebagai penggemarnya Derlan. Lo kan udah sama Daniel, ngapain jalannya sama Derlan?"

Difa masih diam.

Vania menyahut "Apaan sih Far? Cuman jalan biasa aja kali. Kok lo yang sewot sih?"

Regret [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang