20. Jawaban

2.5K 132 1
                                    

Difa nekat keluar dari zona aman membuat Rifki, Tio, Vania dan Farah membelakkan matanya.

Farah menggeplak lengan Vania "Temen lo kok nekat sih? Heran gue, di luar tuh bahaya tau gak?"

Vania meringis mengusap-ngusap lengannya "Ya gue tau kalo bahaya, pake di kasih tau lagi. Yaudah ayo,"

"Hah? Ayo ayoan lagi lo, mau kemana?"

"Ck sinting kejar Difa bego eh eh Kak Rifki Tio tungguin, ih ayo ah cepet kejar Difa, kita di tinggal nih"

Farah ketakutan sendiri "Ish lo bego ya, lo bisa kena sasaran mereka di luar sana,"

"Dan sekarang bisa aja sasaran mereka itu Difa, temen lo, temen kita Far"

Farah diam.

Final Vania "Yaudah kalo lo gak mau ikut lo disini aja, gue nyusul Difa"

Vania berlari menyusul Rifki dan Tio.

Sementara Difa bersembunyi di balik semak-semak mencari keberadaan Derlan. Semakin jauh dari gerbang, ia melihat Derlan di barisan paling depan bersama Reno melawan murid Bakti Mulia.

Vania menepuk bahu Difa "Ada gue, lo gak sendiri,"

Seorang cowok yang Difa ketahui bernama Bagas itu memegang tongkat kayu panjang yang siap untuk di pukulkan ke arah Reno, dengan cepat Reno menghindar dan menendang dada Bagas sehingga Bagas kehilangan keseimbangannya.

Geram Reno "Mampus lo"

Derlan melepaskan tinjuannya pada cowok di depannya itu, Juno membalas pukulan Derlan tepat di ujung bibirnya hingga robek, Difa yang melihat itu meringis merasakan sakit di dadanya kala Derlan terhuyung kebelakang karena pukulan cowok itu. Derlan bangkit dan menghujamkan tinjuannya berkali-kali membuat lawannya sempoyongan, namun kali ini Juno, lawannya tidak mudah ambruk. Ia masih berusaha melawan Derlan,

Geram Juno "Bangsat"

Juno menarik kerah baju Derlan lalu di bogemnya perut Derlan berulang kali, entah dapat kekuatan dari mana Derlan membanting badan Juno, Derlan membuka sabuknya yang kepalanya besar itu, ia hujamkan pada Juno, dan akhirnya Juno benar-benar ambruk.

Difa mendesah lega. Namun ia masih meringis melihat bibir Derlan yang robek dan lebam di wajahnya.

Difa keluar dari persembunyian berniat menghampiri Derlan tak peduli di sekelilingnya banyak orang yang ingin mematikan lawannya.

Teriaknya "Derlan!"

Derlan yang tengah sibuk melawan lawannya yang lain pun menoleh dan membelakkan matanya melihat Difa keluar dari sekolah yang di susul Vania di belakangnya.

Teriak Derlan dengan suara lantang "BURUAN BALIK!"

Seakan tidak mengindahkan perintah Derlan, Difa tetap menghampiri Derlan.

Derlan berteriak kembali "BURUAN BALIK DIFA! DI SINI BAHAY-"

Perkataan cowok itu pun berhenti kala seseorang di balik punggungnya memegang tongkat besi memukulkannya pada bahu Derlan dengan seringaiannya.

"DERLAAAAAAN!"

Reno menghentikan aksinya kala Derlan ambruk dengan darah yang mengalir di punggung kanannya.

Gumamnya "Bangsat,"

Ia menghajar Axel, cowok yang memukul Derlan tadi dengan membabi buta sehingga Axel tidak dapat membalas pukulannya.

Difa meneteskan air matanya, ia menopang kepala Derlan di pahanya, tak peduli roknya terkena darah Derlan. Sayup-sayup Derlan mendengar gadisnya menangis, ia berucap pelan "Lo balik, jangan di sini"

Regret [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang