[Bab 11]

62 9 0
                                    

"Woi, Gar! Semalem kemana aja lo?"Tanya salah seorang dari teman ku—Varo.

Aku menoleh ke arah Varo. Kemudian menaruh tas pada tempat duduk di pinggir lapangan lalu bergabung bersama teman – teman ku yang lain; Varo, Jeremy, Tara, dan Jules yang sedang bermain basket di tengah lapangan

"Nonton bokep"Jawab ku asal. Aku hanya tidak ingin mereka mengetahui tentang aku dan Alina.

"Najis lo demen nya gituan!"Ucap Jules sambil melemparkan bola basket kepada ku.

"Kaya lo ngga demen aja"Aku terkekeh kecil.

"Mesum kamu, mas"Jules bergidik ngeri melihat tatapan jahil ku.

"Ngomong - ngomong, Airel mana? Tumben itu anak belom dateng"Tanya Varo lagi. Aku hanya terdiam mendengarnya.

Semenajak dulu, aku, Varo, Jeremy, Tara, Jules, dan Airel merupakan 6 sekawan yang populer di kalangan sekolah.

Aku si ketua osis yang menawan dan ramah, Varo yang pecicilan dan mencintai dunia perfileman, Tara yang humoris dan pecinta makanan, Jules si kapten futsal dan tipikal laki – laki setia, serta Airel si kapten basket yang tampan dengan lesung pipitnya. Pesona kami masing - masing membuat kami lebih menarik dan populer.

Kebanyakan dari kami playboy, tapi berbeda dengan Jules dan Airel. Mereka lebih banyak menjomblo dan sekalinya pacaran akan berjalan dengan jangka waktu yang panjang. Sementara aku, Varo, Jeremy, dan Tara merupakan tipikal laki – laki playboy. Ingat, playboy, bukan brengsek. Itu berbeda tipis.

"Woy, bego,  jangan nanya gitu! Nanti Edgar ngambek!"Celetuk Tara tiba – tiba sambil melemparkan bola basket kepada Varo. Aku hanya diam tidak menanggapi.

"Lah emang pantat kudanil kenape?"Varo menangkap basket yang dilempar oleh Tara dan meng-shoot basket ke ring.

Kemudian Tara mendekati Varo dan membisikkan sesuatu kepadanya. Aku yakin itu mengenai Airel yang selingkuh dengan Zoe. Entah, Aku tidak perduli. Jadi, aku mengambil bola basket yang di anggurkan itu dan men-dribble nya lalu melemparkan kepada Jules.

Namun, Jules hanya menangkap bola itu dan menggenggamnya. "Jadi? Lo sama Zoe gimana sekarang?"Tanya Jules to the point.

"Gausah jadi bangsat lu pada, elah"Aku berjalan ke arah pinggir lapangan dan meraih botol minum yang aku rasa itu milik Tara.

"Dikata Tara tadi jangan disinggung lu pada malah nanya, ngatak bat emang nih kutil naga"Jeremy menoyor kepala Jules lalu mengikuti ku ke pinggir lapangan dan diikuti oleh yang lainnya.

"Sensi banget si abang. Lagian si Airel ada – ada juga sih. Itu anak kemana lagi?"Jules duduk dan mengistirahatkan kaki nya yang lelah bermain basket.

"Eh, laknat main minum aja lo"Ucap Tara membuat ku menyeringai tanpa merasa bersalah.

"Harga diri gue turun gara – gara itu anak, anjing emang"Kata ku dengan kekesalan kepada Airel.

"Udah, Gar. Relain aja. Jangan karna masalah cewe lo jadi berantem sama dia"Varo menasihati ku dengan ucapan bijak nya itu.

"Perbedaan tak seharusnya membuatmu berpisah, karena seharusnya perbedaan menyadarkanmu bahwa kamu dan dia saling membutuhkan"Timpal Jeremy.

"Ga ada hubungannya, bego"Ucap ku pada Jeremy.

"Pasti ngambil dari google"Ujar Tara sambil menaruh bokongnya di sebelah Jules. Lalu direspon dengan kekehan Jeremy

"Eh, tuh si Airel dateng"Tiba – tiba perkataan Varo membuat ku sedikit berapi – api, aku mengikuti arah telunjuk Varo. Dan, aku melihat seorang laki – laki dengan gaya sok cool nya itu berjalan ke arah kami.

Alina Untuk EdgarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang