21 - After Storm: Love is Universal

2.3K 370 14
                                    

Chunhyang maafkan aku. Sepertinya aku akan sedikit terlambat.

Chunhyang membaca pesan Jungkook sekali lagi.

Tapi tetap saja. Tidak ada yang berubah. Memang begitu isi pesannya.

Chunhyang menghembuskan nafasnya kasar. Dan mengumpat dalam hati.

Sial.

Jeon Jungkook itu benar benar sialan. Bagaimana mungkin dia bisa terlambat? Sedangkan dirinya saat ini sudah berada di depan rumah Yoongi yang dulu ia tinggali bersama ibunya.

Tidak mungkin dia masuk sekarang. Suasana di dalam hanya akan menjadi sangat canggung, jika hanya ada dirinya dan Yoongi. Berdua saja.

Maka Chunhyang memutuskan untuk berbalik.

Nanti saja dia kembali lagi, kalau Jungkook sudah ada.

Baru saja beberapa langkah ia berjalan, sebuah mobil pick up berhenti di depannya.

Dan lelaki berkulit pucat itu turun. Kemudian menghampirinya.
"Chunhyang-ssi. Jungkook bilang dia akan terlambat. Kau mau masuk dulu?" sapanya.

Chunhyang sedikit kaget.
Ini adalah pertama kalinya Yoongi berbicara sepanjang itu dengannya dengan nada tanpa mengintimidasi.
Terlebih lelaki itu baru saja mengajaknya masuk ke rumahnya.

Chunhyang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Haruskah?

Chunhyang menatap pada lelaki di hadapannya. Lelaki itu masih menunggu jawabannya.

Pada akhirnya Chunhyang mengangguk.

"Baiklah." putusnya.

Lelaki itu tersenyum tipis.

"Baiklah kalau begitu kau masuk saja. Aku masih harus menurunkan beberapa barang-barang dari mobil." ujarnya.

"Biar kubantu Yoongi-ssi."

*

Rumah Yoongi yang ini benar benar berbeda dengan rumah kakek Yoongi.
Rumah ini, tidak jauh dari rumah tua kakek Yoongi.

Walaupun berada di pedesaan, rumah ini bisa dibilang cukup modern dan besar.

Chunhyang masuk dengan membawa kotak terakhir dari mobil. Kotak tersebut bertuliskan "BUKU" dalam aksara hangul. Menandakan bahwa kotak tersebut berisi buku-buku.

Saat Chunhyang memasuki ruang keluarga, tampak Yoongi sedang memasang beberapa pigora foto di dinding.

"Yoongi-ssi. Ini diletakkan dimana?"
Yoongi menoleh.

"Letakkan di samping meja televisi. Biar nanti aku yang menatanya."

Chunhyang mengernyitkan dahinya. Matanya menatap rak buku di samping meja televisi.
"Apa nantinya buku-buku ini akan diletakkan di rak itu?" tanyanya sembari menunjuk rak di samping meja televisi tersebut.

Yoongi mengangguk.

"Kalau begitu biar aku saja yang menatanya." putus Chunhyang.

"Apa tidak apa-apa?" tanya Yoongi sedikit merasa tidak enak jika harus menyuruh Chunhyang menatanya.

Chunhyang mengangguk cepat. "Tentu saja."

Yoongi sedikit berpikir sebelum akhirnya mengangguk pasrah. "Baiklah."

Chunhyang tersenyum lebar. Yang lagi lagi di balas senyum tipis oleh Yoongi.

Yoongi segera melanjutkan kegiatannya tadi. Sedangkan Chunhyang, dia dengan cepat membuka kotak tersebut. Kemudian tangannya dengan cekatan mengambil buku-buku tersebut dan menatanya.

Tangannya berhenti bergerak ketika menemukan buku tua yang sangat familiar diantara tumpukan buku-buku tersebut.

Dia meraihnya.

Kemudian memeriksanya sekali lagi.
Dia mengenal sampul buku tua ini. Di rumahnya ada satu buku yang seperti ini. Buku favorit ibunya.

Novel tua The Tale of Chunhyang.

Sedikit aneh, menemui orang yang punya novel tua Chunhyang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedikit aneh, menemui orang yang punya novel tua Chunhyang. Jika kau bukan penggila atau kolektor buku lama atau pecinta sastra, akan sangat susah menemui orang pemilik buku ini. Karena buku ini termasuk karya sastra yang langka.

"Yoongi-ssi. Bukankah ini novel Chunhyang?" tanyanya.

Yoongi menoleh. Kemudian mengangguk. Dia menghampiri Chunhyang dan mengambil buku tua itu dari tangan Chunhyang.

"Kau tahu buku Chunhyang?" tanyanya.

"Tentu saja. Aku punya satu di rumah. Ibuku sangat tergila-gila dengan kisah Chunhyang." jelasnya.

Yoongi terlihat bersemangat.
"Benarkah?"

"Ya. Memangnya kau pikir dari mana aku mendapat nama Chunhyang jika bukan karena ibuku sangat menggilai Chunhyang."

Yoongi tersenyum. Lebih tepatnya menahan tawa.

"Benar juga. Sedikit aneh melihat nama Chunhyang di jaman modern seperti ini. Ditambah lagi kau sepertinya bukan orang asli Korea."
Chunhyang mengangguk, membenarkan perkataan Yoongi.

"Kalau kau? Kau suka kisah Chunhyang?"tanyanya pada Yoongi.

"Ya."

Chunhyang membelalakkan matanya. Kagum? Kaget lebih tepatnya. Lelaki di hadapannya ini benar-benar berpenampilan swag, tetapi seleranya buku Chunhyang.

"Woooww. Kenapa? Maksudku kenapa suka kisah Chunhyang?"

"Karena dari kisah itu, kau bisa belajar bahwa Love is Universal. Kau bisa jatuh cinta pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Seperti Chunhyang dan Mongryeong."

Tbc



CHUNHYANG: The Spring Fragrance (SUGA BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang