[Bab 1]

227 14 8
                                    

"Ini aku, si gadis sederhana yang mencintai Edgar dalam diam"

Namaku Alina Catherine Brahmanto, bukan seorang gadis sosialita, atau yang hidupnya seperti dalam dongeng. Aku hanyalah gadis sederhana, yang memiliki keluarga tidak harmonis, serta tanpa ada sosok ibu yang hangat dan penyayang. Aku hanyalah gadis sederhana yang mencintai dunia musik dan art sebagai pelarian ku dari dunia yang menyedihkan ini. Dan aku hanyalah seorang gadis sederhana yang mencintai Edgar Pangestu dalam diam.

***

Aku melangkahkan kakiku memasuki kantin yang mulai ramai karna beberapa menit yang lalu bel istirahat sudah berbunyi. Baru saja ingin membeli nasi goreng, tiba-tiba aku mengurungkan sebentar niat ku ketika melihat meja makan yang berada di tengah, Edgar dengan pacar barunya, Zoe, dan beberapa temannya sedang mengobrol ringan.

Dari kejauhan, aku melihat Zoe yang melingkarkan tangannya pada lengan Edgar. Zoe Marshanda; ketua mading, cantik, sosialita, famous, dan ya tentunya merupakan incaran yang bagus untuk seorang playboy seperti Edgar.

Disela-sela memperhatikan Edgar, tiba-tiba dia menoleh ke arahku. Untung saja, dengan sigap aku bisa langsung menoleh ke arah lain dan langsung di kagetkan oleh wajah Rei, sahabat karib ku yang ternyata sudah berdiri di depan aku sedari tadi.

"Udah beli makannya?"Tanya Rei. Aku rasa Rei sudah selesai membeli makanannya. Terlihat dari tangan kanannya yang menggenggam satu nasi karage  dengan air mineral dipegang oleh tangan kirinya.

"Eh?Oh, iya belum. Ini mau beli"Jawabku dengan sedikit gelagapan.

"Mau beli makan apa ngeliatin Edgar, sih?"Sindir Rei yang membuatku berdecak kesal.

"Apaan sih, Rei. Ini mau beli makan, kok"Aku langsung mencubit Rei pelan dan menghampiri stand nasi goreng dengan lincah.

Tiara Reinara Adjisto adalah sahabat karib ku, yang sudah menemaniku hampir dua semester belakangan ini di SMA Garuda Nasional. Rei lah yang menjadi tempat meringankan beban ku di saat aku sedang memiliki banyak masalah, Rei yang menerima semua kekecewaan, kesedihan, dan kemarahan yang aku alami.

"Jadi, siapa gandengan barunya Edgar?"Tanya Rei sambil berjalan berdampingan denganku.

"Zoe Marshanda. Ketua mading, cantik, pinter, kaya, hmm-ya gitu, deh"jawabku dengan malas.

"Mau sampe kapan, Al?"Tanya Rei kembali sambil duduk bersila di lapangan belakang.

"Maksudnya, R?"Tanyaku balik dengan bingung sambil mengikuti Rei duduk berhadapan dengannya.

"Mau sampe kapan lo kaya gini terus? Ngeliatin Edgar, sayang sama dia dari jauh, diam-diam terluka, dan-ya you know"Jelas Rei dan hanya di jawab dengan tarikan nafas yang cukup dalam oleh ku.

"At least show him, Al. Lo gabisa terus-terusan diam di dalam bayangan lo sendiri kan? Ngga ada yang akan berubah sampe lo berusaha ngeliatin ke dia kalo lo sayang sama dia, Al"Rei menasihatiku dengan sedikit belas kasih tercurah di mata hitam pekatnya itu.

"I-I don't know, R. Nyatanya, gue ngga seberani itu"Jawab ku pada akhirnya sambil menunjukkan senyum tipis yang sebenarnya dipaksakan.

***

"Al, gue pulang duluan ya?"Pamit Rei setelah selesai menyimpan bukunya dalam loker.

"Hati - hati di jalan, Rei"Jawab ku tanpa mengalihkan pandangan dari loker.

"Oke, see you tomorrow, A"Rei melambaikan tangannya dan berlalu pergi.

Aku kembali masuk dalam kelas, duduk di kursi meja guru dan membuka sosial media ku selagi menunggu waktu rapat osis yang akan di mulai sekitar 30 menit lagi. Baru saja membuka salah satu aplikasi sosmed-ku, sudah terpampang foto Zoe dan Edgar bermesraan di timeline instagram ku. Tertera disana di post oleh akun milik Zoe. Rasanya aku ingin marah, sedih, kecewa. Tetapi siapa aku? Hanya ... bukan siapa - siapa. 

Alina Untuk EdgarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang