Siang ini ketika sedang menyimpan buku – buku ku di dalam loker, aku kembali menemukan sesuatu yang menarik; secarik kertas berwarna biru yang terletak dalam sebuket coklat dalam kemasan bunga. Aku meraih kedua benda itu. Tersenyum geli dalam hati. Entah siapa yang mengirim ini, tetapi jika 'dia' memang berusaha untuk mencari perhatian ku, 'dia' berhasil.
Sebuket coklat berbalut kain warna biru berhias 2 bunga tulip berwarna putih dan merah itu membuat aku tersenyum manis. Kemudian, aku beralih pada kertas yang menempel pada buket itu.
Don't you know?
You are same as Tulip
Beautiful to look at
But, keep a million msystery
Behind those petals
Don't be curious for who am I
I always near you; you are the one who far
P.S : Find the meaning of the blue and white tulip!
Aku mengernyitkan kedua alis ku. Kalimat dua dari terakhir berbunyi sama dengan salah satu kalimat yang ada dalam kertas yang aku dapat kemarin.
Artinya dia adalah orang yang sama dengan orang yang kemarin mengirimkan aku novel. Sungguh aneh orang yang mengirimkan ini. Untuk apa juga dia membelikan hal – hal seperti ini untuk ku?
Aku menggelengkan kepala. Kemudian menutup loker ku. Tetapi, tiba – tiba kertas itu jatuh. Ketika aku berniat untuk meraihnya, aku melihat sebuah kalimat tersembunyi di halaman yang berbeda.
Clue kedua : gue terkenal banget di sekolah
Aku memiringkan kepala ku, berusaha mencerna kalimat itu baik – baik. Apa maksudnya dari clue kedua? Apakah dia pernah memberikan aku clue pertama?. Sejenak, aku berpikir. Kertas yang kemarin! Gue belom liat halaman sebaliknya!.
Setelah pikiran itu terlintas dalam benak ku, aku langsung berlari ke luar sekolah. Berharap – harap aku sudah di jemput. Sehingga aku bisa pulang cepat dan mengecek kertas kemarin. Pasti orang itu sudah memberikan clue pertama kepada ku. Entah permainan apa yang aku lakukan sekarang, tapi, ini semakin menarik untuk ku.
***
Sesampainya di rumah, aku langsung berlari ke kamar. Tanpa memperdulikan bibi yang memanggil – manggil ku untuk meminum jus seperti biasa. Dengan gerakan cepat, aku mencari – cari kertas kecil kemarin. Di lemari buku – buku, di laci meja belajar, di meja rias, di seluruh sudut kamar ku. Tapi, nihil. Tidak ada tanda – tanda kehadiran kertas berwarna pink itu.
Aku menghela nafas lalu duduk di tepi ranjang. Mengelap wajah yang sedikit kepanasan ini. Tiba – tiba bibi datang dan mengagetkan aku.
"Non, minum dulu ini jus nya atuh"Ucap bibi sambil menyodorkan jus alpukat dicampur dengan susu coklat. Bibi memang nomor satu dalam hal menjaga kesehatan ku.
Aku tersenyum, mengambil jus itu dari tangan bibi lalu meneguknya sampai habis. "Makasih, bi"Kata ku sambil mengembalikan gelas yang sudah kosong itu kepada bibi.
"Iya, non. Emang non kenapa langsung naik ke atas teh? Tumben banget"Tanya bibi sambil menerima gelasnya.
"Alina nyari kertas kecil warnanya pink, bi. Kemarin Alina taruh di meja. Tapi, udah ngga ada sekarang"Jawab ku dengan sedikit kepasrahan.
"Ohh, kertas itu, non? Bibi udah buang tadi, di kira teh udah ngga dibutuhin"
"HAH?!"Aku menelan saliva ku. Bagaimana jika aku kehilangan clue pertama dari orang itu?

KAMU SEDANG MEMBACA
Alina Untuk Edgar
Novela JuvenilKetika dunia hanya menyediakan kepahitan setiap harinya, Alina Catherine tidak pernah menyerah. Dia terus berjuang dalam hidupnya yang menyedihkan. Sampai satu kejadian membawa Alina bertemu dengan seseorang yang menjadi alasan dia hidup, alasan dia...