29. Permohonan Maaf

3.2K 129 0
                                    

Karna gue punya komitmen buat nggak sama lo lagi. -Derlan Erlanino.

Please, love me again. I am sorry. -Difa Maharani.

****

Keputusan Derlan sudah bulat. Ia yakin jika keputusannya mengakhiri hubungannya dengan Difa adalah yang terbaik. Bukankan ia pernah bilang jika ia benci perselingkuhan, bahkan kemarin ia lah yang menjadi orang ketiga di antara Difa dan Daniel.

Kecewa? Derlan rasa bukan hanya kata itu yang mewakili perasaannya saat ini.
Ia kecewa, marah, sedih mengetahui kenyataan ini. Sebenarnya ia tidak ingin mempercayai perkataan Letta, namun kala ia bertanya kebenarannya pada Difa, Difa mengakuinya.

Ia menghidupkan mesih motornya melaju menuju sekolah. Saat sampai di parkiran, penampilannya kacau. Mata yang biasa selalu jernih, kini berkantung hitam. Rambut yang biasa acak-acakan, kini makin acak-acakan.

Sepertinya bukan Derlan saja yang penampilannya buruk, Difa pun juga. Mata sembab, berkantung hitam, rambut yang tidak rapi, sangat tidak bersemangat sekali.

Mereka berpapasan di belokan koridor.
Jika Difa berpikir Derlan akan melengos, nyatanya tidak. Derlan tersenyum padanya. Itu semakin membuat Difa meneteskan air matanya.
Jika biasanya mereka berangkat bersama lalu rangkul-rangkulan di koridor, kali ini tidak.
Tidak ada spam chat dari Derlan, tidak ada tingkah manja Derlan, tidak ada yang memberinya kejutan seperti yang Derlan lakukan untuknya.

Vania dan Farah menghampiri Difa.
Mereka langsung memeluk Difa.

Menggiring Difa untuk masuk ke kelas, kalau tidak pasti akan menjadi tontonan murid lain karna Difa yang menangis.

Difa sesenggukan "Gu-gue gak bisa gini, gue tau gue salah. Gue udah putusin Daniel Van, Far. Kenapa sekarang gini sih?"

Vania mengusap-ngusap punggung Difa "Udah udah, mungkin Derlan kemaren emosi,"

Difa menggeleng "Nggak Van, di-dia"

"Sstt udah, nanti biar gue bantu ngomong sama Derlan ya. Bukan cuma lo di sini yang ngerasain patah hati, Derlan pasti sama kaya lo. Lo gak liat tadi penampilannya gimana? Sama ancurnya kaya lo,"

Vania mengangguk "Gue yakin dia sayang lo kok,"

Tiba-tiba di pintu kelas terdapat Letta cs memasuki kelas "Haduh haduh, kasian amat sih yang baru di putusin?"

Angel tertawa mengejek "Sok kecakepan banget sih jadi cewek,"

Gia menaikan sebelah alis seraya mengejek "Mampus sukurin tuh"

****

Derlan memetik korek apinya lalu di arahkan di ujung rokoknya, di hisapnya dalam-dalam lalu di hembuskan di udara.
Ini sudah batang yang ke tiga.

Ketiga temannya menatap prihatin Derlan.

Deon menepuk bahu Derlan "Lan, udah. Gue yakin Difa punya alesan-"

Derlan memotong "Lo pikir alesan apa yang cocok untuk selingkuh? Cari yang lebih tajir? Cari yang lebih oke? Atau cari yang lebih cakep?"

Noval mengerutkan keningnya "Gue pikir Difa gak semurah itu sob, lo coba dengerin sedetail detailnya penjelasan dia, lo sendiri gimana sekarang pas putus dari Difa? Makin ancur kan lo?"

Vano menyahut "Gue tadi ketemu Difa, sama ancur penampilannya kaya lo,"

Timpal Deon "Banyak kemungkinan sob, bisa aja Difa kurang di perhatiin sama si Daniel itu dan tiba tiba lo dateng di kehidupan dia-"

Regret [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang