"Awalnya, detektif Han mengira bahwa itu adalah pembunuhan karena tubuhnya penuh memar. Tetapi, ada rekaman CCTV di tepi jembatan yang menunjukkan bahwa dia loncat sendiri ke dalam jembatan."Chunhyang membelalakkan matanya kaget.
"Maksud appa, dia bunuh diri?"
Ayahnya hanya mengangguk.
"Tapi, appa apa appa tahu bahwa keluarga mereka sering diserang oleh seseorang? Apa tidak ada kemungkinan dia dibunuh?"
Ayahnya menggeleng.
"Tidak Chunhyang. Itu murni kasus bunuh diri. Dan untuk masalah penyerangan itu juga sedang diselidiki oleh bawahan appa."
Chunhyang mengerutkan dahinya. Sedikit bingung.
"Appa. Aku tahu siapa dalang penyerangan itu."
"Benarkah?"
Chunhyang mengangguk.
"Aku akan menceritakannya. Tetapi, ayah harus janji akan membantu kasus ini secara langsung." ujar Chunhyang sembari mengajukan jari kelingkingnya.
Ayahnya hanya terkekeh. Kemudian menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking putri semata wayangnya itu.
"Baiklah. Appa janji."
Chunhyang tersenyum sangat lebar.
Ayahnya itu memang selalu bisa diandalkan.
Sejujurnya, selama ini Chunhyang merasa lebih dekat dengan ayahnya daripada ibunya.
Sepertinya pepatah tentang "Setiap ayah adalah sahabat bagi anak perempuannya" itu memang benar.
*
Siang itu udara dingin juga sedikit kering, dan langit biru dengan sedikit awan.
Chunhyang mengamati pohon mapple yang daunnya menguning dan merah di ujungnya di samping halte tempatnya duduk.
Beberapa daunnya mulai berjatuhan.
Sudah masuk musim gugur ya..
Satu bus berhenti tepat di hadapannya.
Seorang lelaki turun dan menghampirinya.
"Maaf ya membuatmu menunggu lama." ujarnya sembari tersenyum lebar, menunjukkan gigi kelinci.
Jeon Jungkook.
Chunhyang berdiri dan tersenyum.
"Gwenchana."
"Kalau begitu. Ayo." ajaknya.
Chunhyang hanya mengangguk.
Mereka berjalan beriringan di trotoar, berpayung pohon gingkgo dengan daun yang menguning.
"Jungkook. Kita akan kemana sih sebenarnya?"
Jungkook, hanya menoleh dan tersenyum.
"Kau akan tahu nanti."
Chunhyang mengangguk.
"Baiklah."
Tetapi tiba-tiba Chunhyang seperti ingat sesuatu.
"Oh ya Jungkook. Bagaimana dengan kasus Yoongi?"
Jungkook menoleh dan tersenyum sangat lebar.
Seperti memberi tahu sesuatu yang baik telah terjadi.
"Istri tuan Kim sudah dipenjara, atas kasus penyerangan dan ancaman. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi kasus itu cepat sekali prosesnya. Ayah bilang, kepala kepolisian kota Namwon turun tangan langsung untuk kasus ini." jelasnya.
"Benarkah?" ujar Chunhyang.
Sekali lagi Jungkook tersenyum lebar dan mengangguk cepat.
Chunhyang ikut tersenyum.
Terima kasih Appa.
"Kabar paling bagusnya adalah Yoongi hyung sudah bisa menempati rumahnya lagi minggu depan. Kita bantu pindahannya ya."
"Apa tidak apa-apa?" tanya Chunhyang ragu.
"Tidak apa-apa. Sudah kau tenang saja."
*
Lelaki itu berdiri di balik meja pemesanan kafe ini.
Saat itu kafe cukup sepi. Hanya ada dua orang yang terlihat sedang berdiri memesan.
Chunhyang dan Jungkook berbaris di belakang dua orang tersebut.
Dia berada di belakang tubuh cukup tegap Jungkook."Hyung!!" sapa Jungkook sembari melambaikan tangan kanannya.
Yoongi hanya tersenyum.
"Aku bersama dengan Chunhyang." ujarnya lagi. Sembari menggeser tubuh tegapnya.
Chunhyang tersenyum canggung berhadapan langsung dengan lelaki itu.
Dan di balas dengan senyum tipis oleh lelaki itu.
Tunggu. Apa dia baru saja tersenyum padanya??
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
CHUNHYANG: The Spring Fragrance (SUGA BTS)
FanfictionChunhyang itu berarti aroma musim semi. -Min Yoongi- Started: March 22, 2017 hai gais. terimakasih sudah membaca cerita dan menyukai cerita ini. Dan cerita ini sedang dalam proses penerbitan.