Dari balik kaca bus, dia dapat melihat lelaki itu sedang duduk disana. Chunhyang meraih tasnya dan bersiap turun.
Dalam jarak 20 meter dia akan turun di halte terdekat dari Inwol-myeon.
Saat bus berhenti tepat di halte bus, lelaki itu berdiri menyambut Chunhyang.
Gadis itu tersenyum lebar. Dan dibalas dengan senyuman tipis oleh lelaki itu.
Mereka lalu berjalan berdampingan."Chunhyang ku dengar dari Heungbugol sampai ke Baraebong peak itu masih lama. Dari sini ke Heungbugol saja jaraknya sekitar 2 km." tanya lelaki itu.
Chunhyang hanya menggidikkan bahunya. "Lalu memangnya kenapa? Aku kuat kok."
Yoongi menatap Chunhyang tak percaya sebelum bergeleng geleng.
*
Setelah hampir 2 jam mereka tiba di pintu masu Heungbugol.
Tempat itu sudah lumayan ramai. Sudah banyak mobil yang terparkir. Tempat ini memang bisa ditempuh dengan mobil selain dengan berjalan kaki.
Di sana juga sudah banyak tenda tenda yang terpasang untuk orang orang yang ingin berkemah.
Yoongi segera menuju loket penjulan tiket. Setelah membayar 4000 won untuk dua tiket dewasa, dia segera menghampiri Chunhyang yang masih beristirahat di tenda depan pintu masuk.
Oke, lupakan bualan Chunhyang tentang betapa kuatnya dia. Belum setengah jam berjalan tadi dia sudah kelelahan dan mengeluh banyak hal.
Saat Yoongi mengajaknya pulang saja, gadis itu bersikeras mereka harus sampai di Heungbugol. Membuat Yoongi menarik nafas dalam. Kadang dia lupa bahwa gadis itu adalah gadis SMA yang keras kepala.
Saat tiba disana, Yoongi melihat Chunhyang sedang melamun melihat ke suatu arah.
"Hey sedang melihat apa?" tegur Yoongi membuat gadis itu menoleh ke arahnya.
Kemudian tangannya menunjuk ke suatu tempat. Mata Yoongi mengikuti arah yang ditunjuk Chunhyang.
Dari sini terlihat nenek yang tengah terduduk melamun sedih. Dihadapannya terpasang meja yang menjual sesuatu. Entah apa, Yoongi tidak bisa melihat dari jarak sejauh ini.
"Yoongi-ssi. Nenek itu kasihan. Sejak tadi, dia hanya duduk disana dengan sedih." ucapnya.
Yoongi mengangguk membenarkan. Nenek itu memang tampak menyedihkan.
"Ayo kita kesana! Kita beli dagangannya." ajak Chunhyang dengan menarik tangan Yoongi.
Dari sini tampak punggung Chunhyang yang terlihat sangat bersemangat untuk membantu nenek itu.
Yoongi tersenyum tipis. Gadis ini membuatnya kagum. Dia masih sangat muda, tetapi tingkat kepekaan dan kepeduliannya sangat tinggi. Termasuk pada dirinya.
Saat mereka tiba di depan meja tersebut, nenek itu menyambut mereka dengan tersenyum sangat sumringah. Seolah memang dia sedang menunggu nunggu mereka.
Dari sini dapat terlihat jelas dagangan nenek ini. Nenek ini menjual beberapa macam cincin pasangan.
Diantaranya ada beberapa cincin tua.
Dan mata Yoongi jatuh pada sepasang garakji berwarna putih dengan ornamen bunga dan kupu.
Dengan cepat lelaki itu meraihnya.
"Chunhyang. Aku beli ini. Kau yang pakai ya."ucapnya.Chunhyang menoleh dan segera mengangguk.
"Kalian sudah menikah?" tanya nenek itu.
Mereka segera menoleh sebelum akhirnya menggeleng cepat.
"Kami hanya teman halmeoni." jelas Yoongi cepat.
"Ahh maksud kalian teman dekat. Teman spesial begitu?" tanya nenek itu dengan nada menggoda.
"Ne halmeoni."
Percayalah itu bukan Yoongi. Itu adalah suara Chunhyang yang menjawab dengan sangat bersemangat.Membuat Yoongi menoleh dan menatapnya tak percaya. Sebelum akhirnya tertawa pelan.
"Tapi, anak muda, gadis yang belum menikah tidak boleh memakai sepasang cincin garakji. Hanya satu saja." jelas si nenek.
Chunhyang mengangguk paham. Yang diikuti dengan senyum seringaian tanda ia mendapat sebuah ide.
Sebelum akhirnya menyodorkan tangan kirinya pada Yoongi.
"Kalau begitu pakai satu untukmu dan satu untukku. Pasangkan." ujarnya dengan tersenyum jahil.Yoongi hanya menggeleng dan tertawa pelan sekali lagi.
Yoongi meraih tangan gadis itu dan memakaikan garakji pada jari manis gadis itu. Setelahnya memasang garakjinya sendiri pada telunjuk tangan kirinya.
"Nona kau beruntung sekali. Hidupmu dipenuhi dengan aroma musim semi." ujar nenek itu membuat mereka menoleh bersamaan.
Chunhyang tersenyum."Namaku memang Chunhyang halmeoni."
Nenek itu tertawa tergelak dan menggeleng."Aroma musim semi itu bukan berasal darimu. Tapi dari kekasihmu ini. Dia lah yang membawa aroma musim semi itu."
Chunhyang dan Yoongi saling menoleh. Chunhyang menatap Yoongi yang dibalas dengan gidikan bahu tanda tak mengerti oleh Yoongi.
"Dan juga nona. Kau harus selalu menjaganya ya." lanjut nenek itu.
Chunhyang hanya tersenyum dan mengangguk. "Ne halmeoni."
Eomma aku sudah menemukan aroma musim semiku.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
CHUNHYANG: The Spring Fragrance (SUGA BTS)
FanficChunhyang itu berarti aroma musim semi. -Min Yoongi- Started: March 22, 2017 hai gais. terimakasih sudah membaca cerita dan menyukai cerita ini. Dan cerita ini sedang dalam proses penerbitan.