19 - Storm: Puzzle 6

2.2K 353 10
                                    


"Eomma, aku merindukanmu."

Chunhyang membelalakkan matanya. Terkaget.

Dia mencuci tangannya yang berbusa sebentar.

Setelahnya menyentuh tangan Yoongi di depan perutnya dengan lembut.

"Yoongi-ssi." sapanya sangat lembut.

Kemudian dia dapat merasakan lelaki di belakangnya itu terkaget.

Dengan cepat lelaki itu melepas pelukannya.

Chunhyang membalikkan tubuhnya. Menatap lelaki itu.

Yoongi terlihat sedikit bingung dan sungkan padanya.

"Chunhyang-ssi. Maafkan aku."
Ucapnya lirih.

Chunhyang?? Apa dia tidak salah dengar. Baru saja lelaki ini memanggilnya Chunhyang kan?

Jantungnya berdegub kencang.
Dan suara hatinya bersorak bahagia.

Padahal dia hanya dipanggil saja oleh Yoongi. Tetapi, hatinya bisa sebahagia ini.

Chunhyang segera menyembunyikan perasaan bahagianya. Dia tersenyum lebar menatap lelaki yang kini terlihat gugup di hadapannya.

"Tidak apa-apa. Aku bisa mengerti."

*

Di rumah Chunhyang, ada satu ruangan yang sengaja digunakan untuk ruang kerja ayahnya sekaligus perpustakaan mini keluarga mereka.

Terdapat sebuah meja kerja lengkap dengan kursinya. Singgasana ayahnya ketika berada di rumah.

Ada sebuah rak buku masing-masing di sisi kanan dan kiri meja kerja. Menempel dengan dinding. Setidaknya ada lebih dari 200 buku berbagai genre yang tertata rapi pada rak-rak tersebut.

Juga sebuah sofa dan karpet yang lembut, sengaja dipasang untuk membuat orang yang membaca disana merasa betah.

Chunhyang mengetuk pintu ruangan itu sebentar.

Tak berapa lama, ia mendengar suara ayahnya mengijinkan dia masuk.

Chunhyang dapat melihat ayahnya sedang membaca buku di sofa ruangan itu.

Lelaki paruh baya itu menutup bukunya dan sedikit menurunkan kacamatanya.

Chunhyang tersenyum lebar melihat ayahnya.

"Appa, apakah aku mengganggu?"

Ayahnya tersenyum menggeleng. Kemudian tangannya melambai. Mengisyaratkan Chunhyang untuk mendekat.

"Ada apa sweety?" tanyanya ketika Chunhyang telah duduk.

Chunhyang menggeleng.
"Hanya ingin mengobrol dengan appa?"

Ayahnya tersenyum sangat lebar.
"Kau itu bukan tipe orang yang suka basa basi nak. Sudahlah katakan saja."

Chunhyang meringis lebar. Menampilkan semua gigi depannya.

"Begini appa. Ini tentang mayat wanita yang ditemukan di sungai Yocheon."ujarnya ragu.

Ayahnya memasang wajah serius.

"Kenapa memangnya?"

"Itu adalah bibi temanku." ucap Chunhyang ragu.

Sekali lagi Chunhyang berbohong. Dirinya belum punya cukup keberanian untuk mengatakan pada ayahnya bahwa dia mengenal Yoongi secara langsung.

"Benarkah?"

Chunhyang mengangguk.

"Appa sampai dimana, perkembangan kasusnya?"

Ayahnya memasang wajah semakin serius.

"Awalnya, detektif Han mengira bahwa itu adalah pembunuhan karena tubuhnya penuh memar. Tetapi, ada rekaman CCTV di tepi jembatan yang menunjukkan bahwa dia loncat sendiri ke dalam jembatan."

Tbc

Jangan lupa vommentnya ya gengs^^

Love kalian semua^^

CHUNHYANG: The Spring Fragrance (SUGA BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang